Ayah Jorge Lorenzo: Rossi Pebalap Curang

Ayah Jorge Lorenzo: Rossi Pebalap Curang

Ridwan Arifin - detikOto
Selasa, 06 Okt 2020 12:00 WIB
17 Aug 1997:  Valentino Rossi of Italy prepares for the British Motorcycle Grand Prix at Donington Park in England.   Mandatory Credit: Mike Cooper /Allsport
Valentino Rossi di masa muda disebut pebalap curang? Foto: Michael Cooper
Jakarta -

Ayah Jorge Lorenzo, Cicho, menuding Valentino Rossi sebagai pebalap curang. Apa dasar tuduhan tersebut.

Sepanjang karierya, Rossi, yang kini berusia 41 tahun berulang kali menjalani persaingan dan perseteruan dengan rider lain. Yang mungkin masih terekam jelas dalam ingatan pencinta MotoGP tentu saja rivalitasnya dengan Marc Marquez.

Cicho menurutkan, di saat jayanya dulu, Rossi pernah memenangi balapan dengan cara kotor. Itu terjadi di Jerez 2005. 'Korbannya' adalah Sete Gibernau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sete Gibernau merupakan yang pertama yang merasakan tindakan kotor di trek, dia membuatnya keluar lintasan, lalu terus mengganggunya di podium," ujar Cicho dikutip dari Motosan.es.

ADVERTISEMENT

Momen lain yang diingat Cicho adalah persaingan The Doctor dengan Max Biaggi, yang sosoknya sangat dikenal pencinta MotoGP di era awal 2000-an. Perseteruan sesama pebalap Italia ini memanas dan dibumbui banyak cerita. Pada balapan di GP Jepang pada musim 2001, Rossi kedapatan mengacungkan jari tengah ke Biaggi. Ini dipicu karena sebelumnya Biaggi menyikut Rossi hingga keluar lintasan.

Puncak dari perseteruan Biaggi dan Rossi terjadi pada GP Catalunya masih pada musim yang sama. Mereka terlibat perang mulut dan dikabarkan sampai berujung adu jotos.

Rivalitas Rossi dan Biaggi ini berlangsung hingga musim 2005. Dengan Rossi selalu menjadi juara di akhir musim. Biaggi kemudian memutuskan pindah haluan ke Superbike tanpa sekalipun merasakan gelar MotoGP.

"Dengan Biaggi, dia nyaris berkelahi. Rossi selalu melakukan strategi yang sama," ujar Chicho.

Duel paling panas terjadi antara Rossi dengan Stoner di Laguna Seca tahun 2008. Keduanya berulang kali saling susul untuk memperebutkan posisi terdepan. Dalam sebuah momen Stoner melebar dan masuk ke gravel. Meski akhirnya bisa kembali ke lintasan, rider asal Australia itu tak bisa mendekati Rossi dan harus puas finis kedua.

"Di Laguna Seca, dia menyalip Casey Stoner di tikungan Corcscrew dari sisi luar, lalu terus membuatnya jengkel sampai Casey kehilangan akal sehat dan akhirnya terjatuh," sambung Chicho.

Lebih lanjut, perjalanan Rossi di luar sirkuit juga dicermati oleh Chicho.

"Dani Pedrosa harus menggunakan kursi roda setelah mengalai cedera pada lututnya dan Rossi menuju ke podium dengan kursi roda. Hal ini dilakukannya untuk mengejek rider Spanyol itu,"

"Dan yang terakhir dia melakukannya pada John Hopkins yang jatuh dan menanggalkan giginya dan Rossi melakukan candaan soal gigi."

"Saat Lorenzo menjadi rival terbesarnya, dia mencoba segala strategi, tapi tak ada yang berhasil," ungkap dia.

Cicho malah menyebut Rossi sebagai pembalap paling curang. Tapi dia kemudian menegaskan kalau Rossi sudah berubah.

"Untuk kebaikan Valentino Rossi, harus dikatakan sejak 23 Oktober 2011, sikapnya berubah, mungkin karena dia mengerti bahwa ini merupakan olahraga di mana anda bisa kehilangan nyawa," jelas dia.




(riar/din)

Hide Ads