Tips Biar Tak Bikin Macet Tol Layang Japek karena Ban Pecah

Tips Biar Tak Bikin Macet Tol Layang Japek karena Ban Pecah

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Minggu, 22 Des 2019 10:01 WIB
Foto: Gusti Ramadhan Alhaki
Jakarta - Ban mobil yang pecah membuat perjalanan liburan akhir tahun akan terganggu. Ban pecah bisa menimbulkan kecelakaan. Selain itu, ban pecah yang segera harus diganti oleh pengendara tersebut kerap membuat lalu lintas jadi macet.

Jalan tol layang Jakarta-Cikampek yang baru diresmikan mengalami kemacetan. Nah, agar tak makin membuat macet karena masalah ban pecah, ada beberapa tipsnya.

Sebenarnya kasus pecah ban bisa dihindari. Yang paling penting adalah menjaga kondisi ban kendaraan agar tak mudah pecah. Soalnya, ban merupakan komponen keselamatan paling penting, lantaran cuma ban satu-satunya komponen kendaraan yang menempel langsung ke aspal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Cara mencegah ban pecah agar tak menimbulkan kecelakaan bahkan kemacetan lalu lintas adalah mengecek kondisi ban. Kondisi ban yang harus diperhatikan adalah tekanan angin ban.

"Faktor penyebab utama ban pecah, karena tekanan angin yang tidak sesuai. Jadi tekanan anginnya kurang," kata instruktur dan founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu beberapa waktu lalu.

Ban mobil yang kekurangan angin akan lebih cepat panas karena permukaan ban yang kontak langsung ke aspal lebih luas. Jadi lapisan ban bakal cepat memuai dan pecah mendadak.



Ban yang kurang angin ketika melaju di jalanan bumpy lama-kelamaan bisa menyebabkan pecah ban. Beda halnya kalau tekanan angin ban sudah sesuai rekomendasi pabrikan.

"Yang bahaya itu yang kurang angin ban. Jalan tol itu kan nggak semuanya rata, ada bumpy. Kalau angin ban kurang, dinding ban akan naik turun ikutin jalan yang nggak rata itu, lama-lama benang di dinding ban putus. Tapi kalau angin cukup, atau dilebihkan 5 psi itu kan possi (dinding ban)-nya tegak, itu nggak banyak defleksi bannya," kata Zulpata Zainal, salah seorang praktisi di industri ban, beberapa waktu lalu.

"Kalau angin kurang, defleksi dinding ban naik-turun terus kan, akhirnya dinding samping ban fatigue. Benangnya putus. Kalau benang putus nggak ada yang pegang lagi," kata Zulpata.



Disarankan, sebelum melakukan perjalanan pengendara sebaiknya mengecek tekanan angin ban dulu. Kalau kurang, isi angin ban sesuai rekomendasi pabrikan. Berapa tekanan angin yang sesuai rekomendasi? Cek buku manual pemilik kendaraan, atau biasanya di balik pintu mobil sebelah kanan terdapat tabel yang tertera rekomendasi tekanan angin ban.

Selanjutnya, penyebab ban pecah adalah karena ban yang sudah tidak layak pakai. Menurut Jusri, maksimal usia pakai ban adalah sekitar 4 tahun. Jadi meskipun fisik ban terlihat baru, jika usianya lebih dari 4 tahun, tentu sudah tidak layak dipakai.



Selain itu, ban yang sudah botak pun rentan mengalami kasus pecah mendadak. Maka itu, pengendara yang menggunakan mobil sebaiknya rajin memantau indikator TWI atau tingkat keausan ban sebelum mobil dipakai jarak jauh.

"Penyebab ban mobil pecah, bisa karena berbagai hal. Misal permukaan jalan (yang jelek), cara mengemudi yang bersangkutan atau objek-objek lain, misal benda tajam seperti paku yang menghujam ban," ujar Jusri.

Hide Ads