Motor Listrik Subsidi Tak Laku, Pemerintah Turunkan Alokasi Tahun 2024 Jadi 50 Ribu Unit

Motor Listrik Subsidi Tak Laku, Pemerintah Turunkan Alokasi Tahun 2024 Jadi 50 Ribu Unit

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Sabtu, 06 Jan 2024 08:16 WIB
Pramuniaga merapikan kendaraan motor listrik yang dijual di sebuah diler di kawasan Jalan Fatmawati, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/11/2023). Pemerintah menargetkan pada tahun 2025 populasi kendaraan listrik roda dua dan tiga secara nasional bisa mencapai 6 juta unit dan jumlah tersebut diharapkan terus meningkat hingga 12 juta unit pada tahun 2035, sehingga Indonesia bisa menghemat penggunaan BBM sebanyak 18,86 juta barrel atau setara 6,9 juta ton karbon dioksida. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/Spt.
Subsidi motor listrik (Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar)
Jakarta -

Pemerintah akan tetap memberikan bantuan atau insentif untuk sepeda motor listrik. Namun, jumlahnya berkurang jika dibanding tahun ini.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan alokasi bantuan pembelian motor listrik tahun 2024 hanya sebanyak 50 ribu unit. Total anggaran yang disiapkan adalah Rp 350 miliar.

Agus mengungkapkan serapan program bantuan pembelian motor listrik masih rendah. Dari 200.000 unit yang ditargetkan, subsidi motor listrik baru tersalurkan sebanyak 11.532 unit di tahun 2023. Ia bahkan menyebut program tersebut menjadi beban dalam penyerapan anggaran Kemenperin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Karena penyerapannya tidak sesuai, bahkan jauh dari apa yang sudah disiapkan yaitu 200 ribu unit motor listrik, itu menjadi beban kita dalam konteks kita tidak berhasil men-deliver atau memberikan penyerapan anggaran yang tinggi," kata Agus dikutip Antara.

Agus optimistis target program subsidi kendaraan listrik tersebut akan terpenuhi pada tahun ini. "Karena kita mulai Januari, saya kira bisa (capai target kuota)," katanya.

ADVERTISEMENT

Menperin menyebut, tahun 2023 serapan program subsidi motor listrik mencapai 11.532 unit atau sekitar Rp 78 miliar. Padahal, kuota yang disiapkan mencapai 200 unit dengan anggaran Rp 1,4 triliun.

Agus mengatakan, salah satu penyebab rendahnya serapan program bantuan motor listrik yakni kemampuan baterai kendaraan. Begitu juga lama waktu pengecasan.

"Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu yang penting kan baterai. Baterainya harus bisa memiliki durasi yang lama, yang panjang, baterainya harus bisa mudah di-charge. Charge-nya juga kalau untuk mobil harus cepat, kalau charge 3-4 jam itu dianggap lama maka sekarang teknologi akan bisa membuat chargemobil lebih cepat. Jadi baterai itu menjadi kunci terhadap keberhasilan program mobil dan motor listrik," ungkapnya.




(rgr/din)

Hide Ads