Jakarta 10 Besar Kota Termacet, Ini Jurus Andalan Dishub Perbaiki Peringkat

Jakarta 10 Besar Kota Termacet, Ini Jurus Andalan Dishub Perbaiki Peringkat

M Luthfi Andika - detikOto
Senin, 03 Feb 2020 17:14 WIB
Kemacetan di Jakarta terparah ke-10 berdasarkan kondisi lalu lintas saat jam sibuk dari 416 kota dari 57 negara di dunia yang disurvei TomTom, 2019.
Kemacetan Jakarta Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Kemacetan kota Jakarta jadi sorotan, setelah Tom Tom Traffic Index mengumumkan Jakarta masih menduduki posisi 10 besar sebagai kota termacet di dunia. Pemerintah Daerah DKI Jakarta langsung melakukan berbagai langkah agar Jakarta terbebas dari macet, begitu juga dengan Dinas Perhubungan yang terus membantu pemerintah untuk bisa mengurai kemacetan di Ibu Kota Jakarta.

Seperti yang disampaikan Kadishub DKI Jakarta, Syafin Liputo, kepada detik.com.

"Sesuai dengan rilis Tom Tom Traffic Index, Jakarta kini sudah peringkat ke-10 sebagai kota termacet di dunia, sebelumnya Jakarta berada di posisi ke-7 pada 2018. Target kita keluar dari posisi ke-10 besar. Namun dalam rilis Asian Development Bank (ADB), Jakarta sudah keluar dari ke-10 besar sebagai kota termacet. Ke depannya kita akan melakukan berbagai upaya, yaitu dengan fokus pada Push and Pull strategi untuk bisa mengurai kemacetan," tambah Syafrin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KemacetanKemacetan Foto: Pradita Utama

Syafrin menjelaskan apa yang menjadi andalan dari Push and Pull Strategi Dishub, untuk bisa mengurai kemacetan Jakarta.

"Jadi untuk push strategi, kita melakukan berbagai upaya, di antaranya akan mengimplementasikan sistem ERP tahun ini, selain itu kita targetkan dalam waktu dekat tarif parkir yang tinggi pada koridor sistem transit kita," kata Syafrin.

ADVERTISEMENT

"Selain itu sesuai Ingub No. 66 tahun 2019, kita juga akan melakukan kontrol pada polusi udara di Jakarta yang disebabkan dari kendaraan bermotor. Dari sisi itu kita akan kenakan bus isentif bagi kendaraan yang tidak lulus uji emisi. Dan pada dinas perhubungan juga akan menerapkan tarif parkir tinggi, bagi kendaraan yang tidak lulus uji emisi tentu sifatnya progresif," tambah Syafrin.

Setelah Push strategi, Syafrin juga menjelaskan apa yang menjadi andalan utama dari Pull strategi ala Dishub yang dinilai mampu mengurai kemacetan.

"Selanjutnya kami juga menerapkan Pull strategi, mengutamakan Jaklinko dengan mengintegrasikan seluruh angkutan umum yang ada. Contohnya tahun ini pada triwulan 1, kita akan menyelesaikan integrasi 4 stasiun di Jakarta yaitu ada Stasiun Sudirman, Tanah Abang yang sekarang masih dalam tahap penyelesaian pekerjaan, selanjutnya stasiun Juanda dan stasiun Senen," kata Syafrin.

Jak LingkoJak Lingko Foto: Pradita Utama

Dijelaskan juga, sistem integrasi ini memungkinkan sistem moda rel dan sistem moda jalan raya bisa terhubung.

"Ini integrasi yang menyatukan moda jalan rel dengan moda jalan raya, Contoh di Tanah Abang saat KRL-nya berhenti di Tanah Abang, penumpang akan luber ke jalan mencari angkutan lain dengan pemikiran 'saya naik apa, dan ke mana tujuannya'. Integrasi ini yang menjadi prioritas kita tahun ini," kata Syafrin.

"Harapannya ketidakteraturan dan ketidaktertiban tidak ada lagi, sehingga lalu lintas semakin lancar. Itu dari sisi pull strategi. Sehingga bisa disimpulkan, strategi kami untuk bisa mengurai kemacetan adalah pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dan peningkatan angkutan umum sehingga terjadi perpindahan," tambah Syafrin.


Hide Ads