Salah Kaprah Sopir Bus, Maunya Irit Solar Malah Bikin Rem Blong

Salah Kaprah Sopir Bus, Maunya Irit Solar Malah Bikin Rem Blong

Ridwan Arifin - detikOto
Jumat, 19 Mar 2021 13:53 WIB
Rem Blong, Bus Nyungsep ke Jurang Tasikmalaya
Ilustrasi rem bus ngeblong Foto: Deden Rahadian
Jakarta -

Kelalaian manusia dan pemahaman yang keliru tentang teknologi bus bisa menyebabkan kecelakaan. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan kecelakaan yang disebabkan rem blong disebut juga karena salah kaprah sopir bus untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM).

"Banyak pengemudi ternyata 'kalau saya pakai exhaust brake itu solar saya boros, mesinnya gampang rusak', itu pengertian yang salah," kata Soerjanto dalam acara Accident Review Forum "Keselamatan Kelistrikan Mobil Bus", Kamis (18/3/2021).

Alih-alih menghemat BBM, malah membuat bus celaka. Sebab pengemudi mengantisipasi turunan dan tikungan tajam hanya dengan menggunakan service brake atau rem utama. Risiko yang akan muncul adalah brake fading atau rem blong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga pengemudi pakai gigi tinggi untuk irit solar, dia main rem service brake atau rem utama, sehingga ketika melewati turunan panjang kehabisan angin, atau terjadi brake fading," ungkap Soerjanto.

Dengan exhaust brake, bisa dipakai pengemudi pakai saat jalan menurun dan membantu meringankan kerja rem utama.

ADVERTISEMENT

"Karena pengemudi tidak tahu hal tersebut, sehingga dia tidak mau pakai exhaust brake untuk tambahan pengereman ketika turunan panjang," tambahnya.

Masih bicara seputar pengereman, Soerjanto mengatakan tak jarang masih ada pengemudi yang salah kaprah dengan sistem ABS.

"Banyak pengemudi beranggapan dengan ABS ini rem saya lebih pakem, itu pengertian yang kebalik. Justru dengan ABS jarak pengeremannya lebih panjang. Keuntungan ABS, bannya tidak lock masih bisa disetir," ungkap Soerjanto.

"Banyak pengemudi 'pak ini pakai ABS', sehingga bus sama bus nempel jaraknya hanya 1 meter kecepatannya 100 - 120 km, karena dia berpikir karena ABS lebih pakem. Nah kepikir yang kebalik, hal-hal kayak gini yang jadikan fatal," ungkap Soerjanto.




(riar/din)

Hide Ads