Indonesia tengah berbenah untuk beralih ke kendaraan listrik. PT Pertamina (Persero) selaku perusahaan energi yang saat ini menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) mengaku sejalan dengan perubahan.
"Jadi memang Pertamina sudah bukan lagi perusahaan migas, kita perusahaan energi, artinya sudah terbuka peluang kita terbuka untuk memgembangkan bisnis energi ini dari sisi manapun," ujar Unit Manager Communication Relation & CSR MOR III Pertamina Eko Kristiawan saat ngobrol virtual bersama forum Wartawan Otomotif, Jumat (11/9).
"Kendaraan listrik adalah sebuah keniscayaan, sudah datang teknologinya, sekarang sudah banyak juga di Jakarta dan di kota-kota lain, memang itu masa depan," sambung Eko.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko menyebut Pertamina sudah mengoperasikan fasilitas pengisian baterai kendaraan listrik yang disebut GES. Fasilitas tersebut kini tersedia di SPBU COCO Pertamina kawasan Kuningan, Jakarta.
"Pertamina sudah pernah ada pilot project-nya di SPBU Coco, untuk menyediakan electrical charger, untuk ngecas mobil listriknya," ungkap Eko.
Pertamina GES didasari oleh pergeseran global dunia otomotif dari Internal Combustion Engine (ICE) ke Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) dan Electric Vehicles (EV), yang ditandai dengan pergantian penggunaan bahan bahan bakar jenis bensin menjadi baterai PHEV dan EV. Hal ini diprediksi akan menjadi substitusi bagi pengisian fuel untuk kendaraan yang saat ini dijalankan oleh Pertamina.
"Tentunya ini akan dikembangkan lebih lanjut, karena memang tren energi ke depan fosil akan berkurang, mungkin di masa depan juga sudah tidak ada," tambah Eko.
Tidak hanya hilirisasi, Pertamina kini juga tengah mempersiapkan sumber hulu dari energi terbarukan. Mulai dari pengembangan baterai hingga memanfaatkan panas bumi.
"Kita juga mengembangkan renewable energy, untuk baterai ada riset dan pengembangan yang sedang mengkaji, solar PV juga, geothermal energy. Pertamina ini menyikapi dengan bijak, artinya tren bisnis ini akan bergeser sehingga kita menyiapkan diri dan beradaptasi dengan teknologi," jelas Eko.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah