PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing mewaspadai dua masalah utama yang dianggap bisa mengganggu aktivitas produksi sepeda motor, yakni varian baru COVID-19 Omicron dan krisis chip.
Presiden Director & CEO PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Minoru Morimoto, mengatakan permintaan pasar sepeda motor garpu tala hampir menuju angka normal.
"40 persen turun (2020), pada tahun 2021 sudah kembali 30 persen. Jadi permintaan sangat tinggi. Sekarang dihadapi dengan pandemi varian Omicron. Ekonomi masih berhati-hati," kata Minoru Morimoto saat ditemui di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minoru mengatakan belum bisa memprediksi pasar ke depan seperti apa. Namun, satu hal yang dikhawatirkan ialah terkait kelangkaan chip yang bisa memengaruhi produksi sepeda motor.
"Sekarang Kita melihat masalah baru, yaitu chip. Setiap pabrikan tidak hanya Yamaha, menghadapi masalah yang sama. Kita tidak tahu, ini sangat sulit untuk melihatnya," ujar Morimoto.
Seperti diketahui sejumlah industri otomotif besar di Tanah Air khususnya roda empat juga terdampak kelangkaan chip, bahkan sempat menghentikan laju produksi.
![]() |
"Sekarang kita melihat masalah baru, yaitu (kelangkaan, Red) chip. Setiap pabrikan tidak hanya Yamaha, menghadapi masalah yang sama. Kita tidak tahu, ini sangat sulit untuk melihatnya," sambung Minoru.
Senada dengan hal itu, Executive Vice President Director YIMM Dionysius Beti mengatakan kelangkaan chip akibat pandemi memang kini menjadi masalah global.
Baca juga: Bos Yamaha: Bakat Vinales Oke, tapi.... |
"Sampai saat ini microchip ini masih tidak stabil di seluruh dunia. Kami produksi tidak bisa gaspol maksimum karena part ini mengganggu," ujar dia.
Namun begitu Beti tidak menjelaskan model Yamaha yang terdampak signifikan dari kelangkaan chip global tersebut.
Meski begitu, Morimoto mengaku masih optimistis menyambut 2022 meski melihat kendala di depan mata.
"Tetapi pasar tumbuh sangat kuat, kami masih percaya diri," kata Morimoto.
(riar/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini