Pemerintah terus menguji coba bahan bakar minyak (BBM) campuran biodiesel B40. Bahan bakar itu dicoba digunakan di mobil di dataran tinggi.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui pendanaan oleh Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) melakukan rangkaian uji kelayakan B40 (campuran 40 persen biodiesel pada bahan bakar solar) sebagai bahan baku penggerak mesin diesel. Kali ini, pengujian yang dilakukan adalah tes Cold Startability (kemudahan penyalaan kendaraan pada temperatur rendah).
"Untuk hasilnya sebagai standar menghidupkan mesin paling lama 5 detik, dan catatan saya tadi paling cepat kira-kira 1 detik. Ini bukti otentik kalau B40 siap digunakan di engine," kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pengujian kali ini, terdapat 2 formula bahan bakar yang digunakan pada Road Test B40 yaitu formula pertama, B30D10 yang terdiri dari campuran 30% Biodiesel (B100), 10% Diesel Nabati/HVO (D100) dan 60% Solar Murni (B0). Dan formula kedua B40 yang terdiri dari campuran 40% Biodiesel (B100) dan 60% Solar Murni (B0).
"Kita memilih (formula) bahan bakar ini yang asalnya dari dalam negeri dan diproduksi dari kita. Untuk yang basisnya B40 diproduksi oleh Aprobi Biodieselnya, dan untuk tadi yang campuran 10% (Diesel Nabati/HVO) oleh Pertamina dan sekarang ekspor malah. Dua-duanya akan kita manfaatkan," ujarnya.
Selama tes cold startability dilakukan beberapa pengujian. Salah satunya melakukan pengujian kualitas mutu bahan bakar dan pelumas yang bertujuan untuk memastikan kualitas mutu bahan bakar sebelum dan sesudah dicampur sampai masuk ke dalam mesin sesuai dengan kualitas mutu yang dipersyaratkan. Di samping itu, dilakukan analisa pelumas untuk memastikan dan membandingkan kualitas pelumas pada awal dan pelumas bekasnya.
Tim teknis uji jalan bahan bakar biodiesel B40 pada kendaraan bermesin diesel telah menyelesaikan beberapa pengujian antara lain analisis konsumsi bahan bakar, uji kualitas mutu bahan bakar dan pelumas, uji kinerja engine, uji stabilitas penyimpanan bahan bakar dan uji startability.
Setelah melakukan uji cold startability, tim uji teknis akan melakukuan uji jalan B40. Bahan bakar ini diuji di kendaraan dengan kapasitas kurang dari 3,5 ton dan dengan target jarak harian 650 km/hari. Pengujian dilakukan di rute Balitsa - Tol Cileunyi - Ciamis - Kuningan - P3GL - Pemalang (putar balik) - Subang - Balitsa, dengan total jarak tempuh 50.000 km.
Selain itu, biodiesel B40 juga diuji di kendaraan dengan kapasitas > 3,5 ton dengan target jarak harian 550 km/hari. Rutenya yaitu Balitsa - Pasteur - Cikampek - Cipali - P3GL - Tegal (putar balik) -Cipali - Subang - Balitsa, dengan total jarak tempuh 40.000 km.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah