Nangoi mengatakan, turunnya penjualan mobil di awal 2020 turut dipengaruhi oleh pandemi virus bernama COVID-19. Disebutkan, virus corona turut berdampak terhadap ekonomi.
"Kalau kita lihat terutama sektor pariwisata, sektor pariwisata aja, kayak Bali, Manado, semua tempat boleh dikatakan terpukul. Apalagi dengan kejadian minggu lalu ada pejabat yang terkena (positif COVID-19), kemudian ada tempat-tempat wisata yang ditutup segala macam, ini terus terang aja mempengaruhi (industri otomotif)," kata Nangoi, kepada detikOto, Selasa (17/3/2020).
Menurut Nangoi, biasanya penjualan bus untuk kendaraan wisata selalu ada. Namun, karena sektor pariwisata ikut terpukul, penjualan bus pun berkurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya lihat di Januari-Februari ini penjualan kendaraan bus untuk angkutan wisata itu yang biasanya setiap bulan dan setiap saat itu ada, sekarang hilang," ujarnya.
"Kemudian, coba kita lihat sektor mining itu juga turun karena ekspor kita juga terganggu di beberapa negara menghentikan. Apalagi ada dampak yang namanya minyak turun, itu juga akan mempengaruhi kita punya ekspor batu bara. Jadi yang begini-begini ini terus terang aja mengakibatkan gangguan lah. Gangguan ini berdampak pada industri otomotif," sebut Nangoi.
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!