Masa liburan di tengah pandemi membuat sebagian orang lebih memilih kendaraan pribadi ketimbang angkutan umum, hal ini juga memicu naiknya volume lalu lintas kendaraan. PT Jasa Marga (Persero) Tbk memprediksi puncak arus mudik juga terjadi malam ini untuk periode Tahun Baru Islam 1442 H.
"Untuk periode Tahun Baru Islam 1442 H, kami memprediksi volume lalin keluar Jakarta pada tiga hari (19-21 Agustus 2020) sebesar 476.834 kendaraan atau naik 21,1% jika dibandingkan dengan lalin normal. Distribusi mayoritas ke arah Timur 50,0%. Lalu, diikuti ke arah Selatan/Lokal 23,1%, dan arah Barat 26,9%," kata Operation & Maintenance Management Group Head Jasa Marga, Pratomo Bimawan Putra.
Baca juga: Kenali 5 Ciri V-Belt Motor Skutik Mau Putus |
Angka prediksi puncak arus mudik itu merupakan kumulatif lalu lintas yang meninggalkan Jakarta di beberapa Gerbang Tol (GT) Barrier /utama, yaitu GT Cikupa (arah Barat), GT Ciawi (arah Selatan) serta GT Cikampek Utama & GT Kalihurip Utama (arah Timur).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pun arus balik libur panjang HUT ke-75 RI belum selesai, PT Jasa Marga (Persero) mencatat 498.845 kendaraan meninggalkan Jakarta pada H-3 hingga H-1 libur panjang hari Kemerdekaan Republik Indonesia atau tanggal 14-16 Agustus 2020.
Berikut ini sedikit tips perjalanan agar terhindar dari macet arus mudik untuk periode Tahun Baru Islam 1442 H.
1. Riset rute
Oke, untuk terhindar dari kemacetan. Pertama, rencanakan perjalanan sebelum pergi. Luangkan waktu beberapa saat sebelum pergi untuk mencari tahu kondisi jalan ke tujuan. Misalnya dengan mengecek GPS terlebih dahulu. Dengan begitu, Anda bisa mempertimbangkan alternatif dan memutuskan tindakan yang terbaik sehingga tidak menambah kemacetan di titik tertentu.
2. Pilih waktu keberangkatan
Kedua, ubah kebiasaan mengemudi. Biasanya, lalu lintas akan semakin padat pada waktu-waktu tertentu. Seperti di Jakarta, data TomTom Traffic Index menyebut kemacetan paling parah terjadi pada hari Jumat pukul 5 sore hingga 6 sore. Gunakan informasi kemacetan terparah yang tersedia untuk menyesuaikan waktu keberangkatan. Berangkat lebih awal atau lebih lambat mungkin berarti menghindari waktu yang dihabiskan karena kemacetan di jalan.
3. Siapkan rute alternatif
Keempat, tips biar tidak menyumbang kemacetan adalah dengan mencari transportasi alternatif. Menurut instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, kemacetan sebenarnya bisa dihindari dengan perencanaan perjalanan yang tepat.
"Pengendara mobil harus merencanakan perjalanan itu sendiri. Perjalanan bukan hanya terkait logistik, tetapi juga rencana rute-rute yang akan dilalui," kata Jusri belum lama ini.
Agar terhindar dari simpul kemacetan, menurut Jusri, pengendara harus memiliki rute utama dan rute alternatif yang jadi pedoman selama perjalanan.
"Rute alternatif berguna ketika rute utama yang dipilih terjadi kemacetan, itu yang perlu dipahami," terang Jusri.
Untuk mengetahui situasi jalan yang ingin dilalui, detikers bisa memantau di aplikasi peta digital seperti Google Maps atau Waze yang bisa memberi informasi situasi jalan secara real time. Atau bisa juga dengan memantau perkembangan arus balik di sosial media. Jika sama sekali tidak ingin terjebak kemacetan, opsi lainnya bisa dengan memilih waktu kepulangan di luar waktu puncak arus mudik.
4. Siapkan Saldo kartu elektronik
Agar mudik nyaman dan terhindar dari hal-hal yang tidak terduga, ada baiknya menyiapkan barang-barang penting untuk perjalanan mudik Anda.
Beberapa barang yang harus dibawa antara lain ban serep dan dongkrak, toolkit, alat navigasi, kotak P3K, hingga kartu identitas dan uang tunai.
Tidak hanya itu, jika melintas pada ruas tol pastikan betul bahwa kartu elektronik yang dibawa dalam keadaan memadai. Saldo kartu elektronik jangan sampai tidak memadai karena saat tap-in apabila tidak memadai akan menghambat perjalanan Anda serta perjalanan orang lain.
5. Jaga kondisi tubuh
Kelima, selain mempersiapkan kondisi mobil yang prima. Dijelaskan Head Product Improvement/ EDER Dept Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor Bambang Supriyadi, pengemudi dan penumpang wajib menjaga kondisi fisik sejak merencanakan perjalanan.
"Sebab mudik itu kan memang perjalanan yang panjang ya. Orangnya juga harus dipersiapkan. Artinya dia juga harus prepare kondisi fisik. Jangan sampai berangkat mudik, tanpa istirahat yang cukup," kata Bambang.
Bambang juga menghimbau agar pemudik segera menepi untuk beristirahat jika kondisi sudah lelah. "Biasanya kalau motor itu setiap dua jam berhenti, kalau mobil, maksimal setiap empat jam dia harus berhenti," terang Bambang.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP