Cuaca ekstrem masih mengintai beberapa wilayah di Indonesia. Hujan deras yang mengguyur jalanan membuat keselamatan pengendara rentan.
Dalam kondisi jalanan licin, ada risiko kendaraan mengalami aquaplaning. Aquaplaning adalah suatu keadaan ketika ban tidak mendapat daya cengkeram akibat genangan air. Jadi seolah-olah ban berputar di atas genangan air.
Namun, menurut National Sales Manager PCR (Passenger Car Radial) Hankook Tire Apriyanto Yuwono, selain risiko aquaplaning ada risiko lain yang perlu diwaspadai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terlebih lagi di saat kondisi angin kencang, permukaan jalan lebih licin dan tertutup air bahkan lumpur. Ban sebagai part penopang kendaraan perlu didukung dengan daya tahan yang optimal sehingga mampu untuk memecah genangan air, bekerja stabil saat hujan, dan memberikan kenyamanan berkendara," ungkap Apriyanto.
Setidaknya ada empat risiko yang mengancam ban mobil sehingga patut diwaspadai pengendara agar memaksimalkan mobilitas sehari-hari di tengah musim penghujan dan potensi banjir. Apa saja?
1. Objek Tersembunyi di Ban
Saat melintasi genangan air, pengendara sulit untuk menghindari adanya objek tersembunyi yang tajam atau cukup keras. Misalnya objek seperti paku yang menempel di kayu, bongkahan batu, atau semen tajam serta pecahan botol dapat berisiko menembus ban.
"Biasanya mengenai bagian telapak ban dapat mengakibatkan sobek di bagian samping ban (sidewall). Jika terjadi kerusakan atau sobekan yang cukup besar disarankan ban tersebut untuk segera diganti," kata Apriyanto.
2. Kerusakan Ban karena Menghantam Jalan Berlubang
Di musim penghujan saat ini, banyak timbul jalan rusak dan berlubang. Saat melalui jalan berlubang, ban mobil berpotensi rusak. Penting bagi pengendara untuk menjaga kecepatan mobil dan jaga jarak aman antar kendaraan. Dinding ban yang benjol menjadi tanda kerusakan ban akibat melintasi jalan rusak dan berlubang. Dengan berkendara tidak terlalu kencang dapat meminimalisir benturan ke jalan yang rusak serta menghindari terciptanya ombak air yang bisa membuat air masuk ke dalam mesin yang berakibat merusak komponen elektrikal lainnya.
3. Retakan pada Ban
Saat musim hujan, ada pula risiko retakan pada ban karena setelah terendam air serta lumpur, ban terpapar sinar matahari secara terus menerus tanpa dipakai berkendara. Sinar matahari merupakan salah satu penghasil gas O3 (Ozone). Risiko ini sering terjadi saat mobil disimpan di area terbuka sehingga terkena matahari. Disarankan, pemilik mobil segera mencuci kendaraan serta parkir di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
4. Tergelincir
Risiko berkendara saat musim hujan adalah tergelincir akibat kontrol traksi yang kurang optimal. Selain dapat diwaspadai dengan mengurangi kecepatan berkendara, pengendara perlu menginjak dan melepaskan rem secara hati-hati agar roda tidak terkunci dan memastikan tekanan udara ban sesuai dengan kebutuhan.
Adapun tekanan udara pada ban yang ideal bagi kendaraan penumpang seperti MPV dan LCGC yakni 30-33 psi. Atau, untuk lebih detail dapat diperiksa pada stiker tekanan udara yang tertera pada masing-masing kendaraan. Jika tekanan terlalu tinggi maka akan menimbulkan tekstur ban yang keras akibat udara yang saling berhimpitan, dan ban kehilangan daya serap terhadap getaran. Begitu juga, apabila tekanan ban kurang dari kebutuhan ideal akan membuat traksi pada tapak ban tidak berfungsi secara maksimal dalam memecah genangan air dan mengancam keselamatan pengendara.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Motor Boleh Wara-wiri di Jalan Tol Malaysia, Gratis