Meski sudah mendapat subsidi berupa potongan harga Rp 7 juta, namun peminat motor listrik di Indonesia masih rendah. Haruskah besaran subsidinya ditambah untuk menjerat lebih banyak pembeli?
Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkap, hingga tahun lalu, serapan program subsidi motor listrik hanya mencapai 11.532 unit atau sekira Rp 78 miliar. Padahal, kuota yang disiapkan pemerintah mencapai 200 ribu unit dengan anggaran Rp 1,4 triliun.
"Karena penyerapannya tidak sesuai, bahkan jauh dari apa yang sudah disiapkan yaitu 200 ribu unit motor listrik, itu menjadi beban kita dalam konteks kita tidak berhasil men-deliver atau memberikan penyerapan anggaran yang tinggi," ujar Agus Gumiwang, dikutip dari Antara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Abdullah Alwi selaku Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) menegaskan, besaran subsidi yang diberikan pemerintah sudah termasuk besar. Sebab, di negara tetangga, angkanya kurang lebih sama.
"Sampai saat ini, angka Rp 7 juta sudah termasuk baik ya. Karena keinginan Menperin kan mensubsidi dari segi baterai. Di beberapa negara lain seperti Thailand, angkanya juga hampir mirip. Saya rasa angka segitu sudah cukup," ungkap Abdul saat ditemui di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (25/1).
Menurut Abdul, saat merumuskan besaran subsidi, pemerintah mempertimbangkan banyak faktor. Itulah mengapa, dia merasa belum perlu ada penambahan subsidi.
"Kalau ditanya ke masyarakat, kalau ditambah subsidi mau nggak, saya rasa semua juga bakal ngomong mau. Tapi kita harus lihat keseimbangan antara support pemerintah, jumlah kuota, budget dan harapan masyarakat. Menurut kami angka Rp 7 juta sudah sangat baik," tuturnya.
![]() |
Lebih jauh, Abdul menilai, rendahnya minat konsumen membeli motor listrik subsidi bukan disebabkan kurangnya potongan harga, melainkan minimnya sosialiasi ke masyarakat mengenai program tersebut.
"Jadi kalau saya lihat, sosialisasi. Apakah semua orang tahu program ini, atau ada pendekatan-pendekatan lain dari APM yang pada prinsipnya masih banyak PR," kata dia.
(sfn/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah