Wuling Almaz Disuntik Hybrid, Seberapa Irit Konsumsi Bahan Bakarnya?

Wuling Almaz Hybrid resmi diperkenalkan di Indonesia pada awal November 2022. Mengusung kombinasi mesin bensin dan motor listrik, Almaz Hybrid tentu memiliki performa konsumsi bahan bakar yang lebih irit dibanding mobil bermesin bensin. Berapa kilometer per liter klaimnya?

"Sebenarnya di headquarters juga sudah dilakukan semacam studi ya, menggunakan cycle-nya NEDC (New European Driving Cycle) itu diperoleh hingga 19 km/liter," kata Product Planning Wuling Motors Indonesia, Danang Wiratmoko di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Ancol, Jakarta (3/11/2022).

Sebagai informasi, Wuling Almaz Hybrid dibekali mesin 1.999cc, naturally aspirated, 4 silinder segaris, atkinson cycle. Mesin itu mampu menghasilkan daya maksimal 123 dk pada 5.600 rpm dan torsi puncak 168 Nm pada rentang 4.000-4.400 rpm.

Selain itu, terdapat motor listrik Permanent Magnet Synchronous Motor yang mampu menghasilkan tenaga 174 dk dan torsi 320 Nm. Mesin ini dikombinasi dengan sistem transmisi Dedicated Hybrid Transmission (DHT). Sementara untuk baterainya, pakai Ternary lithium-ion (NMC) berkapasitas 1,8 kWh dengan Voltase 355V.

Wuling Almaz Hybrid meluncur di Indonesia dengan harga Rp 470 juta Foto: Luthfi Anshori/detikOto

Almaz Hybrid juga punya tiga mode berkendara, yaitu EV Mode, Series Hybrid, dan Hybrid Parallel. Ketiga mode berkendara tersebut akan memilih otomatis mode berkendara yang sesuai dengan kebutuhan. Jadi tidak bisa diatur sendiri oleh pengendara.

"Jadi sistem di mobil ini akan mendeteksi atau dia akan mencari tahu, input beberapa variabel. Yang pertama, seberapa persen isi baterainya. Kemudian dia sedang jalan di kecepatan berapa. Lalu pengemudinya, akseleratornya minta tambahan torsi atau tidak, itu nanti akan dihitung sama mesinnya. Ketika salah satu kondisinya tercapai, mobil itu bisa jalan dengan baterai saja atau EV mode," sambung Danang.

"Secara umum, kecepatannya di bawah 40 km/jam, itu dia akan masuk ke EV mode. Tapi tentu saja itu nggak cuma kecepatan yang berpengaruh terhadap mode-modenya. Selain kecepatan juga ada beban, kondisi baterai dan lain sebagainya," tambahnya lagi.

"Dalam kondisi yang optimal, baterai kondisi penuh, terus masuk ke EV mode. Dia kira-kira bisa jalan 1-2 km, setelah itu engine akan nyala secara otomatis untuk mengisi ulang baterainya. Tetapi penggerak utamanya sebenarnya adalah si motor listrik. Jadi kalau baterainya sedang kekurangan daya, nanti engine-nya akan memprioritaskan untuk mengisi baterainya, kemudian prioritas penggerak utamanya adalah si motor listrik," tukas Danang.