BMW Motorrad secara tegas menolak kesempatan berpartisipasi di MotoGP. BMW menyebut persoalan biaya menjadi masalah utama yang menutup peluang tersebut. Balapan dengan motor prototipe lebih menguras kocek, ketimbang balapan dengan motor produksi massal yang sudah dipasarkan ke umum.
CEO BMW Motorrad, Markus Schramm, menilai World Superbike (WSBK) sebagai satu-satunya ajang balap motor kasta tertinggi saat ini yang layak diikuti oleh pabrikannya.
"Kami tak akan balapan di MotoGP. Kami sengaja balapan di World Superbike. Saya masih punya beberapa hal yang harus dilakukan sampai saya pensiun, tetapi saya berasumsi bahwa ini adalah pekerjaan terakhir saya. Hingga akhir dari perencanaan jangka panjang kami, kami dapat berasumsi bahwa BMW Motorrad akan tetap berada di Kejuaraan Dunia Superbike," kata Schramm dikutip dari Motosan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambahkan oleh BMW Motorrad Sports Director, Marc Bongers, BMW sebenarnya mau-mau saja terjun ke MotoGP. Apalagi ajang ini sangatlah cocok buat mendongkrak brand BMW yang terkenal dengan line up big bike-nya.
"Posisi BMW Motorrad di MotoGP tidak berubah. MotoGP dilakukan untuk visibilitas merek. Kami adalah pemimpin pasar dengan BMW Motorrad di segmen 500cc+. Kami memiliki merek dan kami memiliki BMW Motorrad dan M sebagai sub-merek," kata Bongers.
Tapi untuk bisa ikut di balap MotoGP, BMW perlu investasi besar. "Biaya MotoGP sulit dikalkulasi. Tidak ada yang dilakukan dengan anggaran di bawah 40 atau 50 juta euro per tahun. Pasti ada sesuatu di belakang (tambahan biaya lain-lainnya). Ini tentang prototipe, banyak hal di baliknya, dibutuhkan 100 orang untuk (pekerjaan) itu. Komitmen MotoGP membutuhkan biaya lima hingga sepuluh kali lipat lebih mahal," tambah Bongers.
(lua/rgr)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar