![]() |
Akbar menjelaskan bahwa foto-foto yang diunggah di Instagram TMC Polda Metro Jaya keadaannya ketika konvoi mobil diberhentikan, jadi kesannya mobil menumpuk 'akibat' konvoi. Ia juga mengatakan bahwa konvoi mobil tetap teratur, yakni dua baris dengan setiap baris ada sekitar 15 kendaraan yang berjajar. Sementara di lajur ketiga atau paling kanan, diisi oleh pengendara lain di luar rombongan mobil tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi nggak sesuai framing kita berhenti di jalan untuk foto-foto, saya juga bukan orang bodoh yang berhenti di tengah nutupin jalan tol. Kita kan juga tahu etika, kita tahu aturan, kita nggak mungkin macam-macam," lanjut pria yang juga seorang drifter itu.
"Saat kita balik, pas baru masuk tol, misal ada 30-an mobil, berarti kalau dua jalur itu ada sekitar 15 mobil di setiap baris. Pada saat ada 15 mobil berbaris dan yang paling depannya itu dihalangi sama DLLAJ, yang belakang jadi ngantre. Itu poinnya, jadi kalau kita dibilang jalan pelan dan segala macam, ya karena mobil depannya lambat terhalang kendaraan DLLAJ. Kita tetap dua baris, dan yang di jalur tiga (lajur paling kanan) itu mobil lain (di luar komunitas)," ujarnya.
Kemudian soal kecepatan konvoi mobil, Akbar mengatakan tetap seusai dengan aturan batas minimal dan maksimal kecepatan kendaraan di jalan tol.
"Feeling saya ketika (rombongan mobil) melambat gara-gara DLLAJ suruh mobil kamera kita nggak boleh merekam, itu kurang lebih 30-40 km/jam. (Tapi) saat kita dari Cilandak ke arah Brigif di tol Andara itu, kita tidak lambat sama sekali, sekitar 60-70-80 km/jam. Kita tidak melakukan speeding dan juga tidak melambat sama sekali. Kita berjalan minimal 60 km/jam, karena pada saat awal saya udah briefing sama yang lain, kita jalan di tol minimal 60 km/jam," jelas Akbar.
Usai rombongannya diberhentikan, Akbar pun melakukan komunikasi dengan petugas Sat PJR Ditlantas Polda Metro Jaya di lokasi. Menurut Akbar, polisi memberhentikan rombongannya karena tidak izin ketika melakukan pengambilan gambar di tol tersebut.
"Saya nanya, 'Pak salahnya kita di mana?' Ternyata salahnya itu adalah karena kita tidak izin mau ngambil gambar di tol itu. Terus saya bilang, 'Oke, Pak, kalau gitu saya minta maaf karena saya nggak tahu kalau ini harus pakai izin. Karena ini kan bukan event, kita jalan-jalan biasa aja komunitas. Saya bilang lagi, saya juga kalau buat event ataupun buat iklan, nggak mungkin saya nggak ada izin. (Terus polisi bilang), 'Ya sudah, Mas, lain kali koordinasi saja, Mas'. Saya jawab, 'Ya udah next-nya saya akan koordinasi. Kalau gitu saya izin pamit ya, Pak.' 'Oh iya, Mas, hati-hati ya lain kali jangan gini'. Udah selesai sampai sana, tidak ada masalah, tidak ditilang dan segala macam," tukas Akbar.
(lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?