Mobil LCGC dirancang dan dipasarkan untuk konsumen yang membutuhkan mobil murah, irit, dan fungsional sebagai alat transportasi utama. Tetapi penjualan LCGC yang turun mencerminkan kondisi ekonomi sehingga orang-orang lebih menahan untuk pembelian mobil.
"Tren penurunan penjualan mobil terutama segmen LCGC yang menjadi andalan kelas menengah-bawah memang mencerminkan kondisi ekonomi masyarakat yang semakin berat di saat ini ya," kata Pengamat Otomotif Yannes Pasaribu kepada detikOto, Senin (15/7/2025).
Yannes menambahkan kondisi ekonomi tidak menentu, misalnya inflasi tinggi, ancaman PHK, atau pertumbuhan ekonomi melambat bikin masyarakat menjadi lebih hati-hati dalam mengelola uang. Orang takut pendapatan mereka akan menurun atau tidak stabil, sehingga memilih menunda pembelian kebutuhan tersier seperti mobil.
"Kebijakan fiskal seperti kenaikan PPN menjadi 12% ditambah inflasi harga komponen, depresiasi rupiah, serta pungutan pajak daerah (opsen), semakin memperparah beban biaya pembelian kendaraan entry-level ini," jelas Yannes.
"Situasi ini diperumit tekanan ekonomi global yang menciptakan ketidakpastian tinggi, akibatnya mendorong masyarakat untuk menunda pembelian kendaraan baru dan cenderung untuk memilih alternatif mobil bekas atau meningkatkan tabungan mereka untuk belanja kebutuhan rumah tangga dan lainnya yang lebih mendesak," tambah Yannes.
Sudah 64.063 unit mobil LCGC dikirim ke dealer sepanjang semester pertama 2025, angkanya itu turun 28,5 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Secara bulanan, penjualan LCGC ambrol parah. Sebanyak 7.762 unit LCGC terdistribusi pada Juni 2025, sedangkan Juni 2024 itu LCGC dikirim sebanyak 15.252 unit. Artinya ada penurunan sebesar 49 persen.
Simak Video "Tips Anti Ketipu Beli Mobil Bekas Ala Inspector Mobil"
(riar/rgr)