Urusan Ekspor Mobil, Kenapa RI Kalah Telak dari Thailand?

Urusan Ekspor Mobil, Kenapa RI Kalah Telak dari Thailand?

Muhammad Idris - detikOto
Rabu, 17 Jan 2018 14:19 WIB
Ekspor mobil Toyota. Foto: Ari Saputra
Jakarta - Dalam persaingan ekspor kendaraan, Indonesia relatif jauh tertinggal jika dibandingkan dengan Thailand. Dari total produksi 1,94 juta unit mobil di Negeri Gajah Putih tersebut, sebanyak 50% diekspor ke luar negeri.

Bandingkan dengan Indonesia yang produksinya 1,17 juta unit, namun ekspornya hanya sekitar 200.000 unit.

Ketua I Gaikindo, Jongkie D. Sugiarto, menuturkan alasan tingginya produksi dan ekspor mobil di Thailand lantaran negara tersebut memberikan banyak insentif untuk semua jenis kendaraan yang diproduksi di sana. Sementara di Indonesia, hampir semua produsen bermain di pasar mobil MPV.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Kita iri dengan Thailand, ekspornya setahun 1,9 juta unit, lah kita hanya 200.000 unit," ucap Jongkie di Jakarta.

Diungkapkannya, minimnya ekspor mobil Indonesia karena selama ini terlalu berfokus pada produksi mobil MPV. Di sisi lain, permintaan terbesar dari luar negeri justru mobil jenis SUV dan sedan.



"Kita jago kandang karena semua pabrikan masuk ke pasar MPV. Di dunia orang lebih suka sedan atau SUV, kita nggak bisa tawari mereka MPV. Ibarat restoran, kita jualan cuma nasi goreng, masa orang dipaksa makan nasi goreng. Sementara sebelah, Thailand, punya menu nasi goreng, soto ada, rawon ada," ujarnya.

Dia mencontohkan, Australia yang belakangan ini bakal jadi pasar potensial lantaran industri mobilnya yang tutup, sulit dimanfaatkan Indonesia jika hanya mengandalkan MPV.



"Australia pabrik mobilnya pada tutup, peluangnya besar di sana. Cuma orang sana sukanya sedan, pick up, sama SUV. MPV laku nggak ya di sana? Jadi akhirnya yang jingkrak-jingkrak lagi-lagi Thailand karena mobilnya lebih komplet, kita cuma gigit jari," jelas Jongkie.

Pihaknya mendorong pemerintah memberikan insentif untuk mobil non MPV. Setidaknya, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBm) atas sedan disamakan dengan MPV yakni 10%. Saat ini, PPnBm untuk sedan dibebani 30%.



Dengan insentif pajak tersebut, otomatis jadi gairah untuk pabrikan mobil di Indonesia memproduksi mobil non MPV. Di sisi lain, impor mobil non MPV Indonesia juga relatif besar.

Sebagai gambaran, 3 mobil terlaris 2016 di Indonesia adalah MPV antara lain Toyota Avanza dengan penjualan 123,000 unit, diikuti Kijang Innova sebanyak 57.000 unit, dan Toyota Calya 47.000 unit. Kemudian peringkat keempat yakni Agya kategori LCGC citycar dengan penjualan 45.000 unit, dan kelima MPV Daihatsu Xenia 45.000 unit.



Sementara dari 10 mobil terlaris di pasaran dunia, semuanya berasal dari segmen SUV, sedan, dan pick up.

"Skill kita nggak perlu diragukan lagi. Tinggal tadi jenis kendaraan, bagaimana buka pasar selain MPV. Akhirnya karena semua (pabrikan) main di MPV, kita hanya jago kandang," tandas Jongkie. (idr/rgr)

Hide Ads