Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia. Aturan ini tidak hanya membuat pabrikan otomotif menutup pabriknya, penjualan mobil bekas pun semakin sulit.
"Penjualan mobil bekas pastilah berdampak terutama pas PSBB berlaku. Karena kita kan usaha yang tidak dikecualikan (tetap beroperasi-Red). PSBB berlaku operasional kita tutup, showroom kita langsung tutup," ucap Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer, kepada detik.com.
"Namun online kita (Mobil88) tetap buka dan kita bisa melayani dari situ. Tapi kita tidak bisa terima orang, jadi kita showing atau kita bawakan unitnya ke orangnya," Fischer menambahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fischer menjelaskan, penurunan penjualan mobil bekas sudah mulai terasa pada awal-awal pemerintah menyarankan social distancing.
"Pada intinya market turun, begini kalau bicara sebelum PSBB, yaitu work form home atau social distancing pada minggu kedua Maret 2020. Kunjungan orang datang ke showroom kita itu turun sampai 70 persen," kata Fischer.
"Jadi ibaratnya showroom kita biasanya ada 10 konsumen yang datang, semenjak ada himbauan social distancing itu hanya 3 orang yang datang ke showroom. Itu sebelum PSBB. Tapi yang menariknya adalah yang datang itu, kebanyakan orang yang sangat serius (ingin memiliki mobil-Red)," ucap Fischer.
Dan semenjak akhir Maret 2020, lanjut Fisher, penjualan mobil bekas terus menurun hingga 30 persen.
"Jadi awalnya ada 10 orang yang datang kini tinggal 3 orang yang datang ke showroom, sebelum itu atau pada saat normal ada 10 orang yang datang itu yang transaksi itu 3 atau 4 orang. Waktu turun (saat sosial distacing) yang datang hanya 3 orang, tapi transaksinya itu 2 orang. Jadi artinya saya melihat yang datang itu yang benar-benar serius, jadi kalau tingkat kunjungannya akibat WFH, social distancing itu turun 70 persen, sedangkan transaksi kita itu turun 30 persen.ini waktu sebelum PSBB," ujar Fischer.
"Sedangkan untuk PSBB ini kita harus melihat lagi, karena operasional fisik showroom kami itu sudah berhenti. Kita hanya online, kalau konsumen mau lihat mobil nya akan kita antar. Hasilnya bagaimana? Karena kita baru jalan 10 harian, belum bisa komentar juga hasilnya seperti apa. Tapi kemungkinan turun dibandingkan Maret 2020. Kalau Maret turun 30 persen market-nya, April kita lihat lagi nanti, kita belum tahu," tutup Fischer.
(lth/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?