Hyundai tercatat belum lama mengeluarkan line up mobil listriknya di Indonesia. Pabrikan mobil asal Korea ini pertama kali memperkenalkan Kona Electric pada November 2020. Namun belum jalan setahun, Hyundai membawa Kona Electric 2021. Apa perubahannya dan seberapa irit mobil listrik ini? Simak ulasan detikOto kali ini.
Jauh sebelum November 2020, Hyundai pertama kali memperkenalkan Kona Electric pada ajang Paris Motor Show 2018. Baik di luar negeri ataupun di Indonesia, mobil listrik Hyundai ini memang hadir dengan harga yang cukup terjangkau. Tercatat, Kona Electric 2021 ini dibanderol Rp 697 Juta untuk harga OTR DKI Jakarta.
Untuk pasar Indonesia, Hyundai bisa dibilang cukup 'pede' dengan line-up mobil listriknya yang cukup terjangkau. Rivalnya, ada BMW i3s yang dibanderol hampir Rp 1.4 Miliar atau Tesla Model 3 yang masuk lewat importir umum dan dijual di kisaran Rp 1.4 sampai Rp 1.5 Miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hyundai Indonesia, hingga akhir Juni 2021 lalu, tercatat kurang lebih 475 unit mobil listrik Hyundai sudah tersebar di Indonesia.
![]() |
Desain
Untuk urusan desain, Kona Electric 2021 ini memang teras masih mirip dengan desain generasi awalnya. Perubahan paling signifikan terasa pada bagian depannya.
Desain grille yang semula terkesan ada namun ditutupi, kini benar-benar dihilangkan. Tampak depan Kona Electric 2021 ini menjadi lebih polos dan tampak minimalis.
Namun dari depan sentuhan modern khas mobil listriknya terasa kental, berkat penggunaan lampu daytime running light yang menyerupai mata sipit di bagian atas. Lampu ini juga berguna sebagai lampu sein jika digunakan.
Untuk lampu utama, disematkan pada bagian bawahnya. Kini Kona Electric menggunakan lampu LED yang berjumlah tiga buah, diposisikan berjajar dan lengkap ada sekat pemisahnya. Sentuhan detail yang manis disematkan Hyundai pada bagian depan sini.
![]() |
Pastinya di bagian depan pula ada bidang yang dapat dibuka untuk mengakses charging port dari mobil listrik ini. Lubang casnya, masih sama dengan Kona Electric 2020 dan konfigurasinya pun persis.
Selain dari depan, tampak sampingnya pun terasa berbeda. Hyundai memangkas bagian over fender atau wheel arch moulding dari Kona Electric 2021 ini. Bagian yang semula tampak sangar menghiasi bagian atas roda ini tidak lagi muncul. Menurut kami, kesan SUV dari Kona Electric 2021 ini jadi sedikit luntur.
Selain itu, bagian pelek juga tampak berbeda. Kona Electric 2020 pakai pelek dengan desain seperti kipas ala-ala mobil hemat energi, sedangkan ini peleknya tampak lebih umum dengan warna two-tone dan desain yang terkesan kotak-kotak.
Sedangkan dari belakang, penggunaan beberapa lampu belakang sedikit dibuat lebih modern dari versi sebelumnya. Terkesan minor, namun sentuhan desain baru di bagian belakang ini menegaskan kesan mobil modernnya.
![]() |
Sementara itu, kalau masuk ke area kabinnya tidak ada ubahan yang signifikan dari segi desain. Paling terasa adalah instrumen kluster kini menjadi full digital dengan layout dua buah dial lingkaran yang dapat diganti-ganti desainnya sesuai mode berkendara.
Sayang, keluhan kami adalah mobil ini masih dilengkapi dengan beberapa bagian yang menggunakan material plastik keras untuk interiornya. Sekelas mobil hampir Rp 700 Juta, kami rasa sewajarnya Hyundai memasangkan material lembut untuk beberapa bagian interiornya.
Selain itu, desain multimedia display atau layar hiburan yang diletakkan di tengah pun kini berbeda. Kini tidak lagi dikelilingi dengan tombol-tombol yang nampak 'ramai' seperti di Kona Electric 2020, melainkan hanya layar touch screen seluas 8 inci yang dikawal oleh dua tombol saja.
Fitur Keselamatan
Salah satu kelebihan dari Hyundai Kona Electric 2021 ini adalah hadirnya segudang fitur keselamatan dan keamanan canggih yang dirangkum Hyundai dalam sistem Hyundai Smart Sense.
Sudah pasti untuk mobil hampir Rp 700 Juta ini sudah dibekali fitur keselamatan 'mainstream' seperti Anti-lock Braking System (ABS), Electronic Stability Control, Hill-Start Assist, kamera mundur hingga Airbag.
![]() |
Tapi Hyundai Smart Sense ini membuat mobil ini semakin aman, setidaknya dari tabrakan karena kelalaian ataupun karena hilang fokus. Hyundai menyematkan fitur Forward Collision-Avoidance-Assist, Blind-Spot-Collision-Avoidance Assist, Rear Cross-Traffic Collision-Avoidance Assist, Lane Keeping Assist hingga Lane Following Assist.
Sebenarnya masih ada beberapa fitur dengan nama yang terkesan asing lagi. Namun, beberapa fitur tadi sudah cukup menjelaskan kalau mobil ini didesain super aman oleh Hyundai.
Jadi praktiknya, Hyundai menyematkan sensor atau kamera di bagian kaca depan. Sensor ini yang akan mengirimkan sinyal tanda bahaya ke perangkat komputer di mobil, untuk lalu memberikan peringatan hingga mengintervensi setir ataupun rem.
Impresi kami, awalnya mungkin untuk yang tak terbiasa dengan fitur canggih seperti ini akan risih dengan suara peringatan hingga munculnya tanda berbahaya di layar instrumen kluster. Namun, perlahan semakin terbiasa, fitur ini baru akan jelas terasa manfaatnya.
Beragam fitur ini mungkin membuat sedikit kekecewaan di hati pembeli Kona Electric 2020. Karena, baru beberapa bulan sejak mereka membeli Kona Electric 2020, Kona Electric 2021 hadir dengan segudang kecanggihan yang tidak akan mereka dapatkan di unit yang mereka beli.
Impresi Berkendara
Mengendarai mobil listrik memang selalu membawa kesan yang berbeda. Tenaga dan torsi besar yang membuatnya 'ngacir', terasa kikuk dengan suaranya yang senyap.
Satu-satunya suara yang terdengar dari laju mobil ini adalah suara gesekan ban ke aspal. Itu pun, langsung teredam ketika kita menyalakan peranti hiburannya.
Hyundai mengklaim mobil ini bisa mengeluarkan tenaga sebesar 136 Daya Kuda dari motor listriknya ini. Sementara, yang terdengar mengejutkan adalah torsinya yang super besar untuk ukuran mobil compact seperti ini. Hyundai mengklaim mobil ini punya torsi 395 Nm, torsi segitu hampir setara dengan torsi Toyota Fortuner 2.4.
Tak heran ketika kita bejek gas secara mendadak dan dalam, dengan fitur traction control yang dimatikan, ban akan berputar cepat dengan daya cengkeram yang tidak seimbang alias wheel spin.
Suara 'cekit' akan langsung terdengar dan mobil meluncur dengan cepat. Saran kami, jika kalian belum dapat mengontrol mobil ini dengan cekatan maka baiknya selalu aktifkan fitur traction control sepanjang perjalanan.
![]() |
Untuk urusan kecepatan maksimum atau top speed dari Hyundai Kona Electric 2021 ini, dari pengetesan kami ternyata dapat di angka 161 kilometer per jam.
Selain mesinnya yang buas tanpa suara ini, kami juga terkesan dengan handling dari Kona Electric ini. Mobil ini dibawa bermanuver selap-selip hingga berbelok dengan kecepatan tinggi rasanya tidak goyang. Tentu itu berkat penempatan posisi baterai di tengah dek dan dengan bobotnya yang berat. Arsitektur mobil ini terasa pas dengan bobotnya yang terpusat di tengah.
Untuk urusan suspensi, harus diakui mobil ini terkesan standar. Khas mobil crossover yang punya ground clearance tidak terlalu rendah dan cukup tinggi, mobil ini dibekali juga dengan suspensi yang karakternya medium.
Mobil ini tidak terasa cukup empuk ketika melewati jalan jelek, namun masih bisa memberi kenyamanan. Tapi positifnya adalah, suspensi dengan karakter seperti ini, membuat mobil akan terasa rigid dan stabil ketika dibawa bermanuver.
Akomodasi
Khas mobil crossover pula, Kona Electric ini hadir dengan akomodasi yang terbilang cukup. Tidak terasa terlalu sempit, namun jauh untuk dibilang lega.
![]() |
Pertama kita tengok bagian bagasinya. Kami mencoba untuk membawa satu buah stroller bayi, satu buah tas ransel ukuran medium dan tas charger, ternyata sudah cukup memenuhi bagasinya. Kurang lebih, bagasi ini hanya muat menampung dua koper ukuran besar dan mungkin tiga koper ukuran medium.
Namun jangan khawatir, jika kalian berniat membawa barang yang lebih besar lagi, jok baris kedua dapat direbahkan sehingga barang besar kalian dapat masuk ke mobil ini.
Hyundai tidak memberikan ban serep dalam paket pembelian mobil ini. Sehingga pada bagian kompartemen bawah lantai di bagasi, hanya terdapat beberapa peralatan untuk memperbaiki ban kempes hingga ada tempat penyimpanan portable charger.
Lalu duduk di baris kedua pun terasa pas. Untuk kami yang punya tinggi 175 cm, ternyata hanya tersisa sekitar tiga sampai empat jari untuk ruang kaki dan ruang kepala. Menurut kami, konfigurasi model atap yang rata memberikan keuntungan tersendiri.
Namun, di mobil ini tersedia beberapa kompartemen penyimpanan yang cukup beragam. Dari mulai tempat menyimpan botol minum hingga tempat menaruh smartphone yang dilengkapi dengan fitur wireless charging. Jadi untuk urusan akomodasi, Kona Electric 2021 ini masih cukup baik.
![]() |
Uji Irit
Kami menggunakan dan menjajal mobil listrik ini sebagai kendaraan harian selama kurang lebih satu pekan. Namun kami coba merangkum beberapa data yang kami dapatkan, supaya lebih mudah dalam menghitung efisiensinya.
Salah satu rute yang menarik untuk kami hitung adalah rute yang paling sering dilalui oleh para pekerja, yaitu rumah ke kantor dan kantor ke rumah.
Kami mencoba menggunakan mobil ini untuk rute tersebut. Perjalanan kami dari rumah ke kantor dan kantor ke rumah ternyata melalui total 56 km jauhnya. Total kami berkendara selama 3 jam 8 menit dan total kami menghabiskan 18 persen baterai dari 100 persen.
Ada perbedaan, ketika rute berangkat atau dari rumah ke kantor, layar instrumen kluster menunjukkan rata-rata konsumsi listrik yang kami pakai ada di angka 9.0 km/kWh. Sedangkan untuk perjalanan pulang, kami tercatat berkendara lebih boros dan rata-rata menggunakan listrik 7.5 km/kWh.
Namun pengetesan ini kami lakukan dengan mempraktekkan tipikal berkendara harian orang-orang. Bukan dengan metode berkendara ekonomis ataupun terlalu menguji performa. Sesekali kami menggunakan mode sport dan menginjak pedal gas lebih dalam. Kami juga berhenti untuk mengisi uang elektronik dan sempat membawa mobil ini masuk tempat pemesanan makanan drive-thru.
Kalau kita merujuk pada klaim Hyundai yang menyatakan bahwa kapasitas baterai Kona Electric ini adalah 39.2 kWh, berarti angka tersebut merupakan angka yang sama dengan kondisi baterai 100 persen.
Untuk satu hari, kami menghabiskan baterai 18 persen dalam 56 km perjalanan. Berarti 18 persen dari 100 persen atau 18 persen dari 39.2 kWh adalah 7.056 kWh per 56 km perjalanan harian yang kami lakukan.
Mari kita anggap sehari, kami membutuhkan 7-8 kWh. Maka jika dikalkulasikan ke biaya pengeluaran, saat ini tarif listrik resmi yang dikeluarkan oleh PLN untuk golongan R1 hingga R3 adalah di angka Rp1.444 per kWh. Artinya kami membutuhkan biaya sekitar Rp 10.108 hingga Rp 11.552 untuk berkendara satu hari dengan jarak tempuh sekitar 56 km jauhnya.
![]() |
Hasil ini cukup fantastis mengingat besaran jumlah yang harus dibayar sangat kecil dibanding jarak tempuh yang dapat dilalui. Kami menghitung, kurang-lebih iritnya mobil listrik ini sekitar tiga sampai empat kali lipat dari mobil berbahan bakar fosil.
Bandingkan dengan mobil bensin. Kita anggap rata-rata mobil besin secara konsumsi bbm dapat di angka 10km/Liter. Maka untuk melalui rute perjalanan 56 km, mobil bensin akan membutuhkan sekitar 5 sampai 6 liter.
Berarti, jika mobil bensin tersebut menggunakan bensin non subsidi yang dibanderol Rp 9.200, maka untuk satu perjalanan yang sama jauhnya dengan mobil listrik, mobil bensin membutuhkan biaya sekitar Rp 46.000 hingga Rp 55.200.
Baca juga: Waduh! Mobil Hyundai Kona EV Terbakar Lagi |
![]() |
Pengecasan
Ketika membeli Hyundai Kona Electric ataupun Ioniq, Hyundai langsung memberikan perangkat pengecasan dua buah, yaitu portable charger dan wall mount charger.
Portable charger ini yang kami gunakan untuk melakukan pengecasan di rumah. Untuk informasi, rumah yang kami tempati ketika melakukan pengecasan Kona Electric ini adalah rumah dengan kapasitas listrik 2.200 VA.
Alat cas yang bisa dibawa kemana-mana ini, dapat disesuaikan penggunaannya dengan kapasitas listrik rumah. Portable charger ini dapat diatur menjadi 8A, 10A, hingga 12A untuk output atau daya arus listriknya.
Kalkulasi yang kami lakukan dengan menghitung listrik rumah 220V, maka arus 8A sama dengan 1.760 Watt, 10A sama dengan 2.200 Watt dan 12A sama dengan 2.640 Watt.
Maka dari itu, ketika melakukan pengecasan Kona Electric di rumah kami yang mempunyai kapasitas 2.200VA, kami menggunakan daya pengecasan yang paling rendah untuk menghindari listrik yang berlebih dan menyebabkan listrik drop atau 'ngejepret'.
Data yang kami dapatkan, untuk melakukan pengecasan baterai 10 persen, kami membutuhkan waktu sekitar 4 sampai 4.5 jam. Memang pengecasan ini terkesan memakan waktu lama, namun yang kami lakukan untuk menyiasati hal ini adalah dengan membiarkan mobil melakukan pengecasan ketika kami sedang istirahat dan tidur. Sehingga saat pagi hendak beraktivitas, mobil ini sudah terisi penuh.
Penggunaan mobil listrik ini tentunya harus diimbangi dengan kebiasaan baru. Baterai tidak dianjurkan untuk digunakan hingga habis, sehingga lebih baik untuk selalu mengisi daya ketika sudah berkurang.
Untuk wall mount charger yang diberikan Hyundai pada saat pembelian tentu tidak kami pasang di rumah saat pengetesan mobil ini. Karena wall mount charger tersebut membutuhkan daya listrik lebih dari 7.000 Watt.
![]() |
Pihak Hyundai mengatakan bahwa pemasangan wall mount ini akan diserahkan kepada PLN dan akan terlebih dahulu dilakukan pengecekan terhadap daya listrik rumah yang hendak dipasangi wall mount.
Saat ini, tercatat untuk mobil listrik dapat juga mengisi daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang sudah banyak tersebar.
Memang kami akui dari segi konsumsi harian, mobil listrik saat ini jauh lebih irit dibandingkan dengan mobil berbahan bakar fosil. Namun, biaya yang perlu dikeluarkan untuk membeli sebuah mobil listrik pun sangat jauh dibandingkan mobil berbahan bakar fosil.
Pada akhirnya, hadirnya Hyundai Kona Electric 2021 untuk mengisi kelas mobil listrik terjangkau ini patut disambut baik. Kita tinggal menunggu ke depannnya, ada pabrikan mobil yang berani mengeluarkan mobil listrik dengan harga yang lebih terjangkau lagi dan berharap akan infrastruktur mobil listrik dapat lebih tersebar di berbagai daerah.
(mhg/rgr)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?