Pemerintah Kasih 'Subsidi' Buat Kendaraan Listrik, Apa Faedahnya?

Pemerintah Kasih 'Subsidi' Buat Kendaraan Listrik, Apa Faedahnya?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Kamis, 09 Mar 2023 13:25 WIB
Pameran otomotif IIMS 2023 telah dibuka. Selain dapat melihat deretan mobil dan motor terbaru, pengunjung juga dapat menjajal langsung motor listrik.
Motor listrik (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Pemerintah telah mengumumkan program insentif untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Menurut Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB), pemberian insentif untuk kendaraan listrik ini membawa banyak manfaat. Mulai dari manfaat bidang ekonomi, kondisi lingkungan, sampai kesehatan.

"Kalau kita adopsi teknologi kendaraan listrik berbasis baterai, maka ada manfaat-manfaat yang akan kita nikmati di masa yang akan datang," kata Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (8/3/2023).

Menurut pria yang akrab disapa Puput, ada lima manfaat dari pemberian insentif kendaraan listrik atau disebut sebagai bantuan pemerintah. Pertama, dari pemberian insentif ini, devisa negara justru bisa diselamatkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam konteks ini, pemerintah mempercepat adopsi 1,2 juta sepeda motor listrik. Maka itu akan bisa menyelamatkan devisa negara antara Rp 27,5 triliun hingga Rp 55 triliun," ucap Puput.

Adapun devisa negara yang bisa diselamatkan itu adalah anggaran yang biasanya digunakan untuk impor BBM selama ini. Menurut Puput, adopsi motor listrik, misalnya dengan jumlah 1,2 juta unit serta merta akan menyelamatkan Rp 27,5 T hingga Rp 55 T devisa negara yang selama ini digunakan untuk impor minyak. Subsidi sepeda motor listrik sebesar Rp 7,8 T mampu menyelamatkan devisa negara senilai 3,5 sampai dengan 7 kali lipat dari total besaran subsidi tersebut.

ADVERTISEMENT

Yang kedua menyangkut kesehatan. Menurut Puput, masyarakat terutama yang tinggal di kota besar terdampak kesehatan. Banyak yang terdampak penyakit pernafasan, kanker nasofaring, jantung koroner, dan lain-lain dengan biaya pengobatan Rp 38,5 T (2010) dan Rp 51,2 T (2016), sehingga berdampak pada defisitnya BPJS Kesehatan yang baru surplus pada 2020/2021 dan diprediksi kembali akan defisit pada 2024.

"(Penerapan kendaraan listrik) ini solusi untuk menekan atau menggerus beban biaya berobat yang saat ini dikeluarkan masyarakat yang terdampak penyakit akibat pencemaran udara," kata Puput.

Manfaat ketiga adalah memitigasi 1,23 juta ton CO2 per tahun. Menurut Puput, angka nasional beban emisi CO2 sepeda motor adalah yang tertinggi di antara moda transportasi jalan raya lainnya yaitu menyumbang 104,2 juta ton/tahun (41%); sementara di JABODETABEK menyumbang 2,6 juta ton (18%) atau tertinggi ke-3 setelah truk dan bus.

"Nah Rp 7,8 T subsidi motor listrik ini serta merta juga akan memitigasi emisi CO2 hingga 1,23 juta ton/tahun," sebut Puput.
Keempat menyelamatkan kelebihan tenaga listrik yang telah diproduksi. Puput menilai, dengan penerapan kendaraan listrik ini, kelebihan tenaga listrik yang telah diproduksi bisa dimanfaatkan dengan baik.

"Selama ini ada tenaga listrik yang tak dapat digunakan (excess power) sebesar 36,32 TWh/tahun, yaitu kelebihan tenaga listrik terutama di malam hari di mana total pemakaian tenaga listrik jauh dari beban puncak yang diproduksi oleh PLN. Padahal excess power ini mampu melistriki sekitar 7,45 unit rumah sederhana dengan daya 900 watt/unit selama setahun penuh. Apabila excess power ini dimanfaatkan untuk mengecas kendaraan listrik, maka dapat memenuhi kebutuhan energy selama setahun penuh atas operasional 25,4 juta unit sepeda motor, 295,7 ribu unit bus dan 3,7 juta unit mobil," katanya.

Terakhir, adopsi kendaraan listrik bisa mengkonservasi 23,27 juta kiloliter BBM. Pemanfaatan excess power dengan adopsi 1,2 juta unit sepeda motor listrik ini menyelamatkan pasokan BBM sebesar 426,6 ribu KL/tahun dengan nilai antara Rp 21,33 T hingga 42,67 T untuk kurun 5-10 tahun. Hal ini berarti penyelamatan 23,27 juta KL BBM dengan nilai Rp 1.982 T hingga Rp 3.965 T untuk 5-10 tahun apabila pemanfaatan keseluruhan excess power ini terealisasi.

"Menjadi kecil kan kalau pemerintah berinvestasi Rp 7,8 triliun sebagai insentif untuk kendaraan listrik. Dengan investasi Rp 7,8 triliun, untuk 1,2 juta unit sepeda motor, pemerintah akan memetik banyak manfaat. Totalnya sangat besar, mulai dari devisa negara terselamatkan, biaya berobat masyarakat menurun, total CO2 bsia ditekan, excess power bisa diselamatkan, dan terakhir mengkonservasi 23,27 juta KL BBM," ujarnya.




(rgr/dry)

Hide Ads