Sebanyak tujuh orang konsumen DFSK menggugat PT Sokonindo Automobile (DFSK Indonesia) karena mobil DFSK Glory 580 bermesin 1.500 cc turbo CVT tidak bisa menanjak. Benarkah demikian?
Para konsumen itu telah melaporkan serta melakukan perbaikan di bengkel resmi DFSK. Namun sampai saat ini kendaraan para konsumen masih mengalami kendala yang sama yaitu tidak dapat berjalan di tanjakan dan/atau saat berada di kemacetan yang menanjak (stop and go).
Ada dua kondisi yang dikeluhkan konsumen DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT. Yang pertama, kondisi stop and go di tanjakan terjal mobil tak kuat melanjutkan perjalanan menanjak. Yang kedua, mobil seakan kehabisan tenaga di tanjakan yang panjang terus-menerus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikOto mendapat kesempatan eksklusif membuktikan DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT milik salah satu dari tujuh konsumen yang menggugat PT Sokonindo Automobile itu. Kami mencoba mensimulasikan kondisi stop and go di tanjakan yang terbilang cukup terjal di sebuah parkiran mal di Tangerang, Banten.
![]() |
Konsumen yang enggan menyebutkan namanya tersebut mengatakan mobilnya masih dalam kondisi standar. Dirinya juga selalu melakukan servis rutin di bengkel resmi.
Dalam pembuktian DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT miliknya, kami mencoba beberapa kali menggunakannya di tanjakan parkiran mal. Simulasinya, kami melaju menanjak di parkiran tersebut dan berhenti di tengah tanjakan. Sebab, seperti yang dikeluhkan ketujuh konsumen itu, mobil mereka tidak mau melaju lagi ketika mobil berhenti di tengah tanjakan dan kembali digaspol.
Di dalam mobil kami isi dengan lima orang penumpang dewasa. Di dalam mobil juga tidak terdapat barang bawaan, hanya kami lima orang penumpang dewasa termasuk saya yang mengemudikan mobil.
Percobaan pertama, ketika mobil masih 'dingin' kami mencoba stop and go di tanjakan itu. Setelah kami mengerem di tengah tanjakan, fitur Hill Hold Control berfungsi dengan baik. Saat memindahkan kaki dari pedal rem ke pedal gas, mobil masih menahan beberapa detik. Percobaan pertama menanjak dengan kondisi stop and go dan mesin masih 'dingin' mobil yang kami kemudikan berhasil menanjak. Walaupun, kami merasa mobil tersebut agak susah payah menanjak dan akhirnya mobil mencapai puncak.
![]() |
Percobaan kedua dan ketiga pun kami lakukan di tanjakan yang sama. Kami lakukan dengan metode yang sama, yaitu stop and go. Saat percobaan kedua dilakukan, kendala yang dikeluhkan konsumen DFSK itu mulai kami rasakan. Kami merasa mobil ini sulit naik lagi saat berhenti di tengah tanjakan. Gas diinjak dengan lembut atau dengan diinjak sampai mentok pun mobil tidak merespons. Kondisinya, ketika mobil digas setelah berhenti di tengah tanjakan, mobil pada awalnya sedikit merespons bergerak, hanya sedikit rasanya, tak terlalu signifikan. Tapi kemudian, mobil benar-benar terasa kehilangan tenaga. Kami tidak bisa mencapai puncak tanjakan dari posisi stop and go.
Sebagai gambaran, kami menggunakan mode transmisi S dengan posisi gear 1, sama seperti yang kami lakukan di percobaan pertama.
Sampai yang membuat kami cukup panik adalah mobil benar-benar tidak memiliki tenaga untuk menanjak meski gas sudah mentok. Saat fitur Hill Hold Control nonaktif setelah kami memindahkan kaki ke pedal gas, mobil tidak bisa menahan di tanjakan, kalau kami tidak menginjak pedal gas, maka mobil langsung meluncur mundur ke bawah. Ini yang dikhawatirkan konsumen DFSK Glory 580 di kondisi macet di tanjakan. Seandainya ada mobil di belakang kami, pasti sudah terjadi tabrakan.
Untuk kembali menanjak, kami memutuskan untuk mundur lagi ke bawah dengan mengontrol mobil menggunakan rem. Sampai bawah, kami coba ancang-ancang lagi. Dan hasilnya, jika mobil langsung digas dari bawah tanpa kondisi stop and go, memang mobil mampu naik sampai puncak tanjakan di parkiran tersebut tanpa kendala. Tapi yang dipermasalahkan konsumen yang menggugat DFSK itu adalah kondisi stop and go di tanjakan.
Pada kesempatan yang berbeda, redaksi detikOto juga melakukan uji tanjak yang digelar DFSK. Yang kami kendarai adalah DFSK Glory 580 1.500 Turbo CVT milik tim marketing mereka. Mobil ini bukan dalam keadaan baru, dari odometer tercatat mobil telah menempuh jarak lebih dari 30.000 km. Kami mencobanya di salah satu tanjakan parkiran mal di Jakarta Utara, dengan tingkat kemiringan berbeda jika dibanding tes bersama mobil konsumen. Hasil pengujian tersebut bisa dibaca pada link ini.
Secara spesifikasi, DFSK Glory 580 menggendong mesin model SF15T dengan kapasitas 1.498 cc turbo. Berdasarkan data di atas kertas, tenaga dan torsinya cukup besar. Mesin itu mampu menyemburkan tenaga hingga 147 daya kuda dengan torsi maksimal 220 Nm pada 1.800-4.000 rpm. Tenaga dari mesin disalurkan ke roda depan dengan sistem Front Wheel Drive (FWD).
[Halaman berikut: Membandingkan DFSK Glory 580 Bermesin 1.500 cc dengan 1.800 cc CVT]
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah