Jakarta -
Pemprov DKI Jakarta mendapatkan hibah 50 motor listrik dari PT Paiton Energy. Pemrov DKI mulai mendukung penggunaan kendaraan bertenaga listrik demi menciptakan lingkungan udara yang bersih.
Kemarin, Kamis (13/12/2018), Pemprov DKI Jakarta mulai mendapatkan 50 unit motor listrik
Viar Q1.
Motor listrik itu akan disebar ke tiga titik seperti Kebun Binatang Ragunan, Monas, dan Dinas Teknis Jatibaru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan digunakannya motor listrik sebagai kendaraan operasional Pemprov DKI Jakarta diharapkan masyarakat dapat melihat dan lebih mengenal manfaat dari motor listrik. Terlebih, motor listrik juga tidak mengeluarkan emisi gas buang seperti kendaraan konvensional yang banyak beredar saat ini.
Berikut ulasan berita mengenai Pemprov DKI Jakarta yang mulai menggunakan motor listrik sebagai kendaraan operasional.
Asisten Deputi Gubernur Bidang Transportasi Setda DKI Sunardi Sinaga memaparkan, langkah tersebut diambil guna memantik masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik.
"Ini adalah langkah awal yang besar bagi Indonesia dengan menyebarkan 50 motor listrik Viar Q1 ke Ragunan (20 unit), Monas (20 unit), dan Dinas Teknis Jatibaru (10 unit) untuk digunakan sebagai kendaraan operasional. Ke depan diharapkan orang-orang umum mulai tertarik menggunakan ini guna bumi yang lebih baik," ujarnya di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Motor listrik tersebut dibawa oleh PT Paiton Energy sebagai program CSR di DKI Jakarta. Disediakan pula dua stasiun pengisian listrik bertenaga surya dan 3 stasiun pengisian listrik.
"Saya harap dengan hal ini, penggunaan kendaraan listrik dapat lebih berkembang," kata Sunardi.
DKI Jakarta beberapa waktu lalu disebutkan menjadi salah satu kota dengan pencemaran udara terbesar. Untuk menekan pencemaran udara, dibutuhkan langkah tepat. Salah satunya menggunakan kendaraan ramah lingkungan, seperti motor listrik.
Sunardi yang mewakili Gubernur Anies Baswedan yang berhalangan hadir menguraikan, langkah tersebut diambil guna memicu masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik.
"Ini lompatan besar, dengan menggunakan listrik ini merupakan lompatan besar yang harus kita dukung terus. Ini demi kebaikan masyarakat untuk saving energy dan mengurangi emisi gas buang. Kita tahu Jakarta beberapa waktu lalu tingkat pencemarannya terbesar, pernah nomor 1 di dunia," ungkap Sunardi kepada wartawan di Ragunan, Jakarta Selatan, (13/12/2018).
"Kita harus tanam juga dalam pikiran bahwa harus bertanggung jawab menjaga alam, kualitas udara kita," lanjut Sunardi.
Sehingga, menurutnya menggunakan motor listrik adalah sebagai misi menyelamatkan dunia.
"Di Indonesia, kendaraan roda dua itu mencapai 14 jutaan unit. Bayangkan bila semuanya sudah beralih ke kendaraan listrik. Berapa biaya yang dapat kita redam dan lingkungan juga bakal bersih. Jadi saya pikir arahnya itu adalah bagaimana caranya kita menyelamatkan bumi," kata Sunardi.
Tentu untuk melakukan hal tersebut harus ada beberapa hal yang patut diperhatikan. Mengingat, menurutnya, pelaksanan percepatan kendaraan listrik di Indonesia masih lamban.
"Harus ada beberapa hal yang dilengkapi seperti supply energi. Nanti harus ada spot khusus untuk pengisian daya kendaraan listrik. Sistemnya harus disiapkan. Saya kira, penerapan percepatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia kurang cepat," ujar Sunardi.
Sunardi mengatakan pemilihan operasional kendaraan motor di tempat wisata seperti Kebun Binatang Ragunan dan Monumen Nasional bisa memicu ketertarikan pengunjung.
"Ragunan sama Monas jadi objek pertama dibikin, masyarakat bisa lihat. Ini akan terus berkembang, mungkin membuat masyarakat terus berminat untuk digunakan di jalan raya," ungkap Sunardi.
Lebih lanjut ia berharap agar kendaraan listrik yang berseliweran di Jakarta tak hanya motor, ke depan kendaraan roda empat bertenaga listrik mulai mengisi jalanan Ibu Kota.
"Kita harapkan dari sini berkembang bukan hanya sepeda motor, kita galakkan sampai ke mobil. Kalau ini terus secara continue dilakukan, penghematan energi juga di Indonesia akan semakin baik," kata Sunardi.
Sunardi percaya bahwa kendaraan listrik merupakan salah satu solusi untuk mengurangi efek rumah kaca di Indonesia. Sehingga diharapkan penggunaan motor dan mobil lisrik tidak hanya untuk pribadi saja tapi juga kendaraan umum.
"Memang tak dapat serta-merta kendaraan listrik dapat diterapkan secara masif. Sistem hingga tempat pengisian baterai harus diperbincangkan. Namun ke depannya, saya harapkan kendaraan listrik tidak hanya digunakan oleh pribadi saja tapi juga transportasi umum," ucapnya.
"Yah, mungkin angkot atau bus gitu (kendaraan listrik), Jadi polusinya berkurang," lanjut Sunardi.
Di lain sisi, guna mempercepat era kendaraan listrik pemerintah sedang mengupayakan menyelesaikan Peraturan Presiden (Perpres) tentang kendaraan listrik. Diwacanakan, payung tersebut akan mulai ditanda tangani pada awal 2019.
"Targetnya awal 2019, makin cepat makin bagus. Karena sudah semakin menggeliat kencang di Indonesia mobil listrik," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Dia mengatakan draf Perpres tersebut sekarang sedang 'dikoreksi' oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim). Sebelumnya draf Perpres telah melewati proses kajian panjang di beberapa Kementerian, termasuk Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Perindustrian.
"Saat ini sedang dalam penyelarasan. Dari ESDM sudah, Perindustrian sudah, sekarang sedang diselaraskan di Kemenkomaritim," kata Moeldoko.
Halaman Selanjutnya
Halaman
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!