Kecelakaan maut terjadi di jalur contraflow tol Jakarta-Cikampek, kemarin. Akibat kecelakaan itu, sebanyak 12 orang meninggal dunia.
Awalnya, Mobil Gran Max yang berada di jalur contraflow hendak menepi di bahu jalan, dan masuk ke jalur berlawanan yang mengarah ke Jakarta. Kemudian, sebuah bus dari arah Cikampek tak bisa menghindari kendaraan Gran Max itu, hingga akhirnya terjadi kecelakaan sampai mobil GranMax terbakar.
Kecelakaan maut dua mobil dan satu bus di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek (Japek) menyebabkan 12 orang meninggal dunia. Korban tewas terdiri dari tujuh pria dan lima perempuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Instruktur & Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menyebut bahwa jalur contraflow itu adalah koridor neraka. Sebab, meleng sedikit dari jalur contraflow bisa berakibat fatal.
Maka dari itu, harusnya pengendara mempersiapkan segala hal untuk masuk jalur contraflow. Jangan sampai kendaraan, pengendara maupun penumpang mengalami masalah sehingga harus berhenti darurat.
"Sebaiknya mindset kita adalah bagaimana jangan trouble. Oleh karena itu ketika mau masuk ke contraflow yang menjadi koridor paling berbahaya dalam rekayasa lalu lintas yang ada, ada 3 persyaratan. Yaitu pengendaranya harus fit, bugar, tidak dalam keadaan letih. Kemudian kendaraan harus dalam kondisi fit, tidak ada kemungkina trouble-trouble. Kemudian penumpang juga harus paham bahwa saat di koridor tadi mereka harus tidak macam-macam, tidak bisa melakukan sesuatu atau keinginan seperti di jalur normal. Karena ruang yang sempit, ruang yang terbatas, dan lalu lintas dari arah berlawanan itu berdampingan dengan mereka," jelas Jusri kepada detikOto, Selasa (9/4/2024).
Meski begitu, kalau ada keadaan darurat yang tidak bisa ditunda, pastikan berhenti di tempat yang aman. Untuk jalur contraflow, Jusri menegaskan jangan berhenti di bahu jalan jalur normal di lawan arah.
"Kalau kita lihat dari tingkat risiko, maka kalau terjadi apa-apa yang tidak bisa ditunda, paling aman adalah berhenti di lajur kiri. Di lajur kiri memang sangat terbatas, itu ada bahu jalan yang memang cuma dua meter. Tapi itu lebih aman dibanding dia harus memotong lajur lawan. Dan persyaratan di contraflow pun orang dilarang masuk lajur berlawanan. Rest area pun dilewati semua," sebut Jusri.
"Di contra flow itu harus mengitkuti jalur yang ada dengan kecepatan traffic. Jadi kalau traffic stop and go 40-30 km/jam harus terus jalan, nggak boleh berhenti, nggak boleh ada jeda. Karena kalau ada jeda macet lagi itu kan. Dan kalau itu terjadi ada apa-apa, maka dia bisa berhenti di lajur kiri. Syukur lajur kiri adalah jalur hijau," jelasnya.
(rgr/lth)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah