Soal mobil listrik itu, banyak yang mengandaikan seperti telur dan ayam, yang mana yang lahir duluan. Kalau sudah saling menunggu seperti itu, bisa-bisa Indonesia terlambat menerapkan penggunaan kendaraan listrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Justru yang saya bisa bilang, capability PHEV (plug-in hybrid electric vehicle) itu yang bisa jawab, ini plug in hybrid itu salah satu jawaban yang bisa keluar dari situasi chicken and egg itu. Kenapa? Kalau nggak ada charging station dia bisa pakai bensin, kemudian kalau dia nggak mau pakai bensin bisa dicas, itu kan solusi, kenapa nggak difokusin di situ aja?" kata Soerjo kepada detikcom beberapa hari lalu.
Baca juga: Mobil LCGC Pakai Mesin Hybrid, Mungkinkah? |
Menurut Soerjo, kehadiran kendaraan hybrid adalah salah satu yang harus dijalani di industri otomotif. "Itu kalau kita nggak mau terjebak dalam situasi chicken and egg," sebutnya.
Memang, masyarakat membutuhkan edukasi terkait teknologi kendaraan hybrid. Namun, Soerjo menilai edukasi kendaraan hybrid kepada masyarakat tidak akan memakan waktu lama.
"Karena sekarang udah digitalisasi, orang semua udah pakai Google. Misalnya untuk tahu cara merawat hybrid, tinggal download, orang makin teredukasi cepat. Saya bicara mungkin itu (kendaraan hybrid) bukan untuk pelosok, tapi untuk kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan sebagainya. Itu pasti akan cepat sekali mengakomodasi itu, karena mereka sangat-sangat advance," ujarnya.
Tonton juga video Ototes mobil hybrid toyota all new Camry di sini:
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah