.webp)
Yamaha berhasil meningkatkan performa YZR-M1 2023 dari segi kecepatan maksimal alias top speed. Tapi di sisi lain, motor MotoGP Yamaha itu juga semakin lemah, terutama dari segi lap time (catatan waktu) yang semakin melambat. Begini analisis pebalap Repsol Honda, Joan Mir.
Tim Monster Energy Yamaha MotoGP masih menghadapi segudang masalah di musim ini. Tim arahan Lin Jarvis itu sudah menuntaskan masalah musim lalu terkait dengan top speed. Namun YZR-M1 tunggangan Fabio Quartararo justru sering gagal naik podium di awal musim 2023. YZR-M1 keteteran menghadapi para pesaingnya.
Satu hal yang disoroti dari YZR-M1 dan Quartararo musim ini adalah catatan waktu di setiap balapan, di mana tampak YZR-M1 semakin lambat. Contohnya pada seri MotoGP di Sirkuit Le Mans, Prancis (14/5/2023), M1-nya Quartararo hanya mampu finis di urutan 9 dengan catatan waktu sekitar 41 menit 15 detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Pebalap Repsol Honda Joan Mir Foto: DeFodi Images via Getty Images/DeFodi Images |
Sebagai perbandingan, di MotoGP Prancis 2022 lalu, Quartararo bisa finis di peringkat keempat dengan catatan waktu sekitar 41 menit 4 detik. Artinya motor YZR-M1 tahun ini lebih lambat sekitar 11 detik dari motor YZR-M1 tahun lalu di seri MotoGP Prancis.
Mantan pebalap Suzuki Ecstar yang kini membela Repsol Honda, Joan Mir, memberikan pendapatnya soal motor Yamaha yang belum mampu menunjukkan tajinya di musim ini. Menurut Mir, catatan waktu yang lebih lambat merupakan risiko yang harus diterima Yamaha ketika ingin meningkatkan top speed motor.
"Catatan lap time yang saya lakukan tahun lalu dengan Suzuki, satu detik lebih lambat," kata Mir dikutip dari Crash. "Yamaha, saya tidak tahu (mengapa mereka lebih lambat). Tapi ketika Anda mencoba membuat mesin yang lebih bertenaga, mungkin Anda (lemah) di beberapa area lain," sambung pebalap asal Spanyol.
Mir juga menceritakan saat dirinya masih ada di Suzuki, di mana tim Suzuki Ecstar selalu berusaha mengembangkan top speed motor dari musim ke musim, tapi pada akhirnya mereka juga harus mencari cara agar motor itu tidak terlalu liar di lintasan.
"Itu terjadi dengan kami dengan Suzuki, dari tahun ke tahun kami berusaha meningkatkan kecepatan tertinggi, tetapi kemudian kami juga berjuang buat menghentikan motor," tambah Mir.
"Dengan persamaan motor ini (yang mengusung mesin 4 silinder segaris), ketika Anda meningkatkan satu bagian, Anda membuat titik lemah di bagian lainnya," tukas Joan Mir.
(lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Penjualan Mobil Ambrol, Ekonomi Indonesia Tidak Baik-baik Saja
Duh! Ojol Ancam Mau Demo Sebulan Sekali
Penjualan Mobil Anjlok, Pemerintah Minta Tak Sampai Ada PHK