Harga Mobil Hybrid Sulit Dijangkau Masyarakat Indonesia

Harga Mobil Hybrid Sulit Dijangkau Masyarakat Indonesia

Ridwan Arifin - detikOto
Kamis, 31 Jan 2019 20:40 WIB
Foto: Rifkianto Nugroho
Tangerang - Perpres kendaraan listrik hampir mencapai tahap final, fokusnya adalah mendorong Indonesia memiliki mobil kendaraan listrik berbasis baterai. Untuk versi hybrid, plug-in dan kawan-kawannya tidak dibahas dalam aturan tersebut.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara mengatakan untuk kendaraan listrik model hybrid memang saat ini belum dapat terjangkau masyarakat Indonesia.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dari anggota Gaikindo sudah ada, masalahnya cuma harganya masih tinggi karena yang paling murah kurang lebih Rp 500 juta, kalau di Indonesia itu kan masih jauh dijangkau oleh daya beli masyarakat kita, dan upaya itu yang sedang dicari," ujar Kukuh usai diskusi Masyarakat Konservasi & Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI) di Auditorium Green Office Park, Rabu (30/01/2019).

"Hybrid yang paling murah pun sekitar 500 sampai 600 juta, itu kan diluar daya beli, sementara masyarakat kita yang paling laku LCGC," kata Kukuh.

Menurut Kukuh banyak hal yang masih menjadi kendala dalam mengembangkan mobil listrik di Tanah Air, salah satunya adalah pemilihan baterai yang cocok di wilayah Indonesia yang beriklim tropis.



"Banyak masalah teknis yang perlu diselesaikan oleh Indonesia, karena negara ini tropis, usia masa pakai baterai berkurang, itu pun belum banyak kajian, selama ini kajiannya di negara-negara sub tropis dan negara dingin sehingga baterainya bisa lebih tahan lama, itu juga suatu hal yang harus diselesaikan," ujar Kukuh.

Pepres kendaraan listrik saat ini hanya fokus ke kendaraan listrik murni baterai terlebih insentif hanya akan diberikan bagi produsen yang mau merakit di Indonesia. Saat dimintai tanggapan, ia mengatakan belum mengkaji lebih lanjut.

"Arahnya ke EV, saya belum tau Perpres detailnya seperti apa, itu kan untuk salah satu (model kendaraan listrik) lebih ke Batery Electric Vehicle, kan baru dengarnya tadi," ungkap Kukuh. (riar/lth)

Hide Ads