Pemerintah tengah mengkampanyekan penggunaan kendaraan listrik. Ini pun sejalan dengan harga BBM yang kian tinggi. Kami penasaran, apa benar mengganti motor konvensional ke motor listrik adalah solusi?
Lantas bagaimana rasa berkendaranya, seberapa hemat, dan apakah saat ini layak mengganti motor konvensional ke motor listrik? Mari temukan jawabannya di Ototest motor listrik NIU NQi Sport.
Sebagai motor harian, tentu dimensi sangat penting untuk diperhatikan. NIU NQi Sport hadir layaknya motor matik kelas 110-125 cc. Panjangnya hanya 1.800 mm, lebar 740 mm, dan tinggi 1.130 mm. Tinggi joknya pun cukup nyaman untuk sebagian besar orang Indonesia, yakni di 760 mm.
Apalagi dengan spek kaki-kaki yang mengusung pelek ring 12 dengan ban ukuran 90/90 di depan dan 120/70 di belakang, membuat motor ini identik dengan skutik yang banyak beredar di pasaran.
Test rider detikOto yang punya tinggi 175 cm tak kesulitan untuk beradaptasi dengan motor ini. Posisi duduk dan setangnya tergolong cukup pas buat 'tempur' sehari-hari.
Namun sayang, hadirnya baterai yang diposisikan di dalam dek, membuat dimensi deknya cukup tinggi. Alhasil, posisi kaki jadi terangkat dan untuk test rider detikOto yang memiliki kaki cukup jenjang, posisi berkendaranya jadi agak jongkok.
Kendati demikian, posisi berkendara seperti ini hanya terasa canggung di awal. Untuk penggunaan sehari-hari tak ada keluhan seperti pegal di betis atau paha ketika mengendarai motor ini.
Untuk posisi duduk pemboceng pun cukup baik. Jok empuk dan tebal, posisi footstep di tengah, dan hadirnya behel juga membuat 'boncengers' dapat merasa nyaman.
Ah! untuk motor harian akomodasi juga tentu hal yang vital. Tenang, kita dapat menyimpan benda di dek karena ada hanger-nya, ataupun menaruh barang berukuran sedang di bagasinya.
Secara dimensi, akomodasi, hingga posisi berkendaranya, NIU NQi Sport tergolong layak untuk sebuah motor harian.
Torsi dan Tenaganya Instan, tapi Sayang...
NIU NQi Sport dibekali dengan motor listrik yang ditanam di roda belakang. Motor listrik besutan Bosch ini berdaya 1.800 Watt.
Layaknya kendaraan listrik, tenaga dan torsinya langsung muntah secara instan sejak kita melintir gas pertama kali. Tentu ini menjadi nilai positif.
Motor listrik NIU NQi Sport 26 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang / detikOto |
Namun sayang, NIU NQi Sport ini dibatasi top speed-nya hingga 55 km per jam. Meski kita bisa dapat lebih jika berkendara di jalanan menurun, tapi angka segitu rasanya sangat membatasi.
Memang, hadirnya limiter top speed ini untuk membuat baterai lebih sehat dan jangka pakainya panjang. Namun batas kecepatan ini juga membuat kita greget saat berkendara di jalan kosong nan sepi.
Oh iya, perlu diketahui bahwa top speed paling mentoknya bisa diraih dengan berkendara di Mode 3. Sementara di Mode 1 dan Mode 2, top speed-nya hanya terbatas di 25 dan 35 km per jam.
Selain itu, mode berkendara ini juga menentukan 'agresivitas' dari penyaluran tenaganya. Mode 3 tentu paling galak, sementara Mode 1 dan 2 cukup kalem.
Kami sering kali menggunakan Mode 3 saat jalanan sepi dan dirasa bisa gaspol. Sedangkan saat melibas kemacetan, baiknya menggunakan mode yang lebih rendah agar tidak kagok dengan hentakan torsinya.
Satu hal lagi yang kami keluhkan adalah fitur power cut-off atau pemotong tenaganya. Fitur ini bekerja ketika kita menekan rem atau belok dalam keadaan patah.
Memang sih, untuk keselamatan fitur ini sangat baik. Namun ketika mutar balik atau berhenti di tanjakan, hal ini sangat menyulitkan. Kagok rasanya, ketika motor tiba-tiba diputus tenaganya. Ada baiknya jika NIU mempertimbangkan fitur ini hadir dengan pilihan mati atau hidup.
Namun menariknya, NIU NQi Sport hadir dengan fitur Cruise Control. Di mana, kita bisa menjaga kecepatan motor di satu kecepatan. Fitur ini pas untuk bersantai dan menikmati perjalanan dengan tanpa harus repot menarik gas.
[Halaman selanjutnya: Seberapa Irit NIU NQi Sport?]
4-5 Kali Lipat Lebih Irit dari Honda Beat!
Kami mengetes motor ini selama satu pekan penuh. Setiap perjalanannya kami catat mulai dari jarak hingga pengurangan persentase baterai.
Namun sayang, NIU NQi Sport ini tak dibekali dengan informasi kWh dan sisa jarak tempuh di panel instrumennya. Membuat data yang kami himpun jadi kurang sempurna.
Motor listrik NIU NQi Sport 26 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang / detikOto |
Perlu diketahui sebelumnya, NIU NQi Sport yang kami tes ini yang tipe 26, alias menggunakan baterai 60 Volt 26 Ah.
Diklaim baterai ini bisa menempuh jarak 60-70 km, dan selama pengetesan kami selalu mentok di 60 km jarak tempuh maksimal satu baterai dalam satu kali pengecasan penuh. Tidak buruk, bukan?
Kini masuklah kita ke pengujian pengecasan, di mana ini jadi indikator irit atau tidaknya sebuah motor listrik. Kami menggunakan kWh meter, untuk mencari tahu besaran kWh yang masuk dalam satu kali durasi pengecasan tertentu.
Kita pakai satu data pengecasan. Baterai NIU NQi Sport yang tadinya 26%, kami cas selama 2 jam 58 menit dan masuk sekitar 0,830 kWh. Hasilnya, baterai tersebut menjadi 80% persentase baterainya.
Artinya, 2 jam 58 menit dan 0,830 kWh bisa menghasilkan 54% daya. Kalau kita konversi ke Rupiah, dengan menghitung 1 kWh listrik rumah tangga itu di Rp 1.447, maka untuk pengisian baterai 54% butuh biaya Rp 1.201.
Sementara kalau kita hitung kasar, berarti dari nol hingga 100 persen, tak akan memakan biaya lebih dari Rp 2.400 perak. Irit bukan?
Kita anggap hitungan kasarnya NIU NQi Sport 26 ini butuh biaya Rp 2.400 perak per satu kali cas penuh baterainya. Berarti biaya segini bisa menempuh jarak hingga 60 km.
Sementara kalau kita komparasi dengan skutik Honda Beat yang diklaim oleh Astra Honda Motor bisa menempuh 60,6 km dengan satu liter bensin, jelas motor listrik ini jauh lebih irit.
Sebab satu liter bensin termurah, yakni Pertalite kini Rp 10 ribu. Honda Beat dengan Rp 10 ribu diklaim bisa tempuh 60,6 km. Sedangkan NIU NQi Sport 26, dengan Rp 2.400 bisa menempuh 60 km.
Dari ilustrasi ini, artinya motor listrik NIU NQi Sport lebih irit 4 sampai 5 kali lipat dari Honda Beat
[Halaman selanjutnya: Kekurangan dan Kelebihan Motor Listrik]
Kelemahan dan Kelebihan Motor Listrik
Dari pengetesan kami, memang motor listrik jauh lebih irit ketimbang motor konvensional. Jika dibandingkan dengan skutik 110 cc, bisa 4-5 kali lipat lebih irit.
Namun motor listrik bukan tanpa celah. Kami menemukan beberapa kelemahan motor listrik jika dibandingkan dengan motor konvensional.
NIU NQi Sport 26 Foto: Christopher Radyaputra/20detik |
Pertama, kekhawatiran akan jarak tempuh. Motor listrik yang kami tes, NIU NQi Sport 26 ini punya batas jarak tempuh di 60 km dengan satu baterai. Memang kita bisa bawa baterai lebih, namun itu tetap kurang fleksibel.
Sementara motor konvensional, jika diisi penuh tangki BBM-nya, tentu akan dapat menempuh jarak yang sangat jauh jika dibandingkan dengan motor listrik.
Kelemahan selanjutnya adalah durasi pengecasan yang lama. Dari pengetesan kami, untuk mengecas sekitar 50% baterai NIU NQi Sport 26 ini memakan waktu hampir 3 jam. Artinya untuk mengisi penuh butuh sekitar 6 jam.
Durasi pengecasan yang lama tersebut, hanya untuk menempuh jarak 60 km. Sedangkan motor konvensional, mengisi bensinnya tidak akan memakan waktu lama dan jarak tempuh setelah pengisian pun bisa lebih jauh.
Selain itu kelemahan lain menurut kami adalah keterbatasan kecepatan. Yap, untuk menjaga kesehatan baterainya memang motor listrik harus dibatasi kecepatannnya. Tapi ini menurut kami adalah kelemahan.
Sebab, ketika ketemu jalan kosong atau sepi kita tentu ingin motor lebih cepat melaju. Tak hanya agar cepat sampai tujuan, melaju lebih cepat juga dapat menghindari dari kejahatan di jalan raya.
Sedangkan untuk kelebihannya, tentu yang utama adalah irit. Motor listrik ini irit secara penggunaan harian karena listrik lebih murah ketimbang bensin.
Selain itu, motor listrik tak membutuhkan banyak perawatan rutin seperti ganti oli, isi air radiator, hingga dipanaskan. Paling, motor listrik butuh ganti ban, kampas rem, hingga part elektronik lain yang jauh lebih panjang masa pakainya.
Motor listrik juga jauh lebih ramah lingkungan. Tak ada emisi gas buang dari motor ini, tak ada pula pencemaran suara yang dihasilkannya.
NIU NQi Sport 26 Foto: Christopher Radyaputra/20detik |
Kesimpulan dan Harga NIU NQi Sport
Lantas apakah motor listrik adalah sebuah solusi dari harga BBM yang tinggi? Menurut kami, iya. Sebab dengan mengganti motor konvensional ke motor listrik tentu akan jauh menghemat biaya pengeluaran harian.
Tapi menurut kami, motor listrik ini adalah kendaraan yang tepat digunakan untuk kita yang sudah punya rutinitas perjalanan. Misalnya sudah tahu setiap hari akan menempuh jarak berapa jauh dan sudah bisa mempersiapkan waktu untuk pengecasannya.
Sedangkan, jika sehari-hari aktivitasnya menuntun perjalanan yang tak terprediksi, rasanya motor listrik kurang fleksibel untuk memenuhi kebutuhan.
Perlu diketahui juga, motor listrik yang kami tes ini, NIU NQi Sport 26 dibanderol dengan harga Rp 30.325.000.
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!