Inspiratif, Mbah Waluyo Penambal Ban yang Anaknya Kini Bergelar Dokter

Inspiratif, Mbah Waluyo Penambal Ban yang Anaknya Kini Bergelar Dokter

Achmad Syauqi - detikOto
Rabu, 14 Okt 2020 07:33 WIB
Mbah Waluyo (69) penambal ban di Klaten yang anaknya sukses jadi dokter, Selasa (13/10/2020).
Mbah Waluyo masih menambal ban bocor (Achmad Syauqi/detikcom)
Jakarta -

Dalam 45 tahun terakhir cuma tambal ban pekerjaan yang digeluti Mbah Waluyo. Namun dari kerja keras dan kegigihannya itu, anaknya bisa sekolah tinggi hingga bergelar dokter.

Ditemui detikcom di sela-sela aktivitas kesehariannya menambal ban, Mbah Waluyo (69 tahun) menceritakan perjalanan hidup dan pekerjaan yang sudah dia jalani sejak 1975 itu. Sempat bekerja pada sebuah pabrik di Jakarta, dia lantas memutuskan pulang ke kampung halamannya di Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dan menjadi penambal ban.

"Saya anak dua, sudah berkeluarga semua. Yang sulung anak saya dokter, dulu tugas di Jakarta sekarang pindah ke Sumatera," cerita Waluyo saat berbincang dengan detikcom di lokasi usahanya di simpang empat Pasar Delanggu Jalan Yogya-Solo, Kota Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Selasa (13/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demi menopang kebutuhan sehari-hari dan memenuhi biaya pendidikan, Waluyo dibantu istrinya yang berjualan makanan. Waluyo mengisahkan kalau anaknya yang kini menjadi dokter memang sudah pintar sejak kecil.

Saya nambal ban dan istri saya jual makanan untuk menabung karena anak-anak sekolahnya pinter. Sejak SMP anak saya yang dokter, Yulianto itu juara satu terus," tutur Waluyo.

ADVERTISEMENT

Waluyo juga menceritakan kalau Yulianto (anak pertamanya yang bergelar dokter) malah kerap membantunya bekerja. Yulianto bisa mengenyam pendidikan tinggi karena mendapat beasiswa. Itu diakui Waluyo banyak meringankan bebannya.

Mbah Waluyo (69) penambal ban di Klaten yang anaknya sukses jadi dokter, Selasa (13/10/2020).Mbah Waluyo (69) penambal ban di Klaten yang anaknya sukses jadi dokter, Selasa (13/10/2020). Foto: (Achmad Syauqi/detikcom)

"Dulu dia (dokter Yulianto) ikut nambal ban. Tapi itu ketika duduk di bangku SMP," kata Waluyo.

"Kuliah kedokteran juga dapat beasiswa jadi tidak semua saya yang biayai. Setelah jadi dokter, saya disuruh pensiun nambal ban, tapi saya tidak mau," lanjut Waluyo.

Kini sudah berusia senja, Waluyo sempat diajak tinggal bersama anaknya. Namun dia mengaku tidak kerasan.

Saya merasa kerasan malah di sini nambal ban. Kalau kangen cucu ya nengok naik pesawat, tapi kalau diminta tinggal sama anak malah kurang kerasan," ujar Waluyo.

Kini selain menambal ban, lanjut Waluyo, dia dan istrinya Ngadinem juga bekerja menjaga parkir sepeda dan motor. Usaha tambal bannya setiap hari buka jam 05.00-19.00 WIB.

Seorang tetangga bernama Lilik mengatakan sosok Waluyo memang orang yang pekerja keras. Sampai anaknya jadi dokter dan putrinya jadi istri pejabat di Yogyakarta, Waluyo tetap tidak mau berhenti bekerja.

"Pernah dibawa anaknya yang dokter (ke Sumatera) tapi pulang lagi (ke Klaten). Pak Waluyo memang pekerja keras meskipun anaknya sudah jadi dokter," kata Lilik pada detikcom.

Lilik mengatakan dua anak Waluyo memang sejak kecil sudah dikenal pandai. "Memang pinter dan masuk kuliah kedokteran lewat PMDK atau tanpa tes. Kadang pulang nengok ayah ibunya tapi setelah punya anak kedua agak jarang," lanjut Lilik.




(din/rgr)

Hide Ads