Pebulutangkis muda Syabda Perkasa Belawa meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas di Tol Pemalang Km 315+200. Penyebab kecelakaan diduga karena sopir mengantuk hingga melaju dengan kecepatan tinggi.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Iqbal Alqudusy menyebut sebelum sampai di TKP mobil Toyota Camry melaju di jalur A dengan kecepatan cukup tinggi. Kemudian mobil tersebut menabrak truk yang sedang melaju di depannya.
"Melaju dari arah barat ke timur di lajur kiri dengan kecepatan di atas rata-rata. Sesampainya di lokasi kejadian diduga pengendara dalam kondisi mengantuk sehingga membentur Kbm (kendaraan bermotor) truk Nopol AG 8711 V yang melaju searah di depannya," jelas Iqbal dikutip detikJateng, Senin (20/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, Syabda dan ibunya meninggal dunia. Sementara tiga orang lainnya mengalami luka.
Soal sopir mengantuk, sudah banyak kejadian kecelakaan maut akibat masalah ini. Menurut Praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI), Sony Susmana, mengantuk itu adalah silent killer.
"Soalnya pengemudi nggak pernah tahu datangnya kapan, tapi pasti terjadi. Karena manusia punya keterbatasan kemampuan dan ditambah posisi duduk terus-menerus di mobil membuat darah dan oksigen dalam tubuh menjadi tidak lancar," ujar Sony kepada detikcom, Senin (20/3/2023).
Di Indonesia juga ada anggapan berkendara dengan kecepatan tinggi membuat rasa kantuk hilang. Namun, Sony menegaskan anggapan itu salah besar.
"Kalau kantuk datang, jangan coba-coba untuk menyiasati lewat tancap gas dengan alasan menaikkan adrenalin, karena itu sifatnya sementara, kantuknya nggak hilang. Sifatnya hanya sementara. Ngantuk itu masih melekat dan obatnya bukan ngebut, tapi istirahat," kata Sony.
Dia menyebut, rasa kantuk tidak hilang dengan ngebut meskipun adrenalinnya naik. Artinya, saat ngebut akan ada kemungkinan mobil melaju kencang tapi pengemudinya tidak bisa mengontrol.
"Berikutnya, semakin ngebut maka bahaya tabrak depan semakin tinggi. Karena ketidaksiapan pengemudi dalam mengantisipasi kondisi yang tidak diperhitungkan akibat kecepatan tidak selaras dengan aturan lalu lintas," sebutnya.
Lihat juga Video 'Commentary Driving Cegah Ngantuk di Jalan':
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah