Dikarenakan kebanyakan konsumen Indonesia membeli kendaraan dengan kredit secara tidak langsung tentu akan meningkatkan konsumen perusahaan pembiayaan. Pertimbangan tersebut dilihat oleh Adira Finance dari tren pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen setiap tahunnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun 2018 sendiri Adira Finance mengatakan 98% persen pembiayaan mereka berasal dari otomotif dengan total pembiayaan Rp 38,2 triliun. Angka tersebut naik 17 persen dibanding tahun 2017.
Baca juga: Kiprah Mobil Murah di Indonesia |
"98% kontribusi otomotif (sisanya) cuma 2% yang elektronik. Tahun kemarin pembiayaan kita itu 38,2 triliun, itu naik 17% dibandingin tahun 2017," ungkap Hafid.
Dari 98% pembiayaan kendaraan tersebut, kendaraan roda dua lebih banyak daripada roda empat dengan persentasi 56% persen berbanding 44%.
Meskipun mengalami pertumbuhan 17% pada tahun 2018, Adira Finance sendiri hanya menargetkan pertumbuhan 10 persen pada tahun 2019. "Nggak terlalu beda jauh paling bergeser hanya beberapa persen di beberapa portofolio otomotif. Saya pikir target minimal 10% itu cukup konservatif lah," jelas Hafid.
Tahun ini Hafid mengatakan tantangan perusahaan pembiayaannya adalah suku bunga yang lebih tinggi. "Tahun ini suku bunga lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Itu pasti mempengaruhi kemampuan orang untuk membayar cicilan pinjaman. Karena bunga BI aja naik 1,5% dibandingkan dengan awal tahun 2018," pungkasnya. (rip/rgr)
Komentar Terbanyak
Dicari! 3 detikers Yang Mau Diajak Keliling Naik Helikopter!
Viral Pengguna Denza Sengaja Mundur Tabrakkan Mobil di Belakang
Spesifikasi Mobil Rp 5,1 Miliar di Garasi AHY