Melewati trotoar pejalan kaki sampai melompati pembatas jalur busway dapat dilakukan ketika kondisi jalan dirasa sudah terlalu padat. Padahal perilaku berkendara seperti ini diintai oleh bahaya risiko tak terduga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebiasaan seperti itu muncul dari pemikiran dangkal yang berpikir bahwa dengan mengendarai sepeda motor berarti durasi perjalanan dari satu titik ke titik harus lebih cepat. Berlandaskan pemikiran seperti itu, unsur keamanan dan kenyamanan pun kerap diabaikan dalam mengendarai sepeda motor yang sering kali malah juga mengganggu pengguna jalan lain.
Untuk diri sendiri tentu fisik yang tak kuat bisa mengalami cedera jika motor menimpa tubuh pemilik motor. "Motornya sendiri merupakan bahaya karena tidak seimbang karena hanya punya 2 roda, risikonya jatuh. Bahaya motor yang berat, risikonya cedera fisik tentunya," ujar Reza.
Sedangkan untuk pengguna jalan lain, risikonya terjadi tabrakan dengan pengendara dari jalur lainnya.
"Bahaya melawan arah risikonya tabrakan, bahaya tidak menjaga jarak risikonya saling senggol dan terjatuh," tambahnya.
(rip/rgr)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain