Tes Harian Ducati Scrambler Classic 2018: Merakyat Desainnya, Buas Mesinnya!

ADVERTISEMENT

Tes Harian Ducati Scrambler Classic 2018: Merakyat Desainnya, Buas Mesinnya!

Muhammad Hafizh Gemilang - detikOto
Minggu, 15 Agu 2021 15:45 WIB
Jakarta -

Ducati sengaja memberikan branding khusus kepada lini Scrambler. Dari mulai laman web sendiri, ruang khusus di dealer, sampai tidak membawa warna 'merah' khas Ducati.

Ternyata hal ini memang layak diberikan untuk Scrambler. Scrambler terasa sangat berbeda dengan motor-motor Ducati lainnya yang punya karakter berkendara meledak-ledak, sangat bertenaga dan lebih asik dibawa untuk jalanan kosong atau sirkuit. Scrambler hadir lebih 'kalem', merakyat desainnya dan lebih pas dibawa kemana saja.

Kali ini detikOto berkesempatan menjajal Ducati Scrambler Classic lansiran 2018, dan mencoba mencari tahu apakah motor ini memang asyik dibawa harian? Yuk! Simak ulasan kami soal motor gede ini.

Ducati Scrambler Classic 2018Ducati Scrambler Classic 2018 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

Wujudnya yang Merakyat
Saat menerima Ducati Scrambler Classic ini, kami langsung menilik ke layar smartphone dan mencoba untuk mencari tahu seberapa besar dimensi motor ini. Lalu kami bandingkan juga dengan motor sport naked 250 cc yang banyak beredar di jalanan.

Ternyata tebakan awal kami benar. Scrambler ini memang sangat merakyat dan cocok dibawa ke mana-mana. Bagaimana tidak, dimensi motor ini praktis mirip sekali dengan Yamaha MT-25.

Dari spesifikasi yang kami baca, dimensi lebar dan tinggi Ducati Scrambler Classic dan Yamaha MT-25 sama persis, yaitu di angka 845 mm untuk lebar dan 1.150 mm untuk tinggi.

Namun perbedaannya tentu dari jarak sumbu roda dan panjang keseluruhan motor ini. Ducati Scrambler Classic ini lebih panjang dibanding Yamaha MT-25. Menurut datanya, Scrambler Classic punya panjang 2.165 mm dengan jarak sumbu roda 1.445 mm.

Dengan dimensi segini, pantas saja Ducati Scrambler Classic ini sangat mudah untuk dikendarai dan sangat tidak intimidatif. Menurut kami, motor ini sangat cocok untuk pasar Asia yang cenderung padat jalan rayanya dan rider-nya tidak terlalu tinggi.

Ducati Scrambler Classic 2018Ducati Scrambler Classic 2018 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

Desain Retro yang Berkarakter
Lantas tentang desainnya, tentu dari nama 'Scrambler Classic'-nya kita langsung tahu wujud motor ini. Khas motor kustom bergaya Scrambler, Ducati Scrambler Classic ini juga menggunakan bahasa desain yang sederhana.

Tidak ada lekuk agresif atau sentuhan garis meruncing, yang membuat motor ini terlihat sporty. Ducati Scrambler Classic ini didominasi oleh bagian-bagian yang melengkung, tumpul ataupun berbentuk bulat, sehingga kesan retro-nya sangat kental terasa.

Dari bagian depan, terlihat lampu utamanya model bulat. Sayang memang, untuk motor perkotaan yang lahir di era sekarang, lampu utama Ducati Scrambler Classic ini masih menggunakan bohlam halogen kuning. Namun, untuk unsur modern-nya, Ducati menyematkan sentuhan DRL yang mengelilingi lampunya.

Lalu dari depan pula, kaki-kaki Ducati Scrambler Classic ini terlihat gagah dan juga klasik. Sok depan up-side down-nya terlihat berotot, menjepit pelek jari-jari ukuran 18 inci.

Pelek jari-jarinya ini dibalut oleh ban dual purpose yang membuat tampilannya sangat maskulin. Sentuhan spakbor aluminum berkelir warna silver di depan sini, juga membuat motor ini kian berkarakter.

Sementara dari samping, tentu siluet mesin 800 cc-nya ini membuat tampilan menjadi sangat berisi. Di atas mesinnya, terlihat tangki yang modelnya sangat klasik dengan sedikit aksen dan emblem Scrambler Ducati.

Ducati Scrambler Classic 2018Ducati Scrambler Classic 2018 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

Untuk Ducati Scrambler Classic 2018 yang kami tes ini, tampil sederhana dengan kombinasi warna putih, aluminum brush atau silver, serta coklat yang kontras untuk bagian joknya. Kombinasi warna yang dipilih oleh Ducati ke motor ini, memang menunjukkan kelasnya yang ingin low profile.

Dari samping, tidak ada aksen yang terlalu mencolok dari siluet tampilan Ducati Scrambler Classic ini. Semua serba sederhana, namun terlihat kompleks jika dilihat secara detail.

Sok belakangnya disimpan di bagian kiri. Sok belakang ini adalah sok tunggal dari Kayaba yang dapat diatur tingkatan pre-load serta rebound-nya. Sok belakangnya terpasang langsung ke lengan ayun aluminum yang hadir dengan desain ala banana arm.

Geser ke belakang, terlihat pelek belakangnya yang hadir dengan ukuran belang dari yang depan. Kalau tadi pelek depannya berukuran 18 inci, pelek belakang ini hadir lebih kecil dengan ukuran 17 inci.

Di belakang, juga terlihat spakbor yang minimalis dan terbuat dari bahan aluminum yang kokoh. Memang frasa 'beauty is pain' benar adanya, spakbor model minimalis seperti ini membuat kita harus rela kecipratan punggungnya, jika melaju terlalu kencang di jalan yang basah.

Secara keseluruhan, desain Ducati Scrambler Classic ini memang sulit untuk tidak disuka. Gayanya sederhana dan klasik, namun punya karakter yang kuat. Serta yang paling penting, desainnya tidak intimidatif layaknya moge kebanyakan.

Ducati Scrambler Classic 2018Mesin Ducati Scrambler Classic 2018 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

Mesin Kalem yang Buas
Kata kalem dan buas memang punya arti yang berlawanan, namun rasanya bergabung di mesin 800cc Ducati Scrambler Classic ini.

Khas Ducati, mesin yang digunakan oleh Scrambler Classic ini adalah mesin dengan konfigurasi L-Twin Desmodromic Distribution berkapasitas pas 803 cc. Di atas kertas, mesin 4 katup ini dapat menghasilkan tenaga sebesar 73 hp di putaran mesin 8.250 RPM dan torsi 67 Nm di putaran mesin 5.750 RPM.

Mari kami jelaskan kenapa kalem dan buas cocok untuk disematkan ke mesin Scrambler ini. Impresi kami, ketika membawa motor ini untuk stop n go atau di kemacetan dengan putaran mesin rendah, mesin ini terasa tetap nyaman digunakan dan tidak terlalu 'jerky' layaknya moge Eropa ber-cc besar.

Di putaran bawah, asal pintar mengatur bukaan gas dan kopling, mesinnya tidak akan membuat kita terhentak ataupun liar tak terkendali. Makanya layak disebut kalem.

Ducati Scrambler Classic 2018Ducati Scrambler Classic 2018 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

Namun ketika bukaan gasnya kita bejek lebih dalam ke putaran tengah ke atas, kita perlu waspada dan berhati-hati. Tenaga buasnya langsung keluar dan membuat motor ini mudah sekali menyentuh kecepatan 100 km/jam.

Karakter mesinnya yang overbore membuat mesin ini punya karakter yang kuat di tarikan tengah ke atas. Sehingga untuk berlari kencang di jalan yang kosong dan panjang, tentu akan sangat mudah.

Nah, mesinnya ini belum menggunakan pendingin cairan alias radiator, sehingga untuk pendinginan mesinnya hanya mengandalkan udara sekitar. Sekali lagi, 'beauty is pain', jadi siap-siap terserang hawa panas yang tidak santai ketika membawa Ducati Scrambler ini bermacet-macetan.

Apalagi, karena posisi mesinnya yang L-Twin, membuat kepala silinder motor ini terletak persis di bawah jok. Sehingga, panas mesin akan gampang menyengat bagian paha atas hingga selangkangan.

Ducati Scrambler Classic 2018Ducati Scrambler Classic 2018 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

Lalu untuk urusan efisiensi bahan bakarnya, motor ini ternyata terbilang cukup baik. Walaupun biasanya pengguna moge tidak lagi mempertimbangkan bahan bakar, tapi Scrambler ini terbilang irit.

Kami melakukan tes bahan bakar dengan metode full to full dan berkendara sejauh 153 km jauhnya. Ternyata, untuk menempuh jarak segini, membutuhkan bensin RON 95 sekitar 9,1 Liter. Artinya, konsumsi bahan bakar rata-rata Ducati Scrambler Classic ini tembus di angka 16,8 km/Liter.

Hasil tersebut kami dapatkan dengan gaya berkendara yang agresif dan juga motor ini sudah menggunakan knalpot Termignoni yang lengkap dengan mapping mesin yang lebih bertenaga dari versi standar-nya.

Sayang, satu hal yang sedikit mengganjal di motor ini adalah, absennya indikator bensin dari instrumen klusternya yang sederhana. Sehingga untuk tau kondisi bensin, pengendara harus menggoyang tangkinya, atau menunggu hingga muncul indikator low fuel.

Suspensi yang 'Dewasa'
Ducati Scrambler Classic ini hadir dengan dimensi yang ramah dan tidak intimidatif. Apalagi untuk pemula dalam menggunakan moge, rasanya motor ini terasa mudah dikendarai.

Handling yang demikian ramahnya, dikawinkan pula dengan suspensi yang sangat baik impresinya. Karakter suspensinya sangat 'dewasa'.

Suspensi depannya menggunakan sok teleskopik terbalik alias up-side down dari pabrikan Kayaba. Sok depannya ini punya diameter as 41 mm dengan jarak main 150 mm.

Sementara itu, sok belakangnya model tunggal dan di tempatkan di sebelah kiri. Layaknya sok depan, datang dari pabrikan Kayaba.

Kenapa kami bilang soknya ini punya karakter yang 'dewasa'? Jelas saja, sok depan dan belakangnya ini terasa medium, tidak terlalu empuk dan tidak terlalu keras. Namun, ketika melewati jalan jelek hingga berlubang, redaman soknya terasa sangat nyaman dan membuat berkendara kian asyik.

Ducati Scrambler Classic 2018Ducati Scrambler Classic 2018 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

Namun, soknya ini juga terasa baik ketika digunakan bermanuver atau berbelok dalam kecepatan tinggi. Limbung tidak terasa dan motor sangat nurut.

Bahkan ketika dipakai berboncengan, sok belakangnya jarang sekali bottoming atau mentok. Hal ini akan terasa jika kita tidak mengontrol kecepatan ketika melewati polisi tidur yang tinggi.

Jadi untuk urusan handling dan impresi berkendara Ducati Scrambler Classic ini, menurut kami menjadi paket yang komplet. Tidak menyeramkan, enak dipakai di perkotaan yang padat, namun masih cukup baik untuk dibawa berkendara melewati jalan berliku dalam kecepatan tinggi.

Harganya Menarik
Meskipun Ducati Indonesia tidak lagi menjual Ducati Scrambler Classic lansiran 2018 yang detikOto tes, namun jika tertarik meminang motor ini detikers dapat mencarinya di pasar motor gede bekas.

Harga motor-motor Ducati cenderung stabil dalam versi bekas. Untuk Ducati Scrambler Classic lansiran 2016, terpantau di market place dijual dengan banderol Rp 225 hingga Rp 280 Jutaan.

Ducati Scrambler Classic 2018Instrumen kluster Ducati Scrambler Classic 2018 Foto: Muhammad Hafizh Gemilang

Spesifikasi Ducati Scrambler Classic

Tipe mesin: L-Twin Desmodromic distribution, 4 katup
Bore x stroke: 88 x 66 mm
Kapasitas: 803 cc
Rasio kompresi: 11:1

Tenaga maksimal: 73 hp @ 8,250 RPM
Torsi maksimal: 67 Nm @5,750 rpm
Transmisi: 6 percepatan

P x L x T: 2,165 x 845 x 1,150 mm
Wheelbase: 1,445 mm
Tinggi jok: 790 mm
Kapasitas tangki: 13.5 liter
Bobot Kering: 176.5 kg
Bobot Basah: 192.5 kg

Sok Depan: Up-side Down Kayaba 41 mm | Jarak Travel 150 mm
Sok Belakang: Kayaba Monoshock, Pre-load and Rebound Adjustable

Rem depan: Cakram tunggal 330 mm kaliper 4 piston ABS
Rem belakang: Cakram tunggal 245 mm kaliper tunggal ABS
Ban depan: 110/80-18
Ban belakang: 180/55-17



Simak Video "Ada Nomor #63 dalam Nomor Balap #1 Bagnaia"
[Gambas:Video 20detik]
(mhg/rgr)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT