Sopir Cuek sampai Berujung Kecelakaan, Ini Tanda-tanda Harus Istirahat

Sopir Cuek sampai Berujung Kecelakaan, Ini Tanda-tanda Harus Istirahat

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 21 Mar 2023 17:35 WIB
Seorang wanita ngantuk saat nyetir
Ngantuk saat nyetir (Foto: GEM Motoring Assist)
Jakarta -

Alasan mengantuk lagi-lagi menjadi penyebab kecelakaan maut. Kecelakaan ini merenggut nyawa pebulutangkis muda Syabda Perkasa Belawa.

Syabda bersama keluarganya mengalami kecelakaan di Tol Pemalang Km 315+200 pada Senin (20/3/2023) dini hari pukul 03.40 WIB.

Menurut keterangan polisi, kecelakaan melibatkan dua kendaraan yakni Toyota Camry nomor polisi B 1824 KBN dengan truk nomor polisi AG 8711 V. Penyebabnya diduga karena sopir mengantuk dan melaju dengan kecepatan tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudusy menyebut sebelum sampai di TKP mobil Toyota Camry melaju di jalur A dengan kecepatan cukup tinggi. Kemudian mobil tersebut menabrak truk yang sedang melaju di depannya.

"Melaju dari arah barat ke timur di lajur kiri dengan kecepatan di atas rata-rata. Sesampainya di lokasi kejadian diduga pengendara dalam kondisi mengantuk sehingga membentur Kbm (kendaraan bermotor) truk Nopol AG 8711 V yang melaju searah di depannya," jelas Iqbal dikutip detikJateng, Senin (20/3).

ADVERTISEMENT

Akibatnya, Syabda dan ibunya meninggal dunia. Sementara tiga orang lainnya mengalami luka.

Menurut Praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI), Sony Susmana, mengantuk itu adalah silent killer.

"Soalnya pengemudi nggak pernah tahu datangnya kapan, tapi pasti terjadi. Karena manusia punya keterbatasan kemampuan dan ditambah posisi duduk terus-menerus di mobil membuat darah dan oksigen dalam tubuh menjadi tidak lancar," ujar Sony kepada detikcom, Senin (20/3/2023).

Dia bilang, yang tahu kondisi tubuh adalah diri sendiri. Namun, banyak yang mengabaikan tanda-tanda tubuh mulai lelah saat berkendara. Mereka yang mengabaikan rata-rata beralasan karena faktor waktu, tanggung sebentar lagi sampai, hingga merasa masih baik-baik saja.

Adapun tanda-tanda pengendara harus istirahat, menurut Sony adalah respons mulai melemah, banyak menguap, pandangan mulai kabur, badan pegal-pegal akibat duduk kaku.

"Kunci dari ngantuk ya harus istirahat, masalah mau memutuskan untuk tidur atau hanya mau stretching itu bebas, yang penting sadar untuk istirahat," ucap Sony.

Rumus Waktu Berkendara

Sony bilang, pengemudi harus paham betul soal jam maksimal berkendara. Dia menyarankan pengendara untuk beristirahat setiap 3 jam sekali.

"Istirahat ini perlu dilakukan mengingat tubuh manusia punya keterbatasan kemampuan untuk fokus serta fit dalam mengemudi. Jadi penting sekali pengemudi melakukan manajemen perjalanan dan manfaatkan seideal mungkin untuk mengistirahatkan dirinya sebelum melanjutkan perjalanan. Pastikan maksimal mengemudi 3 jam dan diselingi istirahat 15-20 menit," jelasnya.

Adapun alasan mengapa berkendara maksimal tiga jam adalah karena fokus pengemudi saat menyetir maksimal tiga jam. Lebih dari itu pengemudi bisa mengalami ketidaklancaran aliran darah dan oksigen.

"Selain itu, 3 jam di dalam kabin menimbulkan rasa terkungkung, tidak hanya visibilitas tapi juga otak," ucap Sony.

Berkendara di jalan tol juga berisiko terkena gejala highway hypnosis yaitu kondisi ketika pengemudi terlena dengan pemandangan dan aktivitas monoton di jalan tol. Hal itu kerap membuat pengemudi telat mengantisipasi kecelakaan. "Apabila persepsi jarak sudah berantakan, maka segera istirahat," ujar Sony.




(rgr/din)

Hide Ads