Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat melontarkan pernyataan bahwa pembelian mobil bensin akan dipersulit. Begini tanggapan Mitsubishi sebagai APM yang masih menjual mobil bensin.
Belum lama ini Luhut mengaku akan mempersulit pembelian mobil berbahan bakar bensin di Indonesia. Luhut telah meminta pabrikan China memproduksi lebih banyak mobil listrik di Indonesia. Kemudian di saat bersamaan, pihaknya berupaya membatasi pembelian mobil bensin.
"Jadi kemarin waktu kita ke Tiongkok, kita sudah dorong supaya production mereka lebih banyak lagi. Dan kita juga secara bertahap akan mulai mempersulit, dalam tanda kutip, (pembelian) mobil bensin," ujar Luhut Binsar Pandjaitan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Director of Sales & Marketing Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Tetsuhiro Tsuchida menanggapi pernyataan Luhut tersebut. Tsuchida bilang, pihaknya tentunya akan menyesuaikan diri dengan kebijakan yang ada.
"Kami terus terang belum tahu itu kapan. Tapi dari segi line up kan sudah siap. Secara bisnis belum berubah. Dan kita memang selalu perhatikan," kata Tsuchida dalam kunjungannya ke kantor redaksi detikcom di Gedung Transmedia, Mampang Prapatan, Jakarta, Rabu (21/6/2023).
Namun, Tsuchida mengaku, pihaknya tidak ingin buru-buru meluncurkan mobil listrik. Menurutnya, banyak pertimbangan yang harus dilakukan sehingga konsumen tidak akan dikecewakan.
"Walaupun pemerintah kebanyakan mengatakan EV, tapi kalau kita keluarkan EV yang asal-asalan ya nanti customer-nya nggak senang," sebutnya.
Di kesempatan yang sama, Aditya Wardani, Head of PR and CSR Department PT MMKSI bilang pihaknya sebenarnya sudah memulai era elektrifikasi sejak 2019 lalu dengan meluncurkan Mitsubishi Outlander PHEV. Bahkan, akhir tahun ini Mitsubishi akan meluncurkan mobil listrik komersial Minicab MiEV. Namun, Adit menyoroti perkembangan fasilitas pengisian daya baterai kendaraan listrik yang kurang signifikan.
"Kalau Mitsubishi sendiri kan sebenarnya sudah prepare elektrifikasi itu mulai 2019 (melalui) Outlander PHEV, itu hybrid. Tapi sambil melihat situasi bahwa untuk dukungan infrastruktur berjalannya waktu ini progress-nya belum terlalu signifikan. Jadi memang pertimbangan produsen mobil Jepang ya nggak mau merepotkan konsumen juga nantinya. Tapi development-nya terus dilakukan," ungkap Adit.
Tujuan Luhut 'Persulit' Pembelian Mobil Bensin
Sementara itu, Luhut mengungkap alasan mengapa pihaknya berniat mempersulit pembelian mobil bensin. Menurut dia, kendaraan tersebut menghasilkan banyak emisi. Sementara kota-kota besar seperti Jakarta sedang bermasalah dengan kualitas udara yang buruk.
Dia berharap, dengan beralihnya masyarakat dari mobil bensin ke mobil listrik, polusi udara di kota-kota besar Indonesia bisa makin berkurang.
"Dengan demikian Jakarta ini air quality-nya makin baik. Sehingga, keluarga kita akan mendapat air quality seperti di negara tetangga kita," ungkapnya.
(rgr/dry)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP