Jajal Wuling Almaz Hybrid di Sirkuit Formula E: Kabin Makin Senyap, Mesin Makin Sigap

Ototest

Jajal Wuling Almaz Hybrid di Sirkuit Formula E: Kabin Makin Senyap, Mesin Makin Sigap

Luthfi Anshori - detikOto
Selasa, 08 Nov 2022 19:03 WIB
Wuling Almaz Hybrid
Ototest Wuling Almaz Hybrid di Sirkuit Formula E Jakarta. Foto: Dok. Wuling Motors
Jakarta -

Wuling Motors memberi kesempatan kepada awak media untuk menjajal performa mobil SUV elektrifikasi terbarunya, Almaz Hybrid. Tak tanggung-tanggung, first drive ini dilaksanakan langsung di Sirkuit Formula E Jakarta, Ancol (4/11/2022). Seperti apa sensasi awal mengendarai mobil ini?

Pertama dari sisi driving position-nya, tampak tidak jauh berbeda dengan pendahulunya. Masih tetap berasa elegan dan mewah, dengan dukungan jok yang bisa diatur secara elektrik melalui tombol yang ada di samping bawah. Selain itu, setirnya juga bisa diseting naik-turun dan maju-mundur.

Kami juga merasakan nuansa kabin yang lebih lapang berkat penggunaan material Warm Beige Leather Seats yang cerah. Kalau mau nuansanya lebih lega lagi, bisa membuka Panoramic Sunroof. Kesan futuristis juga tersaji berkat penggunaan layar besar di dashboard berukuran 10,4 inci.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kesempatan ini kami diberi jatah melahap Sirkuit Formula E Jakarta menggunakan Almaz Hybrid sebanyak dua putaran. Tentu bagi yang tidak terbiasa, perlu menghafalkan lebih dahulu layout dan racing line sirkuit ini pada lap pertama.

Usai melakukan orientasi sirkuit, kami mulai melakukan pengetesan. Pada pengetesan pertama, detikOto menjajal performa mesin 4 silinder 1.999 cc, yang dikombinasi dengan motor listrik dan baterai pada lintasan sepanjang 600 meter. Hasilnya, dalam waktu singkat diperoleh kecepatan maksimal hingga 100 km/jam, sebelum dilakukan hard braking saat memasuki tikungan pertama yang cukup patah.

ADVERTISEMENT

Wuling Almaz dibekali mesin 1.999cc, naturally aspirated, 4 silinder segaris, atkinson cycle. Mesin tersebut menghasilkan daya maksimal 123 dk pada rpm 5.600 dan torsi sebesar 168 Nm pada rentang 4.000-4.400 rpm.

Selain itu, terdapat juga motor listrik, berlabel Permanent Magnet Synchronous Motor yang bisa menghasilkan tenaga 174 dk dan torsi 320 Nm. Mesin ini disambungkan dengan sistem transmisi Dedicated Hybrid Transmission (DHT). Sementara baterainya, pakai Ternary lithium-ion (NMC) kapasitas 1,8 kWh dengan Voltase 355V.

Dengan tenaga sebesar itu dan dikombinasi dengan sistem transmisi DHT, tenaga mobil ini cukup sigap di putaran awal. Tak hanya itu, tenaga juta terus mengisi hingga putaran tengah.

Pengetesan selanjutnya adalah mencoba berbagai mode berkendara yang ada di Almaz Hybrid. Seperti diketahui, mobil ini dilengkapi tiga mode berkendara, yaitu EV Mode, Series Hybrid, dan Hybrid Parallel.

Sayangnya, mode berkendara tersebut tidak bisa dipilih secara manual, jadi sistem yang akan memilih secara otomatis, mana mode berkendara yang sesuai dengan kebutuhan.

Saat detikOto melaju di kecepatan rendah sekira 30 km/jam, yang bekerja adalah fitur EV Mode. Artinya, yang bekerja hanya motor listriknya saja. Lalu saat pedal gas diinjak lebih dalam lagi dan kecepatannya bertambah tinggi, Series Hybrid Mode mulai bekerja, di mana motor listrik bekerja memutar roda dan mesin bekerja untuk menyuplai daya ke baterai.

Menurut Product Planning Wuling Motors Indonesia, Danang Wiratmoko, mode berkendara Wuling Almaz Hybrid akan dipikirkan secara otomatis oleh sistem. Yang menjadi variabel pertimbangannya ada tiga, pertama kecepatan, kedua kondisi baterai, dan ketiga kebutuhan torsi.

Wuling Almaz HybridFirst drive Wuling Almaz Hybrid Foto: Dok. Wuling Motors

Lalu pada kondisi apa ketiga mode berkendara itu akan bekerja? "Kalau EV mode secara umum dia akan bekerja di kecepatan rendah dan ketika baterainya ada di atas ambang batasnya. Jadi kalau baterainya cukup, kecepatan rendah, dan kebutuhan torsi nggak tinggi, itu dia akan aktif EV mode duluan," kata Danang.

"Baru nanti, misalnya kita menambah kecepatan, atau baterainya setelah menempuh jarak jauh levelnya turun di bawah ambangnya, dia akan switch secara otomatis, engine akan nyala tetapi tidak langsung dihubungkan ke roda untuk menggerakkan, melainkan engine akan berperan sebagai pengisi baterai atau generatornya. Jadi secara umum penggerak yang diutamakan adalah motor listriknya, kecuali dalam kondisi-kondisi tertentu di mana si sistem itu menilai bahwa yang paling efisien dalam kondisi itu adalah engine doang. Nah dia akan disconnect baterai, dan pakai engine aja," tambah Danang.

Pada pengetesan ini panitia juga menyediakan halang rintang untuk membuat simulasi mengemudi secara zig-zag. Hasilnya, mobil ini masih cukup nyaman dan stabil saat digunakan untuk slalom. Terlebih feedback setirnya juga cukup ringan dan sigap. Selain itu, kabin Almaz Hybrid ini juga cukup kedap saat digunakan di lintasan sirkuit.

Oh iya, pada pengetesan ini tidak mencakup uji konsumsi bahan bakar. Sebab tes hanya dilakukan di sirkuit dengan total jarak tak sampai 5 km. Sehingga perlu dilakukan pengetesan sebagai kendaraan harian buat mengetahui sejauh mana efisiensi bahan bakar di Almaz Hybrid.




(lua/din)

Hide Ads