Jual Mobil di Tengah Pandemi, Sudah Siap Ditawar Harga 'Sadis'?

Jual Mobil di Tengah Pandemi, Sudah Siap Ditawar Harga 'Sadis'?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 01 Mei 2020 14:04 WIB
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan penjualan mobil mengalami penurunan sebesar 13,7%. Daya beli masyarakat digadang sebagai penyebab kondisi ini.
Petugas tengah membersihkan mobil yang akan dijual di Dealer Mobil88, di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Senin (22/06/2015).
Harga mobil bekas turun saat pandemi COVID-19. Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Di tengah masa pandemi virus Corona (COVID-19), mungkin banyak masyarakat yang kehilangan pendapatan atau sampai dipotong gaji. Salah satu cara mendapatkan uang adalah dengan menjual aset, seperti mobil. Tapi, apakah sudah siap menjual mobil bekas yang cuma ditawar dengan harga murah?

Menurut President Director Mobil88 Halomoan Fischer, pada kondisi saat ini harga mobil bekas pasti anjlok. Soalnya, permintaan akan mobil bekas dari konsumen menurun. Sementara suplai mobil bekas bertambah karena semakin banyak orang yang berniat menjual mobilnya.

"Balik lagi ilmu dasar ekonomi, suplai demand. Karena harga itu ditentukan oleh pasar bukan oleh pedagang, tapi oleh suplai demand. Sekarang ini permintaannya turun pasti," kata Fischer dalam kesempatan tanya-jawab santai bersama wartawan melalui video conference, Kamis (30/4/2020) semalam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di saat permintaan mobil bekas turun, Fischer menyebut suplai mobil bekas bertambah banyak. Menurutnya, ada kenaikan kira-kira 15% orang yang ingin menjual mobilnya ke Mobil88.

"Kalau analisa sederhana kita, pada saat ekonomi turun, otomatis orang kan income-nya turun, sementara kebutuhan hidup nggak mungkin turun cepat juga kan, artinya mereka butuh cash kan saat ini. Apa sih yang dilakukan orang, ya jual aset. Salah satu aset yang paling gampang dijual ya mobil. Kalau lihat suplai bulan April ini suplainya naik, orang mau jual mobil makin banyak. Yang mau tukar downgrade juga lumayan banyak," ujar Fischer.

ADVERTISEMENT

"Soal harga, kalau suplai di atas demand, maka harga pasti akan turun. Jadi kalau nanya harga hari ini turun harganya," katanya.

Seberapa besar penurunan harga mobil bekas saat ini? Fischer belum bisa memastikannya. Ia bilang, tergantung pada seberapa lama masa pandemi ini berlangsung.

"Jadi kalau tanya semua pedagang (mobil bekas) juga nggak tahu. Turunnya seberapa itu kan urusannya seberapa lama pandemi ini. Kalau pandeminya sebulan ya mungkin turunnya cuma sampai 2%. Kalau makin lama pandeminya ya turunnya makin banyak. Akhirnya pada saat begini semua pedagang meraba-raba, akhirnya paling aman nawar semurah-murahnya yang menurut kita logis lah," ucapnya.

Konsumen yang ingin menjual mobilnya juga kebanyakan kaget ditawar harga yang lebih murah akhir-akhir ini. Makanya, akhirnya banyak orang yang pikir-pikir kembali untuk menjual mobilnya.

"Terjadilah masa pikir-pikir. Kalau kita lihat biasa rentang seminggu sampai 10 hari sih balik lagi ke kita, akhirnya setuju juga jual dengan tawaran kita," katanya.

Namun, tak semua pedagang mobil bekas berani menurunkan harga jual mobilnya. Soalnya, ada stok mobil bekas yang didapat dengan harga normal sebelum masa pandemi.

"Stok kita yang punya sekarang itu dibeli bulan Februari waktu market normal, harga beli kita masih tinggi. Nggak semua pedagang mau banting harga. Kenyataannya di pasar transaksi itu bicara yang masih kuat napasnya, nggak mau transaksi, karena harganya pasti turun (dibanding saat membeli mobil bekas saat market normal). Tapi kalau napasnya udah pendek ya pasti ikhlas (jual dengan harga lebih rendah dibanding saat beli)," jelas Fischer.




(rgr/lth)

Hide Ads