Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara mengatakan untuk kendaraan listrik model hybrid memang saat ini belum dapat terjangkau masyarakat Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hybrid yang paling murah pun sekitar 500 sampai 600 juta, itu kan diluar daya beli, sementara masyarakat kita yang paling laku LCGC," kata Kukuh.
Menurut Kukuh banyak hal yang masih menjadi kendala dalam mengembangkan mobil listrik di Tanah Air, salah satunya adalah pemilihan baterai yang cocok di wilayah Indonesia yang beriklim tropis.
"Banyak masalah teknis yang perlu diselesaikan oleh Indonesia, karena negara ini tropis, usia masa pakai baterai berkurang, itu pun belum banyak kajian, selama ini kajiannya di negara-negara sub tropis dan negara dingin sehingga baterainya bisa lebih tahan lama, itu juga suatu hal yang harus diselesaikan," ujar Kukuh.
Pepres kendaraan listrik saat ini hanya fokus ke kendaraan listrik murni baterai terlebih insentif hanya akan diberikan bagi produsen yang mau merakit di Indonesia. Saat dimintai tanggapan, ia mengatakan belum mengkaji lebih lanjut.
"Arahnya ke EV, saya belum tau Perpres detailnya seperti apa, itu kan untuk salah satu (model kendaraan listrik) lebih ke Batery Electric Vehicle, kan baru dengarnya tadi," ungkap Kukuh. (riar/lth)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah