MotoGP Dinilai Tak Menarik: Ducati Bikin Kompetisi Serasa Mini GP

MotoGP Dinilai Tak Menarik: Ducati Bikin Kompetisi Serasa Mini GP

Ridwan Arifin - detikOto
Minggu, 30 Jul 2023 18:36 WIB
Ducati Lenovo Teams Italian rider Francesco Bagnaia steers his motorbike during the qualifying ahead of the Dutch MotoGP at the TT circuit of Assen, on June 24, 2023. (Photo by Vincent Jannink / ANP / AFP) / Netherlands OUT
Motor Ducati di ajang MotoGP 2023 Foto: VINCENT JANNINK/AFP
Jakarta -

Dominasi Ducati di atas lintasan bikin kejuaraan MotoGP terasa monoton. Kejuaraan bergengsi ajang balap MotoGP itu serasa kompetisi hanya milik Ducati saja.

Ducati superior di musim MotoGP 2023. Delapan motor yang diturunkan di atas lintasan, enam di antaranya masuk 10 besar, dan tiga pebalap paling atas berasal dari pabrikan Borgo Panigale.

Francesco Bagnaia bakal menjadi kandidat kuat juara MotoGP saat ini. Dia sudah empat kali menang, dan lima kali naik podium. Bagnaia memimpin klasemen dengan torehan 194 poin. Di belakang Bagnaia ada dua rider Ducati lagi, Jorge Martin dari tim Pramac dan Marco Bezzecchi dari VR46 Mooney Racing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun lantaran Ducati yang begitu dominan, kejuaraan besar MotoGP, menurut Sito Pons, sudah seperti laga balapan kecil. Pemilik tim balap Pons Racing yang pernah berlaga di kelas 500 cc dengan pebalap seperti Alex Criville, Alex Baros, Loris Capirossi, hingga Max Biaggi itu menganggap MotoGP perlu dibenahi.

"Dari sudut pandang olahraga, MotoGP saat ini tidak terlalu menarik. Ducati mendominasi Kejuaraan Dunia ini. Mereka memiliki keunggulan yang jelas dibandingkan pabrikan lain dan menurunkan delapan sepeda motor secara bersamaan. Dominasi Ducati membuat tropi MotoGP menjadi Gran Prix mini," jelas Sito dikutip Speedweek, Minggu (30/7/2023).

ADVERTISEMENT

Situasi ini berbanding terbalik dengan pabrikan Jepang, manajer Joan Mir, Paco Sanchez, bilang saking banyaknya motor Ducati, kejuaraan balap itu berubah menjadi Ducati Cup. Sedangkan Honda, yang telat dengan pengembangan motor masih tertatih-tatih, bahkan untuk bisa finis sekali pun.

"Ducati telah mengambil lompatan besar ke depan, dengan solusi yang belum ditemukan orang lain. Motor mereka mendominasi kejuaraan, bahkan mengubahnya menjadi Ducati Cup," kata Paco dikutip dari AS.

Hal senada juga diutarakan Direktur Balap Aprilia, Massimo Rivola. Menurutnya kesenjangan di MotoGP saat ini semakin besar. Menurutnya Dorna Sports harus menerbitkan aturan jumlah maksimum tim per pabrikan. Karena jika tak ada aturan seperti itu, pabrikan seperti Ducati akan semena-mena. Kata dia, MotoGP jangan sampai dijadikan balapan satu merek (one make cup).

"MotoGP tidak seharusnya menjadi one-make cup. Hampir setengah dari line-up pebalap ditempati oleh satu merek," kata Rivola




(riar/lua)

Hide Ads