Akhir-akhir ini kualitas udara di Jakarta tergolong tidak sehat. Sejak pekan kemarin, kualitas udara Jakarta dinyatakan tidak sehat berdasarkan Air Quality Index (AQI). Kendaraan pribadi dituding menjadi salah satu penyumbang polusi udara.
Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Safrudin, mengungkapkan mobilitas yang sudah normal dengan volume kendaraan yang meningkat turut menyumbang polusi udara di Jakarta.
"Iya mobilitas sudah normal, bahkan di luar ekspektasi pemerintah pusat maupun daerah. Sekarang masyarakat agak paranoid untuk menggunakan angkutan umum. Akhirnya pilihannya kendaraan pribadi. Mereka masih khawatir dengan efek pandemi. Jadi mau tidak mau mereka menggunakan kendaraan pribadi," ujar pria yang akrab disapa Puput saat berbincang dengan detikcom melalui sambungan telepon, Senin (20/6/2022).
Menurutnya, ada beberapa alasan mengapa masyarakat lebih memilih naik kendaraan pribadi. Antara lain masih khawatir naik angkutan umum, angkutan umum yang belum memadai, hingga perubahan rute kereta commuter line yang membuat pengguna KRL beralih ke kendaraan pribadi.
Puput juga menyinggung kebijakan pemerintah untuk memberikan diskon pajak kendaraan baru. Menurutnya, kebijakan itu juga turut menjadi penyumbang polusi udara.
"Menteri Keuangan mengeluarkan PMK 20 Tahun 2021 dan PMK 31 tahun 2021, itu soal menolkan PPnBM penjualan kendaraan. Itu akhirnya memicu pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor. Terutama ya masyarakat, maklum lah namanya mobil baru kan mereka akan selalu menggunakan ke mana saja," ujarnya.
Di sisi lain, tujuan utama kebijakan diskon PPnBM sebenarnya adalah untuk membangkitkan industri otomotif yang sempat terpuruk karena pandemi COVID-19. Dengan bangkitnya industri otomotif karena didukung diskon PPnBM, diharapkan perekonomian bergerak. Apalagi, industri otomotif juga menyerap sekitar 1,5 juta tenaga kerja.
Simak Video "Video: Kualitas Udara Jakarta Masuk Kategori Baik Sore Ini"
(rgr/din)