Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan bahwa jam kerja para sopir bus di Indonesia sudah melewati batas kemampuan manusia. Benarkah anggapan tersebut?
Beberapa waktu lalu, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyoroti kualitas istirahat para sopir bus di Indonesia. Menurutnya, jadwal istirahat para sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) saat ini belum terakomodasi sebaik transportasi lain, seperti kereta api dan pesawat terbang.
"Karena sekarang kita serahkan bus yang nilainya Rp 2 miliar-3 miliar, tapi kita tidak memikirkan masalah istirahatnya dia (sopir). Jadi kita menyerahkan aset yang begitu mahal tapi kita tahu istirahat dia (sopir bus) tidak baik," kata Soerjanto dalam sebuah diskusi virtual, Maret silam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Operasional PO Haryanto, Rian Mahendra tidak sepenuhnya sepakat terhadap pandangan tersebut. Setidaknya di PO Haryanto sendiri, pengemudi mendapatkan jam istirahat yang sangat cukup lantaran ada dua sopir bus yang saling bergantian di setiap satu kali trayek.
"Nggak juga (kalau sopir bus kurang istirahat). Mereka (KNKT) lihatnya dari mana? Satu kali perjalanan itu ada dua orang. Perjalanan sini Kudus-Jakarta 7-8 jam. Mereka biasanya bagi dua, jalan 4 jam terus tidur. Tidurnya kan lama banget itu. Seharian, mereka bawa cuma 4 jam," jelas Rian.
Menurut Rian, jika ada sopir bus yang kerjanya melebihi batas kemampuan manusia, kemungkinan itu adalah sopir engkel. "Itu ditujukan ke driver engkel mungkin. Driver single. Makanya tergantung perusahaannya. Nggak ditujukan ke semua perusahaan. Kalau kita (PO Haryanto) luar biasa aman. Kita selalu menyiapkan dua driver. Setiap kali jalan ada dua driver dan satu kondektur," tukas Rian.
(lua/lua)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!