Indonesia Mulai Terapkan Biodiesel B40

Indonesia Mulai Terapkan Biodiesel B40

Ridwan Arifin - detikOto
Senin, 22 Jul 2024 14:36 WIB
B40
Foto: B40/Ilyas Fadhillah-detikcom
Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Indonesia siap menerapkan program biodiesel 40 persen atau bahan bakar nabati dari sawit (B40).

Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Kebtke Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harris mengungkapkan penggunaan B40 akan berjalan di sektor non-otomotif.

"Sekarang ini Indonesia sudah sukses B35 dan hari ini sedang di-launching untuk penggunaan B40 di sektor transportasi. Tapi sekarang masih di Kereta Api dulu," kata Harris di Forum Editor Otomotif di ICE BSD City, Tangerang, Selasa (22/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, pemerintah pada 2023 sudah mulai menjalankan program pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis biodiesel berbasis minyak sawit ke dalam minyak Solar sebesar 35% (B35).

Harris mengklaim proyek ini jadi yang pertama dalam pengembangan biodiesel.

ADVERTISEMENT

"Baru Indonesia juga yang menerapkan B35 yang kita mulai dari 2021 sampai 2024, dan akan naik B40. Tapi sekarang masih menunggu proses lebih lanjut seperti pengetesan dan lain-lain," jelas dia.

Beberapa waktu yang lalu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, rencana penerapan B40 sudah sesuai jadwalnya. Dia mengatakan, uji coba untuk sektor otomotif sudah selesai.

"Sekarang baru non-otomotif yang dipastikan. Sampai dengan Desember," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, ditulis Rabu (26/6).

Pihaknya telah melakukan analisa kapan B40 diterapkan. Setelah uji coba selesai dan sinkronisasi pembahasan yang di dalamnya juga memuat peningkatan produksi, maka B40 paling cepat diterapkan pertengahan 2025.

"Kalau dari prediksi kita sendiri setelah tes selesai, lalu misalnya ada sinkronisasi pembahasan, karena di situ perlu ada peningkatan kapasitas produksi. Terus nanti di titik-titik serah itu mulai diperbesar penampungannya untuk bisa naik dari 35 ke 40. Nah, ini mungkin kalaupun perlu waktu, ya paling cepat 2025 pertengahan. Kalau bisa smooth semua dipersiapkan," paparnya.




(riar/rgr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads