Tahun 2022 pemerintah Indonesia mulai menerapkan kebijakan emisi Euro 4. Salah satu merek kendaraan niaga di Tanah Air, Mercedes-Benz, memastikan siap mengikuti aturan tersebut. Misalnya kendaraan Heavy Duty Truck (HDT) rakitan lokal mereka, Axor, sudah dibekali sejumlah teknologi canggih yang memungkinkan emisi mereka sesuai regulasi Euro 4.
"Kita dari DCVI dan DCVMI tentunya 100% support (mendukung) peraturan pemerintah untuk Euro 4," buka Head of Product and Marketing PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia (DCVI), Faustina Tjandra dalam diskusi virtual yang digagas Forum Wartawan Otomotif (14/12/2021).
Sebagai catatan, pemerintah berencana menerapkan standar emisi Euro 4 pada mesin kendaraan diesel mulai 2022. Peraturan itu tertuang dalam surat yang diterbitkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan No S 786/MENLHK-PPKL/SET/PKL.3/5/2020 tertanggal 20 Mei 2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, semua produsen otomotif yang merakit kendaraan niaga bermesin diesel harus mulai melakukan produksi pada 7 April 2022. Anjuran untuk beralih ke Euro 4 itu juga sudah tertuang di dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017.
"Ya, jadi kalau 7 April kita sudah harus produksi dan memasarkan untuk kendaraan Euro 4, makanya pemerintah memutuskan tanggal 6 April itu akhir kita boleh produksi di line production itu untuk kendaraan yang Euro2 maupun Euro3, setelah itu tidak boleh diproduksi lagi," sambung Faustina.
Daimler Trucks sendiri sebenarnya sudah memiliki produk truk yang sesuai regulasi Euro 4 dan sudah diserahterimakan unit pertamanya beberapa waktu lalu. Truk Axor terbaru rakitan Wanaherang, Bogor, memiliki sejumlah teknologi yang memungkinkannya lebih ramah lingkungan, kendati spek mesin yang diusung identik dengan model-model sebelumnya.
"Kelebihan Axor Euro 4 dibanding Axor Euro 2 atau Euro 3, itu engine-nya akan sama jenisnya, yakni OM 906 LA. Jadi customer tidak akan riweh (sibuk) mengenai aftermarket dan sparepart-nya karena engine dan bahkan transmisinya sama," jelas Faustina.
Tapi kendati mesin dan transmisinya sama, bukan berarti Axor Euro 2 atau Axor Euro 3 konsumen bisa di-upgrade menjadi Axor Euro 4 ya.
![]() |
"Oh, kalau begitu bisa nggak dengan engine sekarang yang Euro 3, saya bawa ke bengkel menjadi Euro 4. Tidak bisa! Walaupun kita menggunakan sistem engine yang sama, Unitized Direct Pump Injection. Itu karena teknologi yang digunakan (di mesin Euro 4) berbeda," sambung Faustina.
Adapun beberapa teknologi pembeda yang diterapkan di Mercedes-Benz Axor Euro 4 adalah SCR (Selective Catalytic Reduction) Technology dan juga Zero Pressure Drain Unit Pump.
"SCR Technology sendiri bukan metode baru, sejak 1950 itu sudah dikembangkan di Jerman, dan 1963 sudah dipakai di Amerika. Nah, kita bawa itu ke sini karena dari mother company kita, Jerman itu sekarang sudah Euro 6 menuju Euro 7. Dari mereka Euro 4, mungkin sekitar 10 tahun lalu itu sudah pakai SCR Technology ini," jelasnya lagi.
"Jadi teknologi SCR ini pada kotak merah (vent hole to pressure release) itu kadar nox-nya diturunkan dengan disemprotkan yang namanya cairan adblue. Jadi sebenarnya perubahan emisi ini dari Euro 2, Euro 3, dan Euro 4, itu gimana caranya supaya kadar nox yang di udara itu diturunkan," sambungnya.
Baca juga: Mengintip Pabrik Truk Jerman di Bogor |
"Adblue itu kalau di luar negeri dijual kayak di botol minuman saja, di semua SPBU dijual karena sudah seperti minuman sehari-hari untuk kendaraan. Di Indonesia memang belum banyak yang jual, tapi kami dari Daimler tahun depan akan mulai memasarkan adblue ini lewat jajaran dealer kita. Yang belum tahu, adblue ini memiliki komposisi urea sebesar 30-an persen yang dicampur water (air) yang sudah dioksidasi. Jadi sebenarnya cukup simple," jelas Faustina.
"Jadi dari sini yang kita bawa adalah kemudahan untuk customer dari adaptasi dari perpindahan Euro 2, Euro 3, menuju Euro 4. Plus kita juga melengkapi di semua Axor kita dengan Zero Pressure Drain Unit Pump. ZPD Pump ini sebenarnya juga sudah standar dari Jerman juga dan ini menjadi standar di Axor."
Sebagai informasi, ZPD Pump ini akan mengurangi fuel leaking ke area plunger. Jadi kalau fuel (bahan bakar) mulai leaking ke daerah plunger, maka dia akan terkontaminasi atau bercampur dengan oli. Ketika bahan bakar sudah bercampur oli, maka truk ini akan diharuskan masuk ke bengkel untuk diservis.
"Tapi dengan adanya ZPD Pump, dia akan mengurangi adanya cairan yang keluar itu. Efeknya, tidak usah sering-sering dibawa ke bengkel untuk diservis," sambung Faustina. Interval perawatan truk Axor Euro 4 pun ditingkatkan menjadi setiap kelipatan 50.000 km.
Dari sisi teknis, Axor terbaru memiliki Gross Vehicle Weight Rating sebesar 26.500 Kg dari yang sebelumnya 25.000 Kg. Selain itu, juga mendapatkan pembaruan di bagian axle yang sebelumnya memiliki kapasitas axle depan-belakang sebesar 6.000 Kg-19.000 Kg menjadi 6.500 Kg-20.000 Kg.
Pada bagian ban juga dilakukan pembaruan menjadi 11.00-20 bias sehingga lebih sesuai dengan persyaratan pasar mengenai kapasitas beban ban dan menjadi lebih cost-efficient.
(lua/mhg)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?