Baru-baru ini, seorang sopir bus menjadi sorotan setelah mengaku lebih baik menghilangkan nyawa penumpang mobil kecil, ketimbang penumpang bus. Pernyataan tersebut seakan-akan menganggap kematian hanya sekadar rasio.
Namun, di dunia angkutan umum, prinsip sejenis rupanya dianggap wajar. Menurut mantan petinggi PO Haryanto yang kini menjadi pemilik PO MTI, Rian Mahendra, sopir bus dalam sejumlah situasi berbahaya memang diharuskan memilih mana yang risikonya lebih kecil.
Melihat potensi celaka yang tak kecil, mengemudikan mobil di dekat bus tentu membutuhkan kehati-hatian ekstra. Itulah mengapa, pengemudi disarankan mampu mengulur jarak dengan bus, terutama jika berada di posisi depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI), Sony Susmana mengatakan, ketika sedang mengemudikan mobil lalu ada bus muncul dari arah belakang, maka pengemudi harus segera mengambil langkah.
Menurut dia, gaspol atau memberinya ruang jalan sama-sama benar. Namun, hitung-hitungannya harus melihat situasi lebih dulu. Semisal tak memungkinkan gaspol, maka menghindar bisa menjadi opsi ideal.
"Hindari berkendara di depan bus, kalau terpaksa kurangi saja kecepatan kendaraan untuk memberinya jalan atau tancap gas untuk menjauh," ujar Sony kepada detikOto.
Saat ditanya mengenai radius aman berkendara di dekat bus, Sony tak bisa mengurainya lebih detail. Namun, agar tetap aman, usahakan jaraknya cukup jauh.
"Untuk batasan, nggak bisa jadi patokan karena manuvernya sering membahayakan atau seruntulan. Segera posisikan (kendaraan) dengan berjaga jarak," ungkapnya.
![]() |
Terlepas itu semua, menurut Sony, mengendarai kendaraan di dekat bus sejatinya punya banyak risiko. Jika tak mau jaga jarak, kecelakaan bisa saja terjadi.
"Berkendara di dekat kendaraan besar bahayanya tinggi. Pertama, blindspotnya besar. Kedua, manuvernya butuh space. Ketiga, sering blong remnya. Keempat, mudah oleng. Lalu yang kelima, momentumnya besar kalau kecelakaan biasanya fatal," tuturnya.
Sebelumnya, pernyataan sopir bus viral tersebut ramai dibahas setelah videonya dibagikan Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni melalui akun Instagram resminya. Pada tayangan berdurasi singkat tersebut, si sopir mengaku, lebih baik menghilangkan satu nyawa penumpang mobil kecil ketimbang penumpang bus.
"Maaf, Bu. Sekarang gini, kalau kita sopir bus lebih baik ngehilangin nyawa (penumpang) satu mobil kecil ketimbang satu bus," kata sopir tersebut.
(sfn/dry)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP