Kenapa Mobil FWD Suka Selip di Tanjakan?

Kenapa Mobil FWD Suka Selip di Tanjakan?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Kamis, 26 Agu 2021 18:34 WIB
Mobil Xpander Tak Kuat Nanjak Sitinjau Lauik
Mobil Xpander selip saat melewati tanjakan Sitinjau Lauik. Foto: Youtube Sitinjau Lauik Truck Video
Jakarta -

Mobil-mobil yang dijual di Indonesia ditawarkan dengan beragam sistem penggerak. Yang paling umum adalah mobil penggerak roda depan atau front wheel drive (FWD) dan penggerak roda belakang atau rear wheel drive (RWD).

Masing-masing jenis penggerak mobil itu memiliki keunggulan. FWD dinilai cocok untuk mobil perkotaan, sementara RWD untuk mobil yang digunakan di banyak tanjakan.

Banyak yang menyebut mobil FWD sering selip di tanjakan. Apalagi saat stop and go di tanjakan curam, ban depan sering terjadi selip. Kenapa?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"FWD di tanjakan-tanjakan begini, kalau tanjakan curam ada kecenderungan dia spin. Karena ada namanya weight shifting, pergeseran bobot, bobot bertumpu di roda belakang. Sehingga roda depan akan ngambang," kata praktisi keselamatan berkendara sekaligus Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, kepada detikcom, Kamis (26/8/2021).

"Mobil FWD dalam kondisi elevasi tinggi bertumpu ke belakang, sedangkan dia penggerak roda depan, otomatis roda depan ketika terjadi pergerakan ada kecenderungan selip. Karena dia lepas traksinya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Meski begitu, Jusri memastikan mobil-mobil FWD pun bisa menaklukkan jalan menanjak asal pengendaranya bisa menanganinya. Apalagi, tim R&D pabrikan pasti sudah melakukan berbagai pengujian sebelum mobil itu dipasarkan.

"Semua R&D yang sudah berani go public berani memasarkan pasti betul-betul sudah ngetes," katanya.

Jusri mengatakan, dalam menaklukkan tanjakan baik menggunakan mobil FWD maupun RWD yang paling penting adalah menjaga momentum. Caranya, mengindikasikan segala situasi dari awal. Salah satunya dengan menjaga jarak.

"Dia harus bergulir terus. Kalau dia lihat ada mobil dekat-dekat situ, truk misalnya, pasti akan memperlambat momentum. Jadi harus jaga jarak, supaya tidak sampai berhenti di tengah tanjakan tadi. Kemudian pakai gigi yang pas," katanya.

"Usahakan jangan melakukan perlambatan saat menanjak. Caranya jaga jarak dari jauh, supaya tidak melakukan perlambatan. Kalau terlalu mepet, pasti dia akan melakukan perlambatan ketika kendaraan di depan melakukan perlambatan atau berhenti. Jaga jarak supaya terus memelihara momentum," sebutnya.

"Pergerakan itu akan menimbulkan momentum. Sehingga momentum ini akan membuat bobot kendaraan jadi lebih enteng karena ada gerakan momentum bukan gerakan dari mesin saja. Artinya beban mesin jadi lebih rendah."




(rgr/din)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads