Kecelakaan dan cedera parah yang dialami Marc Marquez menunjukkan kalau MotoGP benar-benar olahraga berbahaya. Cedera dan patah tulang adalah hal yang benar-benar biasa. "Saat pensiun kami sudah termutilasi," cetus Remy Gardner.
Dengan kecepatan maksimal mencapai lebih dari 300 km/jam, MotoGP adalah salah satu olahraga paling berbahaya di dunia. Jika di Formula 1 pebalap dapat perlindungan dari mobilnya yang begitu kokoh, maka rider MotoGP dalam posisi terbuka dan begitu rawan dapat celaka.
Apa yang dialami Marc Marquez adalah contoh paling nyata dari tingginya risiko jadi pebalap MotoGP. Dua tahun setelah kecelakaan mengerikan yang dialami di Spanyol, kondisinya belum pulih benar. Marquez berulang kali menyatakan kalau cedera tersebut sampai membuatnya berpikir untuk pensiun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Remy Gardner, debutan MotoGP yang kini memperkuat Tech 3 KTM Factory Racing, menyebut rider seharusnya menjadi pihak yang paling dilindungi dalam bisnis pertunjukan MotoGP. Pembahasan ini muncul menyusul pemecatan Romano Fenati secara sepihak oleh Tim Speed Up pada kelas Moto2.
Fenati dinilai gagal menunjukkan performanya setelah dari enam balapan pertama Moto2 dia hanya bisa finis di urutan 11 sebagai capaian terbaik.
![]() |
"Aku merasakan hal yang sama, bahwa kami butuh memberikan perlindungan lebih pada para pebalap. Semuanya mendapat perlindungan, kecuali kami. Saya berada di dalam komisi keselamatan ketika hal ini mengemuka, dan Marc Marquez menjadi salah satu pebalap yang bersuara soal masalah gaji minimal yang seharusnya diterima pebalap," ucap Gardner dalam podcast TheRace.
"Mungkin Marquez mengatakan itu karena dia merasa, bahwa saat berhenti membalap, kamu tahu, kami akan dalam kondisi kacau. Pada dasarnya kami termutilasi ketika finis (kariernya)," lanjut Gardner.
[Lanjut Halaman Berikutnya >>Sisi Gelap Rider MotoGP: Cedera, Cedera, Cedera]
Sisi Gelap Rider MotoGP: Cedera, Cedera, Cedera
Cedera tentu saja menjadi risiko yang harus ditanggung oleh rider MotoGP. Dan semua pebalap yang turun ke lintasan pasti sudah menyadari hal tersebut.
Namun menurut Gardner ada beberapa hal yang tetap saja terasa sangat berat untuk dijalani.
"Bahkan saat ini, buat saya....kadang saat bangun dari tidur, butuh beberapa langkah sebelum kaki saya bisa bekerja. Ketika hujan turun, pergelangan kaki saya terasa sakit. Pergelangan tangan selalu dalam kondisi lecet. Ketika saya melakukan hal-hal normal, misalnya memperbaiki mobil, tangan saya terasa sakit. Padahal saya bahkan belum menjalani separuh karier saya," lanjut rider 24 tahun itu.
![]() |
"Saat saya pensiun nanti, saya berpikir kondisinya akan terasa lebih buruk," kata Gardner.
Meski berstatus rookie MotoGP, Gardner punya trek rekor cedera yang begitu panjang. Dia mengaku total ada 35 sampai 40 tulangnya yang patah akibat berbagai kecelakaan balap.
"Patah tulang, pfff, atau tulang retak, saya bilang sudah ada 35-40. Itu baru tangan, jari, ibu jari, dan bahkan kuku jari, sudah berapa banyak saya kehilangan kuku jari. Operasi yang pernah saya lakukan di pergelangan kaki, fibula, operasi untuk mengeluarkan dua pelat, karena sempat mengalami infeksi, yaaa itu terasa seperti bencana."
"Lalu saya mematahkan kaki saya, dua-duanya, salah satunya fraktur terbuka saat tibia saya keluar menonjol dari kulit. ibia kanan saya juga patah, fibula juga. Jadi itu operasi besar yang saya jalani. Itu yang terburuk sepanjang hidup saya. Saya tak tahu kalau saya akhirnya bisa kembali dari cedera itu."
"Apa lagi ya? Ibu jari tangan saya juga pernah, saya menjalani operasi penanaman pelat dengan enam sekrup, di pergelangan tangan saya memakai dua sekrup. Tak terhitung, tak ada habisnya tulang-tulang itu.
![]() |
"Tulang iga, mungkin sudah enam atau tujuh kali sepanjang hidup saya. Nyaris semua jari. Metacarpals, metatarsals, ibu jari kaki, seluruh kaki saya, pada dasarnya pernah patah. Di collarbone kanan juga. Saya pernah patah lengan sudah lama, saat membalap CEV. Pada dasarnya itu lengan saya patah setengah tapi saya berhasil langsung menariknya jadi tidak perlu dilakukan operasi."
"Itu cedera yang tak berujung. Tidak berujung," tuntasnya.
(din/lth)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP