Direktur Pusat Unggulan Iptek Sistem dan Kontrol Otomotif (PUI SKO) ITS Muhammad Nur Yuniarto, mengatakan pengembangan baterai itu merupakan kerja sama tiga pihak, yaitu Pertamina, UNS, dan ITS.
"UNS kebagian battery cell-nya, kami di ITS kebagian di battery pack sama swap untuk menukar baterai," kata Nur kepada detikOto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baterai itu murni dikembangkan di Indonesia. Baterai tersebut, kata Nur, diuji coba oleh ITS di platform motor listriknya.
"Mungkin kalau dibilang dites di Gesits kurang pas ya, karena Gesits kan belum masuk fase produksi. Jadi kami melakukan RnD dengan platform sepeda motor listrik yang kami miliki di ITS. Kami uji di platform itu baterainyta seperti apa, seberapa bagus dan sebagainya," ucap Nur.
"Jadi ini semangat sama-sama untuk Indonesia," sebutnya.
Sebelumnya, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko Pertamina Gigih Prakoso, mengatakan baterai merupakan isu penting bagi pengembangan kendaraan listrik Indonesia. Karena itu, teknologi pembuatan baterai menjadi bisnis yang strategis.
"Sebagai BUMN energi, Pertamina akan menjadi produsen baterai kendaraan listrik. Karena tanpa teknologi pembuatan baterai ini, Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi produsen negara lain," ujarnya.
Baterai ini menjadi energi yang ramah lingkungan yang menjadi pengganti energi fosil untuk kendaraan bermotor. Ini juga sejalan dengan agenda pemerintah untuk menggunakan listrik sebagai pengganti kendaraan bermotor ICE (kendaraan bermesin bakar) pada tahun 2040. (rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
Syarat Perpanjang SIM 2025, Wajib Sertakan Ini Sekarang
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar