Membuktikan DFSK Glory 580 Milik Konsumen, Benarkah Tak Bisa Menanjak?

Membuktikan DFSK Glory 580 Milik Konsumen, Benarkah Tak Bisa Menanjak?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Jumat, 11 Des 2020 09:46 WIB
Menguji DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT, Benarkah Tidak Bisa Menanjak?
Pembuktian DFSK Glory 580 yang disebut tidak kuat menanjak. Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto
Tangerang -

Sebanyak tujuh orang konsumen DFSK menggugat PT Sokonindo Automobile (DFSK Indonesia) karena mobil DFSK Glory 580 bermesin 1.500 cc turbo CVT tidak bisa menanjak. Benarkah demikian?

Para konsumen itu telah melaporkan serta melakukan perbaikan di bengkel resmi DFSK. Namun sampai saat ini kendaraan para konsumen masih mengalami kendala yang sama yaitu tidak dapat berjalan di tanjakan dan/atau saat berada di kemacetan yang menanjak (stop and go).

Ada dua kondisi yang dikeluhkan konsumen DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT. Yang pertama, kondisi stop and go di tanjakan terjal mobil tak kuat melanjutkan perjalanan menanjak. Yang kedua, mobil seakan kehabisan tenaga di tanjakan yang panjang terus-menerus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

detikOto mendapat kesempatan eksklusif membuktikan DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT milik salah satu dari tujuh konsumen yang menggugat PT Sokonindo Automobile itu. Kami mencoba mensimulasikan kondisi stop and go di tanjakan yang terbilang cukup terjal di sebuah parkiran mal di Tangerang, Banten.

Menguji DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT, Benarkah Tidak Bisa Menanjak?Kondisi tanjakan di parkiran mal tempat pembuktian DFSK Glory 580 yang diklaim tidak kuat menanjak. Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

Konsumen yang enggan menyebutkan namanya tersebut mengatakan mobilnya masih dalam kondisi standar. Dirinya juga selalu melakukan servis rutin di bengkel resmi.

ADVERTISEMENT

Dalam pembuktian DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT miliknya, kami mencoba beberapa kali menggunakannya di tanjakan parkiran mal. Simulasinya, kami melaju menanjak di parkiran tersebut dan berhenti di tengah tanjakan. Sebab, seperti yang dikeluhkan ketujuh konsumen itu, mobil mereka tidak mau melaju lagi ketika mobil berhenti di tengah tanjakan dan kembali digaspol.

Di dalam mobil kami isi dengan lima orang penumpang dewasa. Di dalam mobil juga tidak terdapat barang bawaan, hanya kami lima orang penumpang dewasa termasuk saya yang mengemudikan mobil.

Percobaan pertama, ketika mobil masih 'dingin' kami mencoba stop and go di tanjakan itu. Setelah kami mengerem di tengah tanjakan, fitur Hill Hold Control berfungsi dengan baik. Saat memindahkan kaki dari pedal rem ke pedal gas, mobil masih menahan beberapa detik. Percobaan pertama menanjak dengan kondisi stop and go dan mesin masih 'dingin' mobil yang kami kemudikan berhasil menanjak. Walaupun, kami merasa mobil tersebut agak susah payah menanjak dan akhirnya mobil mencapai puncak.

Menguji DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT, Benarkah Tidak Bisa Menanjak?Kondisi DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT yang tidak bisa menanjak di stop and go dan mundur lagi ke bawah. Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

Percobaan kedua dan ketiga pun kami lakukan di tanjakan yang sama. Kami lakukan dengan metode yang sama, yaitu stop and go. Saat percobaan kedua dilakukan, kendala yang dikeluhkan konsumen DFSK itu mulai kami rasakan. Kami merasa mobil ini sulit naik lagi saat berhenti di tengah tanjakan. Gas diinjak dengan lembut atau dengan diinjak sampai mentok pun mobil tidak merespons. Kondisinya, ketika mobil digas setelah berhenti di tengah tanjakan, mobil pada awalnya sedikit merespons bergerak, hanya sedikit rasanya, tak terlalu signifikan. Tapi kemudian, mobil benar-benar terasa kehilangan tenaga. Kami tidak bisa mencapai puncak tanjakan dari posisi stop and go.

Sebagai gambaran, kami menggunakan mode transmisi S dengan posisi gear 1, sama seperti yang kami lakukan di percobaan pertama.

Sampai yang membuat kami cukup panik adalah mobil benar-benar tidak memiliki tenaga untuk menanjak meski gas sudah mentok. Saat fitur Hill Hold Control nonaktif setelah kami memindahkan kaki ke pedal gas, mobil tidak bisa menahan di tanjakan, kalau kami tidak menginjak pedal gas, maka mobil langsung meluncur mundur ke bawah. Ini yang dikhawatirkan konsumen DFSK Glory 580 di kondisi macet di tanjakan. Seandainya ada mobil di belakang kami, pasti sudah terjadi tabrakan.

Untuk kembali menanjak, kami memutuskan untuk mundur lagi ke bawah dengan mengontrol mobil menggunakan rem. Sampai bawah, kami coba ancang-ancang lagi. Dan hasilnya, jika mobil langsung digas dari bawah tanpa kondisi stop and go, memang mobil mampu naik sampai puncak tanjakan di parkiran tersebut tanpa kendala. Tapi yang dipermasalahkan konsumen yang menggugat DFSK itu adalah kondisi stop and go di tanjakan.

Pada kesempatan yang berbeda, redaksi detikOto juga melakukan uji tanjak yang digelar DFSK. Yang kami kendarai adalah DFSK Glory 580 1.500 Turbo CVT milik tim marketing mereka. Mobil ini bukan dalam keadaan baru, dari odometer tercatat mobil telah menempuh jarak lebih dari 30.000 km. Kami mencobanya di salah satu tanjakan parkiran mal di Jakarta Utara, dengan tingkat kemiringan berbeda jika dibanding tes bersama mobil konsumen. Hasil pengujian tersebut bisa dibaca pada link ini.

Secara spesifikasi, DFSK Glory 580 menggendong mesin model SF15T dengan kapasitas 1.498 cc turbo. Berdasarkan data di atas kertas, tenaga dan torsinya cukup besar. Mesin itu mampu menyemburkan tenaga hingga 147 daya kuda dengan torsi maksimal 220 Nm pada 1.800-4.000 rpm. Tenaga dari mesin disalurkan ke roda depan dengan sistem Front Wheel Drive (FWD).

[Halaman berikut: Membandingkan DFSK Glory 580 Bermesin 1.500 cc dengan 1.800 cc CVT]

Usai membuktikan DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT yang dimiliki salah satu konsumen penggugat DFSK, kami mencoba membandingkannya dengan DFSK Glory 580 bermesin 1.800 cc (tanpa turbo) dengan transmisi CVT juga.

Di dalam mobil tetap sama, kami berlima dan tanpa barang bawaan. Penggunaan mode transmisi S gear 1 dan kondisi tanjakan pun masih sama seperti pengujian DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT sebelumnya. Kami juga melakukan pengujian dengan cara stop and go di tanjakan.

Hasilnya, DFSK Glory 580 dengan mesin 1.800 cc tanpa turbo dengan transmisi CVT terasa lebih baik. Ketika mobil berhenti di tengah tanjakan dan digas lagi, kolaborasi mesin 1.800 cc dengan transmisi CVT menyalurkan tenaga ke roda depan dengan baik. Mobil tak terasa susah payah menanjak dalam kondisi stop and go seperti yang kami rasakan sebelumnya dengan DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT.

Dari hasil pengujian ini, kami menyimpulkan mungkin tidak semua DFSK Glory 580 tidak bisa menanjak. Bisa jadi, kondisi muatan dan tanjakannya berbeda-beda. Tipe mesin DFSK Glory 580 antara 1.500 cc turbo CVT dengan 1.800 cc naturally aspirated (tanpa turbo) CVT pun membedakannya.

Tapi, unit mobil DFSK Glory 580 1.5 turbo CVT milik salah satu konsumen yang menggugat DFSK Indonesia ini memang kami buktikan sulit menanjak di kondisi stop and go, terutama setelah beberapa kali percobaan menanjak. Padahal, mobil ini baru diisi lima orang penumpang dari kapasitas maksimal tujuh orang penumpang.

[Halaman berikut: Curhat Konsumen Mobil Glory 580 1.5 Turbo CVT Ditukar Glory 580 1.8]

Salah satu konsumen DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT di luar tujuh penggugat bercerita kepada detikOto bahwa mobilnya juga mengalami kendala. Mobil milik konsumen yang juga enggan disebutkan namanya tersebut bahkan sampai ditukar baru oleh DFSK Indonesia.

"Saya sudah dua kali mengalami kejadian yang gagal menanjak. Artinya mobil itu tidak bisa saya teruskan untuk melanjutkan tanjakan," kata konsumen tersebut kepada detikOto melalui sambungan telepon belum lama ini.

"Jadi saya juga sempat berdebat dengan tim DFSK, masalahnya di mana sih kok di satu sisi ada yang bisa tapi di tempat lain nggak. Saya sampai menarik kesimpulan sendiri, kalau dia tanjakannya panjang banget dia kayak hilang power tiba-tiba, karena mungkin temperatur naik atau apa lah. Pada akhirnya kan pihak tim Sokon yang evaluasi," sebutnya.

Setelah kejadian pertama, mobilnya diperbaiki di bengkel resmi. Sejak itu dia mulai pede melakukan perjalanan di tanjakan. Sampai akhirnya kejadian gagal menanjak kedua kali dia alami. Setelah kejadian kedua dia menyerahkan kepada tim DFSK dan dealer resmi.

"Singkat cerita saya lapor lagi, komplain. Waktu itu saya berpikir mungkin cuma punya saya. Komplain saya waktu itu saya berharap karena garansi 7 tahun, gimana caranya saya bisa memakai kendaraan itu sesuai dengan peruntukannya. Saya menyerahkan ke pihak DFSK, mau diganti geluntungan transmisi boleh, mau dibenerin misalnya dia butuh waktu evaluasi lama nggak apa-apa asal saya dikasih unit pengganti (unit cadangan untuk digunakan sebagai mobil pengganti selama mobilnya di bengkel), opsinya begitu dari saya. Saya nggak menekan pihak Sokon gimana-gimana," cerita dia.

Mobil miliknya juga sempat diuji bareng bersama DFSK dan tim teknisi bengkel. Dia mencoba ke lokasi yang sama ketika mobilnya tidak kuat menanjak. "Persis di titik yang sama mobil itu nggak bisa lagi," katanya.

"Di situlah mereka akhirnya mulai ada opsi-opsi ganti unit segala macam. Saya sih fine-fine aja walaupun saya nggak terlalu suka diganti dengan 1.8 karena menurut saya, saya kan bangga dengan (mesin) turbo. Tapi karena saya juga was-was terus pakai yang 1.5 turbo akhirnya saya menyerahkan ke mereka," katanya.

"Mereka menarik kesimpulan nggak bisa akhirnya saya diganti unit. Diganti unit baru (dengan mobil baru bermesin 1.8). Mungkin itu bentuk tanggung jawab Sokon, ya saya sih fine-fine aja," sebutnya. Sampai saat ini, DFSK Glory 580 dengan mesin 1,800 cc miliknya tidak mengalami kendala.

Dari pengakuan konsumen DFSK Glory 580 1.5 Turbo CVT yang bercerita kepada detikOto, kami menanyakan kepastian apakah benar ada konsumen yang diganti mobil baru karena mobilnya bermasalah tidak kuat menanjak. Sayangnya, Rofiqi belum bisa memastikan hal tersebut.

"Saya belum bisa memastikan, karena memang tidak disebutkan nama (konsumennya). Kalau ditanya ada apa nggak, saya harus cek dulu," ucap PR & Media Manager PT Sokonindo Automobile, Achmad Rofiqi.


Hide Ads