Terungkap, Alasan Utama Masih Banyak Orang Nekat Mudik Naik Motor

Terungkap, Alasan Utama Masih Banyak Orang Nekat Mudik Naik Motor

Luthfi Anshori - detikOto
Selasa, 04 Apr 2023 04:10 WIB
Mudik jadi momen yang ditunggu untuk berlebaran bersama keluarga di kampung halaman. Meski berbahaya, tak sedikit warga yang membawa anak untuk mudik naik motor.
Motor masih menjadi pilihan favorit masyarakat Indonesia untuk kendaraan mudik. Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Sistem transportasi umum di Pulau Jawa sudah membaik sehubungan dibangunnya tol Trans Jawa. Selain itu, fasilitas dan kualitas armada bus juga semakin bagus. Tapi kok masih banyak orang menggunakan motor untuk mudik ya?

Penggunaan motor saat mudik lebaran jadi pilihan yang banyak dilakukan pemudik. Sebelum ada COVID-19, jutaan motor digunakan untuk mudik setiap tahun. Hasil Survey Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan menyebutkan di 2023 ada potensi 25,13 juta unit motor (pilihan kedua setelah mobil pribadi 27,32 juta unit) yang bakal digunakan selama periode mudik lebaran 2023.

Menurut Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, pilihan masyarakat untuk mudik memakai motor berdasarkan dua hal, dari sisi penghematan biaya dan kemudahan mobilitas di kampung halaman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ongkos yang dikeluarkan menggunakan motor lebih murah, ketimbang dengan mobil pribadi atau transportasi umum. Sekalipun untuk total pergi-pulang dengan dua orang. Kelebihan menggunakan motor saat mudik adalah tetap dapat bepergian kemana-mana di daerah tujuan. Entah untuk silaturahmi, wisata atau sekadar jalan-jalan.

"Hal itulah yang tidak dapat diperoleh, jika menggunakan moda transportasi umum dan kebetulan di kampung halaman tidak memiliki kendaraan. Karenanya, pilihan mudik memakai motor terasa sangat menguntungkan. Keuntungan ini masih dapat bertambah dengan fleksibilitas waktu berangkat mudik yang lebih santai (tak terikat waktu) dan tidak perlu buru-buru memesan tiket transportasi umum," kata Djoko dalam keterangannya, Senin (3/4/2023).

ADVERTISEMENT

Jika menggunakan transportasi umum, maka calon penumpang harus memesan jauh hari dan waktu berangkat sudah terjadwal. Apabila tersedia anggaran yang cukup tidak masalah. Lain halnya anggaran minim dan Tunjangan Hari Raya (THR) dikeluarkan perusahaan jelang Idul Fitri. Sementara tiket menggunakan transportasi umum (bus dan kereta) sudah habis terjual. Motor menjadi pilihan yang dianggap lebih tepat untuk mudik.

Mudik Menggunakan Motor Lebih Berisiko

Meski banyak untungnya, penggunaan motor saat mudik lebaran rentan mengalami kecelakaan lalu lintas. Motor tidak dirancang untuk perjalanan jarak jauh. Maka dari itu, motor dibatasi jumlah penumpang dan barang bawaan. Penumpang dibatasi maksimum 2 orang dan barang yang dibawa tidak melebihi lebar setang.

"Pasal 61 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan, menyebutkan sepeda motor hanya dapat digunakan untuk pengemudi dan 1 (satu) penumpang. Selain itu pasal 10 (ayat 4) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan, menyebutkan (a) muatan memiliki lebar tidak melebihi setang, (b) tinggi muatan tidak melebihi 900 milimeter dari atas tempat duduk pengemudi, dan (c) barang muatan ditempatkan di belakang pengemudi," bilang Djoko.

"Mengendarai motor dan tak perhatikan faktor keselamatan diri dan orang lain, dapat dipidana dengan pasal 311 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan hukuman penjara maksimal 1 tahun dan denda Rp 3 juta," terang Djoko.

Batas kapasitas diperlukan untuk menjaga keseimbangan kendaraan selama perjalanan. Maka itu, sebaiknya dihindari berkendara menggunakan motor dan bawa angkutan berlebihan. Selain berbahaya bagi diri sendiri, juga bahaya untuk orang lain.

"Juga yang menentukan faktor kondisi dan kedisiplinan pengendara motor selama perjalanan. Perjalanan jarak jauh memerlukan kondisi tubuh dengan stamina yang prima bagi pengendara, sehingga memerlukan konsentrasi saat mengendara. Apabila pengemudinya mengantuk atau kurang konsentrasi karena kelelahan saat mengendara, maka sulit terhindar dari kejadian kecelakaan lalu lintas. Apalagi jika perilaku pengendara yang kurang tertib untuk mengikuti aturan dan rambu-rambu lalu lintas. Mitigasi sangat diperlukan karena rentannya penggunaan sepeda motor untuk perjalanan jauh," ungkap Djoko.

"Memang tidak ada larangan mudik menggunakan motor, tetapi jika ada alternatif lain sebaiknya dihindari. Pasalnya, mudik memakai motor, terlebih motor bermesin kecil, sangat berbahaya dan terlalu banyak risikonya. Apalagi kalau mudiknya berboncengan dan membawa anak pula. Sebaiknya dipikirkan dengan matang," saran Djoko.

"Tentunya, semua kendaraan memiliki risiko saat di jalan. Namun motor menjadi kendaraan yang paling berisiko atau rentan, karena tubuh kita tidak dilindungi oleh bagian kendaraan tersebut. Berbeda halnya dengan memakai mobil atau kendaraan lain, tubuh kita lebih terlindungi kalau terjadi kecelakaan di jalan,"tukasnya.




(lua/din)

Hide Ads