Tes Ferrari Roma: Asyik, Tak Seperti Bawa Supercar!

Tes Ferrari Roma: Asyik, Tak Seperti Bawa Supercar!

Muhammad Hafizh Gemilang - detikOto
Sabtu, 19 Feb 2022 08:51 WIB
Ferrari Roma yang dites secara dinamis oleh tim detikOto di Area GBK, Jakarta.
Wujud Ferrari Roma yang dites oleh tim detikOto di area GBK, Jakarta Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Ferrari Roma hadir menjadi Ferrari yang paling terjangkau di Indonesia. Tak seperti entry-level Ferrari lain yang umumnya menggunakan atap convertible, Roma hadir lebih kalem dengan atap hardtop dan gayanya khas grand tourer coupe.

Ferrari Indonesia mengundang kami untuk melakukan dynamic review atau tes dinamis di area Komplek GBK, Jakarta untuk membuktikan bahwa supercar satu ini memang layak untuk sultan pakai harian. Lantas seberapa menyenangkan Ferrari Roma ini? Simak ulasan detikOto kali ini!

Ferrari Roma yang dites secara dinamis oleh tim detikOto di Area GBK, Jakarta.Wujud Ferrari Roma yang dites secara dinamis oleh tim detikOto di Area GBK, Jakarta. Foto: Grandyos Zafna

Desain Modern dan Sexy, Tapi Kok...

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadir dari satu basis platform yang sama dengan Portofino M ternyata tak membuat desain kedua mobil ini sama. Kalau Portofino M lebih agresif dan dinamis, Roma kebalikannya. Gayanya kalem, modern, dan tetap berwibawa.

Ferrari Indonesia mendatangkan Roma sebagai mobil tes mereka dengan warna abu-abu. Meski bukan menjadi warna kebanggaan Ferrari, nyatanya abu-abu di Roma ini tetap membuat kita gampang jatuh hati.

ADVERTISEMENT

Secara umum, desain dari Roma ini benar-benar meninggalkan budaya Ferrari lama. Roma hadir lebih modern namun tetap khas Ferrari.

Di bagian depan, ada bentuk grille yang besar serta hadir dengan motif jaring yang 'old school'. Tak lupa, untuk penerangannya ada lampu utama yang canggih berteknologi Matrix LED dengan desain yang agresif.

Ferrari Roma yang dites secara dinamis oleh tim detikOto di Area GBK, Jakarta.Area bagasi Ferrari Roma punya kapasitas 272 L dalam kondisi standar Foto: Grandyos Zafna


Tidak mau kalah mencolok dari yang depan, bagian lampu belakang pun dibuat modern. Tak ada lagi desain bulat khas Ferrari lama, kini Roma mengusung lampu berhenti yang dinamis dan pipih desainnya. Sexy back!

Lalu yang juga tak kalah asyik adalah, Ferrari Roma ini hadir dengan dimensi yang tak intimidatif. Panjangnya hanya 4,6 meter, lebarnya tak sampai 2 meter, dan tingginya 1,3 meter. Bukan hanya enak dipakai selap-selip di jalan, mencari parkir pun jadi tak menyulitkan.

Geser ke bagian samping, desainnya tak kalah bikin pangling. Rasanya tak seperti melihat Ferrari jika tidak ada logo kuda jingkrak yang terpasang. Sekilas Ferrari Roma ini agak mirip dengan Aston Martin Vantage. Ah! Mungkin kami belum terbiasa dengan bahasa desain terbaru Ferrari ini.

Lantas menurut kami, Ferrari Roma tetaplah Ferrari. Sulit untuk tak suka dengan desain dari mobil super asal Italia ini. Belum lagi ada sejumlah opsi dan kustomisasi yang ditawarkan oleh Ferrari kepada calon pembelinya. Tentu semakin memanjakan para sultan untuk beradu hedon di jalan raya.

[Halaman Selanjutnya: Impresi Mesin, Handling, dan Suspensi Ferrari Roma]

Mesinnya Bak Monster yang Bisa Tahan Emosi

Ferrari Roma hadir dengan mesin yang sama dengan F8 Tributo hingga Portofino M. Mesinnya diposisikan di bagian mid-front, sehingga lebih umum sebagai mobil harian.

Mesinnya berkonfigurasi V8 dengan Turbo Charged. Diklaim mesin buasnya ini dapat mengeluarkan tenaga hingga 620 HP di 7.500 RPM dan torsi 760 Nm di 3.000 hingga 5.750 RPM.

Ferrari Roma yang dites secara dinamis oleh tim detikOto di Area GBK, Jakarta.Mesin V8 yang diusung Ferrari Roma ini merupakan mesin yang satu basis dengan Portofino M hingga F8 Tributo Foto: Grandyos Zafna

Klaimnya, dengan mesin buas ini Ferrari Roma dapat berakselerasi dari 0 hingga 100 km/jam dalam waktu 3,4 detik saja. Namun tentu dalam pengetesan ini, kami tak menguji akselerasi hingga tenaga sesungguhnya sebab area pengujian yang terbatas.

Tenaga dari mesin disalurkan ke dua roda belakang alias Rear Wheel Drive dengan bantuan transmisi 8-percepatan dual clutch yang mengusung kopling basah.

Tak seperti supercar lainnya, yang cenderung jerky atau menjengkelkan penyaluran tenaganya, Ferrari Roma cenderung linear dan pas dipakai jalan-jalan harian.

Selama pengetesan sengaja kami jalan santai di 20-30 km/jam agar tau karakternya kalau dipakai merayap di jalanan perkotaan. Sontak gearbox langsung main di gigi tinggi, mesin main diputaran 1.000 hingga 1.500 RPM dan suara dari knalpot terasa nyaman di telinga dan sekitar. Pas buat kencan dengan pasangan atau merayap di pemukiman padat.

Ferrari Roma yang dites secara dinamis oleh tim detikOto di Area GBK, Jakarta.Ferrari Roma yang dites secara dinamis oleh tim detikOto di Area GBK, Jakarta. Foto: Grandyos Zafna

Beberapa kali jalan dengan Ferrari Roma ini dengan waktu yang cukup panjang, temperatur mesin pun terasa normal. Tak ada overheat di mesin ataupun transmisi, sehingga berjalan harian lebih tak membuat rasa cemas.

Namun ketemu jalan kosong, mainkan shifter ke mode Manual, pindahkan mode berkendara ke Sport, mesin langsung mengeluarkan kemampuannya. Bak monster, senggol sedikit pedal gas, kita akan langsung dibawa ngacir.

Dengan seperangkat fitur keselamatan, pengereman yang sangat kuat, hingga mode berkendara yang bisa menyesuaikan kebutuhan hingga karakter kita. Pas rasanya jika kami menjuluki mesin dari Ferrari Roma ini sebagai monster yang bisa menahan emosinya.

Handling Tak Menakutkan, Suspensi Cukup Memanjakan

Supercar identik dengan karakter berkendara yang dinamis, posisi duduk rendah, pandangan terbatas, dan intimidatif. Namun buang jauh hal tersebut dari Ferrari Roma.

Dengan dimensinya yang cenderung kompak dan jarak sumbu roda yang tak lebih dari 2,6 meter, Ferrari Roma ini cukup asik dibawa berkendara. Meliak-liuk di jalan sempit hingga putar balik sekalipun rasanya tak bikin cemas.

Sedangkan untuk setir-nya jempolan. Setir terasa sangat direct dan feedback dari aspal ke genggaman sangat kental. Asyiknya lagi, radius putar dari Roma ini cukup luas. Komplet lah!

Sayang ketika berbicara soal suspensi, dengan area tes yang terbatas, kami tak dapat mengujinya secara lengkap. Namun secara umum mobil ini terasa cukup memanjakan untuk harian.

Suspensinya tak terasa sangat firm atau keras bak supercar, namun masih dibekali dengan sok yang mainnya cukup dewasa untuk meredam jalan jelek ke kabin. Ketemu patahan jalan atau jalan tak rata, rasanya tetap nyaman dan tidak bikin kabin terganggu.

[Halaman Berikutnya: Fitur dan Harga Ferrari Roma]

Interior Mewah Khas Mobil Sultan

Begitu masuk ke dalam kabin dari Ferrari Roma, aura mewah dan modern langsung terasa. Namun sebelum kita nyalakan kontak hingga mesinnya, semua tampak sunyi.

Begitu kita sentuh panel 'power'-nya, interior Roma ini langsung menyambut dengan backlight yang menyala di balik panel sentuhnya. Yap, panel sentuh. Tak ada lagi tombol fisik untuk menyalakannya.

Ferrari Roma yang dites secara dinamis oleh tim detikOto di Area GBK, Jakarta.Interior Ferrari Roma Foto: Grandyos Zafna

Ketika mobil sudah dinyalakan, sontak layar instrumen kluster lebar yang melengkung langsung menyambut dengan atraktif. Banyak sekali informasi yang ditampilkannya, mulai dari navigasi, kecepatan, temperatur, bensin, hingga tangkapan gambar kamera 360 untuk kamera parkir opsionalnya pun muncul di situ.

Namun sayang menurut kami, Ferrari harusnya 'menambah kencang' perangkat instrumen klusternya. Rasanya seperti kurang RAM atau kurang kencang prosesornya, sehingga layar instrumen klusternya kerap membeku dan nge-lag ketika berpindah-pindah mode.

Mengalihkan pandangan ke tengah pun tak kalah asyik. Terdapat layar sentuh berorientasi tegak yang dapat digunakan untuk mengatur AC, media, hingga navigasi. Namun sama halnya dengan instrumen klusternya, rasanya Ferrari perlu meng-upgrade sistem komputernya agar lebih responsif.

Turun ke bawah dari headunit potrait-nya ini, terlihat sebuah konsol yang klasik. Ini adalah shifter dari Ferrari Roma yang tampilannya mirip dengan gate shifter dari Ferrari jadul. Manis!

Ferrari Roma yang dites secara dinamis oleh tim detikOto di Area GBK, Jakarta.Wujud display tambahan di depan kursi penumpang di Ferrari Roma Foto: Grandyos Zafna

Tak lupa untuk bagian penumpang juga dimanjakan dengan jok model bucket yang empuk. Di Ferrari Roma yang kami tes ini, kebetulan sudah ada opsional layar tambahan di penumpang. Sehingga penumpang dapat mengatur media, navigasi, AC, hingga mengintip speedometer di dashboard depannya.

Perlu diingat, mobil ini adalah mobil 2+2. Berarti hanya dua penumpang dewasa yang muat dengan 2 penumpang anak kecil di belakang. Sedangkan untuk bagasinya, berkapasitas cukup lega, yakni di 272 Liter dalam kondisi tidak di-extend.

Harga Ferrari Roma

Jika berbicara harga, sayang Eurokars selaku agen pemegang merek (APM) dari Ferrari di Indonesia selalu ogah buka-bukaan. Alasannya, setiap Ferrari yang dijual selalu berbeda tergantung opsinya.

Namun jika membandingkan dengan harga Ferrari Roma yang paling basic di pasar Inggris, mobil ini dibanderol seharga 200 ribu Poundsterling atau setara dengan Rp 3,5 M.

Tentu tak segitu harganya jika masuk ke Indonesia. Dengan instrumen pajak yang sangat mahal terhadap mobil eksotis seperti ini, harga Ferrari Roma di Inggris bisa bengkak dua hingga 2,5 kali lipat ketika dijual di Indonesia. Sehingga menurut kami, untuk versi paling basic-nya, Roma ini mungkin dijual seharga Rp 7 hingga Rp 8 Miliar.

(mhg/lth)

Hide Ads