Ternyata, harga yang beragam itu salah satunya karena perbedaan jenis pelek berdasarkan cara pembuatannya. Wibowo Santosa, owner toko pelek Permaisuri Ban di Mahakam, Jakarta Selatan menyebut, ada pelek yang dibuat dengan cetak (casting), pelek forged hingga pelek flowform (atau ada yang menyebutnya dengan hybrid forged). Ketiganya berbeda cara pembuatannya.
"Misalnya pelek yang dicetak atau casting. Kita ambil contoh ada cetakan, ada bahan buat dileburin, terus campur-campurannya. Kemudian dipanasin jadi bentuk cair, baru dimasukin cetak. Jadi kalau pelek cetak itu dari bentuk cair masuk ke satu wadah, keluar-keluar jadi satu bentuk pelek," kata Wibowo saat berbincang dengan detikOto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelek jenis casting ini biasanya diproduksi dalam jumlah massal. Tapi, untuk pelek jenis ini, kepadatan pelek tak bisa diatur karena udara juga mudah tercampur saat bahan pelek dicairkan.
"Kayak kita bikin agar, cairan kita tuang itu ada gelembung-gelembungnya. Memang enggak bakal kelihatan kalau pas udah jadi," tambah Marketing Manager Permaisuri, Eric Tanzil di kesempatan yang sama.
Keuntungannya untuk pelek casting ini adalah harganya yang lebih murah, lebih cepat produksinya dan desainnya yang bisa dibentuk sedemikian rupa.
"Tapi, pelek yang bagus itu seberapa bulat peleknya itu. Kalau pelek cetak, waktu dicetak mungkin ada pergeseran sekian mili," kata Wibowo.
Jenis pelek selanjutnya adalah pelek forged. Pelek jenis itu untuk saat ini masih menjadi jenis pelek yang terbaik. Makanya, harganya pun cukup mahal, bisa sampai ratusan juta rupiah.
Video pembuatan pelek forged (YouTube)
Proses pembuatan pelek forged juga lebih kompleks dibanding dua jenis pelek lainnya. Jadi, prosesnya dari bentuk bahan pelek solid, kemudian dipotong-potong hingga menjadi pelek utuh, dan masih ada pekerjaan tangan sehingga pelek jenis ini terbilang cukup mahal karena lebih sempurna.
"Kalau pelek forged itu dibuat dari solid dan dipotong. Jadi langsung dari bahan, kayak kayu jati yang solid dipootng langsung jadi meja. Tapi, buat bikin pelek ini mahal dan waktunya lama, udah gitu banyak butuh pekerjaan tangan buat ngerapihin. Kalau pelek forged, dia kerok sekian milimeter supaya mencapai kebulatan. Lalu dikerok lagi dalamnya sehingga ini boleh dibilang bulat banget," jelas Wibowo.
Nah biasanya, karena pembuatannya yang lebih kompleks dan materialnya juga lebih baik, pelek forged dibanderol lebih mahal dibanding pelek jenis lainnya. "Karena forged, mau semurah-murahya pun pasti masih tetap mahal," kata Wibowo.
"Kalau harga relatif. Kalau average forged itu pasti di atas Rp 80 jutaan," tambahnya.
Kini, ada jalan tengah untuk mendapatkan pelek dengan kualitas baik, mirip forged, tapi harganya tak terlalu mahal. Itu adalah pelek flowform.
Video pembuatan pelek flowform (YouTube)
"Kalau yang flowform, dia enggak bikin satu pelek jadi, tapi bikin kecil (sebagian) dulu. Kalau pelek cast kan keluar-keluar udah jadi pelek. Kalau flowform cuma segede ban motor, tapi tebal sekali, nah dari situ ditarik sampai jadi pelek," ujar Wibowo.
Menurutnya, pelek flowform hampir sebagus pelek forged. Dan harganya di tengah-tengah.
"Kembali lagi, harga itu relatif. Tapi rata-rata flowform itu Rp 40 jutaan," ujar Wibowo.
Video gambaran proses pembuatan pelek: (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Bagnaia Tunggu Penjelasan Ducati soal Motornya, Kesabaran Sudah Mulai Habis
Tunjangan Bensin Anggota DPR: Rp 3 Juta per Bulan
Tak Dapat Mobil Dinas, Anggota DPR Swedia: Tak Pantas Kami Diistimewakan