Sebuah mobil pikap di Lumajang, terguling ke jurang. Beruntung tak ada korban jiwa akibat kecelakaan tunggal ini. Pengemudi dan penumpangnya berhasil menyelamatkan diri.
Peristiwa mobil terguling ke jurang seakan sering terjadi. Jika pengemudi maupun penumpang bisa menyelamatkan diri saat mobil terguling, mungkin korban meninggal dunia bisa berkurang.
Praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, mengatakan cara menyelamatkan diri dari mobil yang terguling ke jurang adalah keluar dari mobil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengemudi dan penumpang harus loncat keluar mobil sebelum mobil keluar jalur, apalagi mengarah ke jurang," kata Sony kepada detikcom, Rabu (25/11/2020).
Sony menegaskan, jangan coba-coba mempertahankan mobil yang terjun ke jurang. Sebab, jika terjebak di mobil yang berguling-guling, risikonya lebih besar.
"Risiko tergencet/tertindihnya tinggi dan momentnya (menyelamatkan diri saat mobil terguling) belum tentu pas, untung-untungan," ujarnya.
"Kebetulan pengemudi pikap tersebut nggak dilengkapi safety belt, jadi escape-nya lebih cepat. Tapi bukan berarti ternyata pakai safety belt ribet pada kondisi tersebut ya. Jadi yang harus menjadi perhatian adalah kemampuan si pengemudinya, bukan dilihat action-nya," ucapnya.
Sony menyatakan, saat mengemudi dibagi tiga tahap, yaitu pre-driving yang mencakup persiapan (proaktif), driving (reaktif) dan anticipation driving, kondisi di luar perkiraan (reaktif dan escaping).
"Tiga hal ini menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Tindakan nomor tiga (antisipasi), sifatnya hanya untung-untungan kalau nomor 1 dan 2 diabaikan," sebut Sony.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP