Andrea Dovizioso tampil oke dalam tiga musim terakhir MotoGP, tapi pebalap Italia ini harus puas sebagai runner-up. Dovi selalu berada di bayang-bayang Marc Marquez.
Pebalap Italia itu secara konsisten menjadi penantang serius gelar juara, terutama sejak 2017. Musim lalu misalnya, Dovizioso mengemas 269 poin, jumlah poin tertinggi dalam kariernya di kelas premier. Namun, Marc Marquez masih terlalu tangguh, ia tak terbendung usai membukukan rekor 420 poin untuk menyabet gelar juara dunia kedelapan.
Marquez mengalami nasib nahas di awal musim ini. Kecelakaan yang dialaminya di seri pertama membuat dia harus operasi dua kali sehingga comeback-nya pun molor. Ketiadaan Marquez dianggap bisa membuat Dovizioso mulus ke tangga juara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayang Andrea Dovizioso belum menunjukkan taji. Dari delapan race yang sudah dijalani, pria Italia itu baru dua kali naik podium dan hanya sekali finis pertama pada MotoGP Austria.
Dovizioso membantah anggapan bahwa tanpa Marquez gelar juara dunia lebih mudah menjadi miliknya untuk diambil. Di sisi lain, Desmosedici GP 20 miliknya dirasa punya masalah pada penggunaan ban baru Michellin.
"Saya senang jika orang berpikir bahwa saya adalah pebalap yang bakal memenangkan kejuaraan tanpa Marquez, tapi jujur saya acuh tak acuh," kata Dovizioso seperti dikutip GPone, Selasa (29/9/2020).
"Anda perlu mengetahui semua aspek untuk berbicara tentang memenangkan kejuaraan. Bisa kelihatan di banyak balapan, dan salah satu contohnya Vinales, dia menang di Misano 2 dan dia berjuang sekali hari ini."
"Semua ini hanyalah konsekuensi dari ban baru, yang berbeda dan rumit untuk kita pahami," jelas Dovizioso.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah